Sunday, January 31, 2016

[Blog Tour] Review & Giveaway: Sesaat di Kebadian by Mezty Mez

Judul : Sesaat di Kebadian
Penulis : Mezty Mez
Penerbit : EnterMedia
Tebal : 136 halaman
Terbit : Oktober, 2015
Harga : Rp 42.000

SINOPSIS

Novel kedua Mezty Mez ini merupakan kelanjutan dari novel Hai Luka, di mana kisah cinta antara Rena, Dante, dan Alex masuk ke dalam babak baru hidup mereka.

Ini tentang seseorang yang istimewa di hatiku; seseorang yang tak bisa aku lupakan meski telah lama pergi. Ini juga tentang seseorang yang mampu membahagiakanku; seseorang yang tak bisa aku tinggalkan di babak kehidupan selanjutnya. Mungkin ceritaku ini sedikit berlebihan, tapi aku jujur menuliskannya. Bukankah tak ada yang lebih indah dari saling mencintai? Aku bisa jadi salah seorang perempuan yang beruntung di bumi ini, mungkin saja. Tapi tanpa mereka? Entahlah bagaimana aku jadinya. Apakah kamu tahu takdir tentang cinta yang paling menyakitkan itu apa? Jawabannya adalah kamu tidak ingin orang-orang yang mencintaimu patah hati lalu terluka. Kamu tak perlu setuju dengan jawabanku, karena cinta punya bahasanya sendiri. Percayalah, apa yang aku alami jauh lebih buruk dari sekadar patah hati. Sampai di sini, maukah kamu mendengar ceritaku selanjutnya?
--------------------------------
REVIEW

Bercerita mengenai Rena seorang gadis yang sedang menanti seseorang yang Dia cintai untuk menepati janjinya. Laki-laki tersebut bernama Dante. Laki-laki yang sudah lama mengambil hatinya. Laki-laki yang sudah lama mengisi hatinya paling dalam.

Saat Rena belum menjadi sosok wanita mandiri seperti sekarang, Dante melamarnya. Namun Rena tidak ingin selalu dilindungi Dante. Dia ingin mengejar mimpinya dulu. Kuliah dan bekerja. Sehingga nanti Rena dapat melindungi Dante. Karena itu lamaran Dante ditolaknya. Rena meminta Dante untuk mengejar mimpinya dahulu di Jepang lalu kembali ke sisinya saat Dante sudah tumbuh menjadi laki-laki yang dewasa.

Namun, saat hari yang dijanjikan itu tiba, Dante tidak kunjung datang. Dante tidak bisa dihubungi, seakan lenyap begitu saja. Rena bingung setengah mati. Bertanya-tanya ada apa dengan Dante. Setiap hari Rena pergi ke tempat yang dijanjikan Dante. Harapan Rena hanya simpel. Dante datang menepati janjinya.

Seseorang sahabat selalu berdiri disamping Rena menjalani hari-harinya yang tidak ada kepastian. Orang itu bernama Alex. Dengan sabar Dia menemani Rena. Sampai suatu rahasia besar Alex terima dan Dia tidak tahu bagaimana caranya untuk mengatakan hal itu pada Rena.

"Semakin besar rasa cinta, semakin besar pula tragedinya ketika cinta itu berakhir." (halaman 87)
--------------------------------
Saat aku ditawari untuk kerjasama dalam rangkaian blog tour buku ini, aku mengambil resiko yang tinggi. Jujur saja, aku mengenal penulis lewat layar kaca. Dulu Mezty tergabung dalam sebuah girlband dimana lagunya sering diputar dimana-mana. Lalu sekarang Mezty menulis? hmmm...
Aku penasaran ingin mengenal tulisannya.

Rasa penasaranku terungkap saat mulai membaca buku ini. Aku tidak tahu kalau novel ini merupakan sekuel dari novel sebelumnya berjudul: Hai, Luka. Sedangkan aku belum membaca novel pertamanya tersebut. Sempat merasakan takut akan tidak bisa mengikuti alur cerita di buku keduanya ini, namun aku salah. Aku dapat mengikuti cerita Rena dan penantiannya.

Novel ini tipis, jujur saja. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk segera selesai membacanya dalam sekali duduk. Tampilan packed cukup baik. Kualitas kertas dan covernya baik. Hal tersebut menjadi poin plus untuk novel ini.

Menggunakan sudut pandang ketiga mampu membuatku ikut mengikuti bagaimana Rena dan kesedihannya. Alur maju mundur yang diberikan juga tidak membuat aku bingung akan keutuhan cerita.

Menjelang ending cerita, ada twist yang sempat aku kira-kira saat membaca kisah ini dari awal. Namun tetap membuatku takjub akan twist tersebut dan bertanya: Ada buku ketiganya?
Aku penasaran sih kalau akhirnya cerita ini ada buku ketiganya.

Namun disemua poin plus akan buku ini, aku menemukan typo di dalamnya. Aku mencatatnya untuk bahan koreksi penerbit di cetakan selanjutnya:

"..... tak pernah pergi sedikitipun meninggalkan bumi." (halaman 33)
Kata sedikitipun seharusnya sedikitpun

Typonya sepele memang, namun kalau diperbaiki akan membuat novel ini semakin cantik.  

Sebagai pembaca yang baru mengenal tulisan Mezty, aku dapat menikmati bagaimana gaya Mezty bercerita. Bahasanya ringan sehingga membuat novel ini dapat dijadikan pilihan untuk mengisi waktu senggang.

Overall,aku menunggu Mezty mengeluarkan buku terbarunya kembali. Mungkin dengan menerbitkan seri ketiga dari buku ini? ^^

  


Selamat membaca dan mengenal tulisan Mezty!

Regrads,
APRL
--------------------------------------
GIVEAWAY TIME!

Yey! Kali ini bekerjasama dengan penerbit Entermedia ingin memberikan 1 eks novel ini secara gratis. Mau?
Caranya mudah banget:

1. Kamu harus berdomisili di Indonesia

2. Follow blog ini via email atau GFC (Pilih salah satu saja)

3. Follow akun twitter @EnterMedia3 , @OnlyMezty dan @aprlboanarges , lalu mention ketiga akun tersebut dengan mempromosikan giveaway ini menggunakan hastag #SesaatDiKeabadian

4. Jawab pertanyaan dibawah ini di kolom komentar dengan format: Nama, domisili, akun twitter, link share dan jawaban kamu
"Seberapa lama kamu akan menunggu janji dari seseorang yang kamu cintai? Akankah kamu menyerah kalau janji itu tidak kunjung datang?"
5. Giveaway ini akan berlangsung pada tanggal 31 Januari 2016 - 4 Febuari 2016 pukul 23:59. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 12 Febuari 2016 di blog www.ach-bookforum.blogspot.co.id atau pantau akun twitter @Bintang_Ach dan @aprlboanarges untuk mengingatkan kamu jika lupa.

6. Pemenang tidak dipilih secara random namun dilihat berdasarkan jawaban yang masuk. So, jawablah semenarik mungkin ya..

(PS: Pastikan kamu untuk mengikuti semua syarat yang diberikan karena aku menghitungnya)

GOOD LUCK!

Regrads,
APRL

26 comments:

  1. Hai, aku ikutan GA-nya Mbak.. :D

    Nama:Rizki Wulandari Madfia
    Domisili:Kota Jambi
    Akun twitter: @blogpostrizki
    Link share: https://twitter.com/BlogpostRizki/status/693671273759535104

    Jawaban:
    Aku akan menunggu hingga tanggal/waktu kesepakatan perjanjian tersebut. Jika lewat dari tanggal tidak juga ditepati maka aku akan toleransi hingga sebulan sambil mencari tahu/mencari penjelasan mengapa dia mengabaikan janjinya. Jika tidak kunjung ada titik terang, akan aku lepaskan dan melanjutkan hidup. Kemudian setelah aku melanjutkan hidup, dia baru datang dan membawa penjelasan yang masuk akal, aku serahkan semuanya kepada takdir. Bagaimana pun di dalam sebuah hubungan harus ada 2 orang yang saling mencintai. Dan cinta butuh pembuktian bukan hanya janji. #tsaahh..

    Haha, wish me luck. Sukses buat GA-nya Mbak. :D

    ReplyDelete
  2. Nama : Alifa Nanda Tarina
    Domisili : Palangkaraya, Kalimantan tengah
    Akun Twitter : @_alifananda
    Link share : https://mobile.twitter.com/_alifananda/status/693673562259914752?p=v
    Jawaban : Kalo untuk yang saya cintai, saya akan menunggu sampai akhir nafasku. Dan tidak akan menyerah... Aku selalu akan menunngu janji itu hingga akhir nafasku, meskipun janji itu takkan datang. Karena aku selalu percaya bahwa sebuah penantian itu selalu berakhir menyenangkan atau Indah.

    ReplyDelete
  3. Nama: Fitra Aulianty
    Domisili: Pekanbaru
    Twiiter: @fira_yoopies
    Link: https://twitter.com/fira_yoopies/status/693678562138689536

    Semua orang punya batas waktu, semacam deadline pribadi.
    Selama rasa sayang dan keyakinan dia akan datang itu sangat kuat, aku bakalan nunggu. Apalagi kalo dia orangnya tepat janji, aku pasti bela-belain nunggu.
    Tapi ada beberapa hal yang bikin menunggu itu jadi hal yang menyakitkan.
    1. Hati kita nyuruh nunggu, sampai gak mau gerak, gak mau ngelakuin apa pun. Itu menunggu yang merugikan diri sendiri.
    2. Menunggu bikin ego kita jadi tinggi, mikir, ngapain coba nunggu? Dianya aja entah ingat, entah gak. Gara-gara mikir itu kita jadi emosian. Itu menunggu yang merugikan diri sendiri dan lingkungan.

    Ya malah kadang-kadang karena nyesek nunggu, nangis mulu deh. Itu juga bagian mengerikan dari menunggu.
    Seberapa cinta pun itu, gak perlu harus sampai ngorbanin semuanya. Menunggu itu soal susah, apalagi menunggu orang yang kita cintai, banyak hal yang bikin kita lost control, antara percaya atau ragu.

    Intinya aku masih bisa nunggu kalau efeknya gak parah. Dan aku bakalan tetap nunggu selagi dia ngasih tanda kalau dia ingat sama janjinya.

    ReplyDelete
  4. Nama: Wika Agustina
    Domisili: Medan
    Twitter: @agstnwika
    Link share: https://twitter.com/agstnwika/status/693750722786033664

    Saya akan terus menunggu janji tersebut sampai dia menepatinya. Karena saya merupakan tipe cewek yang setia. Jika saya sudah cinta dengan seseorang saya akan sangat menjaga hati saya dan setia dengannya. Termasuk jika dia berjanji. Saya akan menunggu sampai dia menepatinya.
    Dan jika janji tersebut tak kunjung datang, dengan sekuat hati saya akan tetap menunggu meskipun kedengarannya "bodoh" karena menunggu sesuatu yang tidak pasti. Namun hal itu adalah sebagai pembuktian bahwa saya memang benar-benar mencintai dia dan akan terus menunggunya hingga dia menepati janjinya.

    ReplyDelete
  5. Nama: David Arifka
    Domisili: Pekalongan
    Akun Twitter: @arifka_73
    Link share: https://twitter.com/arifka_73/status/693761751523811329?p=v

    "Seberapa lama kamu akan menunggu janji dari seseorang yang kamu cintai? Akankah kamu menyerah kalau janji itu tidak kunjung datang?"

    Jawabnya ada di ujung langit. Haha...
    Akan aku tunggu janji itu sampai kapanpun. Meskipun terdengar sangat payah tapi aku percaya bahwa seseorang yang aku cintai ini akan menjadi sahabat surgaku.... Dan aku percaya bahwa dia mampu menepati janjinya karena dia sangat istimewa...... Ya kuncinya hanya percaya dan yakin. Akan kutunggu janjimu sampai kapanpun. Terimakasih.

    ReplyDelete
  6. Ten | Yogyakarta | @ten_alten
    https://twitter.com/ten_alten/status/693813553124347904

    "Seberapa lama kamu akan menunggu janji dari seseorang yang kamu cintai? Akankah kamu menyerah kalau janji itu tidak kunjung datang?"

    sampai waktu perjanjian.
    kalo cuma janjian pergi ke mana gitu, kalo dia nggak dateng ya udah tinggal pulang..
    tapi kalau janji yang berhubungan dengan komitmen dan masa depan bersama, itu beda cerita.
    ketika dia berjanji, akan kupastikan batas waktu perjanjian. kalau dia tidak datang hingga batas waktu tersebut, aku akan pergi.. karena aku juga punya hidupku sendiri.
    dengan menunggu hingga batas waktu perjanjian, itu berarti aku sudah memberi dia kesempatan. tapi kalau dia nggak juga datang, aku akan tanya alasannya. jika alasannya bisa kuterima, aku akan mempertimbangkannya. tapi kalau alasannya tidak bisa kuterima, berarti dia menyia-nyiakan kesempatan yang kuberikan.
    masih banyak ikan di laut. jangan habiskan hidupmu menunggu seseorang yang tidak pasti, karena hidup ini juga harus melihat realita.. :D

    itu menurutku, tapi orang punya pendapatnya masing-masing.. ^^/

    ReplyDelete
  7. Nama: Kiki Suarni
    Kota: Batubara
    Twitter: @Kimol12
    Link:https://mobile.twitter.com/Kimol12/status/693884408068091904

    Jawaban:

    Kalo aku sih, tetap menunggu tapi dengan ikhlas. Dalam artian menunggu tapi tetap menjalani hidup seperti biasa. Berharap sih, berharap ya dia bakal nepatin janji. Tapi kalo sekian lama gak kunjung datang, aku sih ikhlas. Lepaskan aja. Mungkin dia bukan jodoh dan mungkin Tuhan udah nyiapin yang lbh baik. Toh waktu terus berjalan dan hidup terus bergerak maju. Buat apa nunggu yang gak jelas walau kita cinta. Cuma nyiksa diri sendiri. Let it flow aja dan ikhlas.

    Terima kasih.

    ReplyDelete
  8. Nama: Aulia
    Domisili: Serang
    Twitter: @nunaalia
    Link share: https://twitter.com/nunaalia/status/694061968357863424

    "Seberapa lama kamu akan menunggu janji dari seseorang yang kamu cintai? Akankah kamu menyerah kalau janji itu tidak kunjung datang?"
    Jawaban:
    Aku akan menunggu sampai batas waktu janji yg dia ucapkan. Kalau sampai waktunya tiba dia belum menepati janjinya, aku akan menanyakan kepastiannya, jika dia tidak bisa memberikan kepastian, mohon maaf, aku tidak akan menunggu lagi. Penantianku akan janjinya selama ini sudah cukup membuktikan kesetiaanku. Sekarang waktunya bagi dia untuk membuktikan janjinya.

    ReplyDelete
  9. Ulfa Nursyifa l Purwakarta, Jawa Barat l @ulfaminha
    https://mobile.twitter.com/ulfaminha/status/694064169562279936?p=v

    "Seberapa lama kamu akan menunggu janji dari seseorang yang kamu
    cintai? Akankah kamu menyerah kalau
    janji itu tidak kunjung datang?"

    Selama cintanya masih merasuki hatiku. Bunga yang terlalu lama tak disiram akan layu. Begitupun aku, jika sendiri terus menerus tanpa ada komunikasi, rasa cinta itu akan melemah. Setiap apapun itu yang diciptakan Allah, ada batas waktunya, termasuk waktu itu sendiri. So, sedalam-dalamnya cinta akan ada kadaluarsanya jika tidak dirasakan oleh pemiliknya. Bukan menyerah, hanya saja mungkin akan berpindah.

    ReplyDelete
  10. Nama : Devira Andrawina
    Domisili : Bekasi
    Twitter : @devira7117
    Link share : https://twitter.com/devira7117/status/694080019245608960

    "Seberapa lama kamu akan menunggu janji dari seseorang yang kamu
    cintai? Akankah kamu menyerah kalau
    janji itu tidak kunjung datang?"

    Aku akan menunggu sesuai dengan waktu yang dijanjikan, tentu saja. Tetapi jika ia tak kunjung datang,aku akan menunggu dengan semampuku. Karena aku hanya manusia, memiliki batas dan setiap manusia pasti memiliki titik terendah dimana ia akan menyerah jika penantiannya tidak dihiraukan.

    Terimakasih, wish me luck^^

    ReplyDelete
  11. Nama: Dian Maharani
    Domisili: Kota Bengkulu
    Akun Twitter: @realdianmrani93
    Link Share:
    https://twitter.com/realdianmrani93/status/694188219739430912

    "Seberapa lama kamu akan menunggu janji dari seseorang yang kamu cintai? Akankah kamu menyerah kalau janji itu tidak kunjung datang?"

    Selama-lamanya. Walaupun aku harus menyerah atas cintaku padanya dan berpaling pada orang lain. Namun ingatlah, bahwa cinta tak harus memiliki. Tentu dia mempunyai alasan mengapa tak datang padaku disaat-saat aku menunggu dan aku pun memiliki alasan mengapa aku berpaling dari cintanya. Semua itu akan terucap saat waktunya tiba :)

    ReplyDelete
  12. Nama: Shelly Fw
    Domisili: Bandung
    Akun twitter: @shelly_fw
    Link share: https://twitter.com/shelly_fw/status/694222408757018624

    Jawaban:

    Seandainya orang yang kucintai berjanji untukku, aku ingin berusaha untuk setia, tapi bukan berarti 'buta' dengan fakta. Dengan kata lain, aku akan menunggu sepanjang janji itu masih dimungkinkan untuk ditepati. Kalaupun kira-kira sudah menunggu lama (mencapai tahunan) namun orang tersebut menghilang tanpa kabar atau semacamnya ya aku nggak bisa nunggu lagi. Bukan berarti menyerah, tapi lebih tepatnya menanggap janji itu nggak pernah ada dan kurasa fakta yang ada di depan mata adalah yang terbaik (halah). Singkatnya sih, aku berpegang pada prinsip 'cinta itu berupa tindakan, bukan perjanjian.'

    ReplyDelete
  13. Nama: Didi Syaputra
    Domisili: Tembilahan, Riau
    Twitter: @DiddySyaputra
    Link Share: https://mobile.twitter.com/DiddySyaputra/status/694246927802695682?p=v

    Selama janji tersebut tidak hanya diutarakan lewat kata-kata namun tindakan yang nyata. Jika hanya berwujud kilahan semu tanpa kabar menentu yang pastinya takkan berujung temu, ya alhasil akan kuputuskan untuk beranjak menjauh dan tidak lagi bersemayam menunggu. ;D

    ReplyDelete
  14. Nama: Emma
    Domisili: Inhu
    Akun twitter: @EmmaNoer22 Link share:
    https://mobile.twitter.com/EmmaNoer22/status/693627880186613760?p=v

    jawaban:
    Sampai orang yg aku cintai itu mengatakan kami berhenti saja/ hubungan kita sampai disini saja, kalau memang dia tidak ingin melanjutkan janjinya. Maka saat itu aku akan melepasnya.


    "Saat Rena belum menjadi
    sosok wanita mandiri seperti
    sekarang, Dante
    melamarnya. Namun Rena
    tidak ingin selalu dilindungi
    Dante. Dia ingin mengejar
    mimpinya dulu. Kuliah dan
    bekerja. Sehingga nanti
    Rena dapat melindungi
    Dante. Karena itu lamaran
    Dante ditolaknya. Rena
    meminta Dante untuk
    mengejar mimpinya dahulu
    di Jepang lalu kembali ke
    sisinya saat Dante sudah
    tumbuh menjadi laki-laki
    yang dewasa.
    Namun, saat hari yang
    dijanjikan itu tiba, Dante
    tidak kunjung datang. Dante
    tidak bisa dihubungi, seakan
    lenyap begitu saja. Rena
    bingung setengah mati.
    Bertanya-tanya ada apa
    dengan Dante. Setiap hari
    Rena pergi ke tempat yang
    dijanjikan Dante. Harapan
    Rena hanya simpel. Dante
    datang menepati janjinya."

    :"3 cerita Rena ini kok ngenyes banget sih kak, dulu ada yg mau serius dan saat aku bilang aku mau kerja dulu aku mau jadi wanita mandiri yg sukses dulu dan bahagiain orang tuaku dulu sebelum nantinya kejenjang hubungan yg serius, dia mau menunggu satu tahun lagi. Tahu enggak apa yang terjadi tahun berikutnya, kami nggak bersama lagi. Dan setahun berikutnya dia kirim surat undangan ke rumahku dan menikah dg orang lain. '-'

    ReplyDelete
  15. nama: hapudin
    domisili: cirebon
    akun twitt: @adindilla
    link share: https://twitter.com/adindilla/status/694458169049747457

    jawaban: Sebagai pria, saya tidak akan menanti janji dari perempuan. Selain mengajarkan pada si perempuan tentang pentingnya menepati janji, dengan tidak menunggu janji dia akan membuktikan nilai si perempuan. Perempuan baik akan sadar betul dengan arti "janji". Memang kehidupan tidak ada yang tahu. Namun selalu ada cara untuk mengkabarkan jika memang tidak bisa menepati janji. Apalagi saat sekarang, teknologi bisa memperantarai cara tersebut. Yang saya pahami "Janji itu hutang". Dan sebaiknya tidak bermain-main dengan yang namanya janji.

    ReplyDelete
  16. Nama : Christina A. S.
    domisili : Bekasi, Jawa Barat
    akun twitter : @aiiuchristina
    link share : https://twitter.com/aiiuchristina/status/694534918831890432

    Cinta selalu datang dan pergi, datang tanpa diundang pergi tanpa harapan. Ketika harapan itu masih tersimpan mungkin aku akan menunggunya sampai tenang. Setenang sungai yang mengalir pada akhirnya akan ada muara diujungnya.
    Ujung waktu itulah, aku akan menunggu sampai hatiku benar-benar merelakannya pergi.
    Lalu bagaimanakah aku tahu hatiku siap merelakan?
    Ketika aku melihat langit yang masih terus berjuang menghalau awan gelap dan mengatakan segalanya baik-baik saja.
    Mungkin ketika waktu merelakan itu, dia yang telah mengisi hati terdalam datang dan menggoyahkan iman, tapi aku yakin bahwa penantianku selama itu membuahkan hasil, yaitu ketegaran bahwa dia yang telah pergi tanpa harapan kembali harus direlakan.

    ReplyDelete
  17. Nama : Nova Indah Putri Lubis
    Domisili : Medan
    Twitter : @n0v4ip
    Link Share : https://twitter.com/n0v4ip/status/694766195845656577

    Saya akan menunggu dia sampai sampai saya tidak sanggup lagi untuk menunggu... Dan jika ternyata, dia tetap tak kunjung datang meski saya menunggu lewat waktu yang ditentukan, saya akan memilih untuk menyerah dan memilih berhenti menunggunya. Bukan karena saya tidak cinta lagi, tapi sampai kapan saya harus menunggu dalam ketidakpastian sementara saya harus tetap melanjutkan hidup saya. Ditambah lagi saya sebagai seorang wanita, usia itu merupakan faktor paling penting. Saya tidak mungkin terus menunggunya dan memilih untuk tidak menikah. Dan bahkan jika saya menunggu dalam rentang waktu yang cukup lama, kemungkinan usia saya bisa menginjak angka 30 yang itu artinya sudah mulai pada tahap kurangnya produktivitas untuk mengandung. Jadi, sebesar apapun rasa cinta saya, jika ternyata tetap tidak ada kepastian darinya, saya lebih memilih untuk tidak menunggunya lagi dan melanjutkan hidup saya. Saya yakin, jika pun suatu hari nanti dia kembali dan melihat saya sudah berhenti menunggunya, saya yakin jika dia asih mencintai saya saat itu, dia pun akan mengerti bahwa itu demi kebaikan kami berdua... :')

    Terima Kasih April ^^

    ReplyDelete
  18. Nama:Muthia B
    Domisili:Lampung
    Akun twitter: @tiarizee
    Link Share: https://twitter.com/tiarizee/status/694867349392863232

    Aku ga mau naif kak.Kalau memang orang yang aku cintai benar-benar akan kembali dengan membawa janji yang ia ucapkan dan bukan hanya bualan semata, aku akan setia menunggu. Aku akan pastikan itu dan terus menunggu sampai titik akhir perjuanganku. Tapi hidupku, tidak mungkin terus berotasi disekitarnya, yang tidak kunjung memberi kepastian. Sebutlah aku wanita yang tidak sabar menunggu, tapi hey! Aku sudah 'lumayan lama' mencicipi kerasnya kehidupan, dan sebuah perkataan yang diembel-embeli dengan sebutan 'janji' terkadang membuatku muak. Ada kalanya kita harus melangkah mundur, jika memang kepastian itu tak kunjung datang. Untuk apa kita tenggelam dalam ketidakpastian yang terus menerus malah membuat kita jenuh dan frustasi? Bukan berarti tak setia, tapi hanya belajar untuk realistis dalam menilai kehidupan. Kita juga harus melanjutkan hidup. Ini bukan negeri dongeng dimana kita bisa duduk manis menanti sang pujaan hati kembali dari perantauannya. Bersyukurlah kalau memang janji itu dipegang teguh oleh orang yang kita cintai. Tapi bagaimana jika tidak? siapa yang ingin bertanggung jawab atas kesakitan hati seseorang? Bukankah hidup memang mengajarkan kita untuk menerima dan mengikhlaskan?

    ReplyDelete
  19. Nama : Niki Saka
    Domisili : Sidoarjo
    Twitter : nikisaka
    Link share :
    https://mobile.twitter.com/nikisaka/status/694908701686149123?p=v

    "Seberapa lama kamu akan menunggu janji dari seseorang yang kamu cintai? Akankah kamu menyerah kalau janji itu tidak kunjung datang?"

    Firstly, aku suka pertanyaannya. Waktu itu nggak bisa diukur karena kita nggak tahu kapan kita berhenti bernapas. So, aku ngga bisa nunggu lama sementara waktu bisa kapan aja mengambil kesempatan kita. Kecuali orang yang kita tunggu memang berusaha menepati janjinya. Usahanya mestilah kelihatan berproses, ngga cuma omong doang apalagi ngga punya target jelas kapan mau dipenuhin. Kereta aja ada versi cepatnya, kalau orang yang kita tunggu janjinya berbelit-belit kita hanya akan menghabiskan banyak waktu dan bahan bakar. Realistis aja, kita bakal marah, eneg, kecewa kan kalau dulu pas pemilu ada yang mulutnya berbusa-busa bikin janji inilah itulah yang akan direalisasikan dalam waktu sekian-sekian. Lalu nyatanya kita terpaksa nunggu sampai kesempatan itu habis.

    ReplyDelete
  20. Nama: Alief Nartama Kurniawan
    Domisili: Pacitan, Jawa Timur
    Akun Twitter: @ALiefNK
    Link Share: https://twitter.com/ALiefNK/status/694905479554707456

    "Seberapa lama kamu akan menunggu janji dari seseorang yang kamu cintai? Akankah kamu menyerah kalau janji itu tidak kunjung datang?"

    Apabila janji itu seperti apa yang dijanjikan Dante kepada Rena, aku akan berusaha menunggunya sampai janji itu terpenuhi. Namun, lain cerita jika pada akhirnya seseorang yang memberi janji menghilang tanpa kabar atau melupakan janjinya (maklum janji = hutang, dan hutang = lupa), sedangkan di sisi lain ada seseorang yang juga menunggu (semacam Alex). Tentu saja butuh waktu membuka hati untuk hati yang lain. Karena kebahagiaan harus dicari dan tidak cukup hanya dengan menunggu janji yang tak pasti.

    ReplyDelete
  21. Nama : Yeyen Nursyipa
    Twitter : @YeyenNursyipa
    Email : 20yeyennursyipa@gmail.com
    Link Share : https://twitter.com/YeyenNursyipa/status/694936563222876160

    Seberapa lama kamu akan menunggu janji orang yang kamu cintai? Akankah kamu menyerah?

    Aku akan menunggu hingga aku lelah menunggu. Bagaimanapun dia orang yang pernah ku cinta, aku percaya dia akan menepati janjinya.

    apa akan menyerah? Tentu. Tapi setelah aku mencoba mengingatkan janji yang telah dibuat. Bukan maksudku untuk terus menagih janji, tapi bukankah sudah menjadi hakku untuk meminta? Jika ia terus mengelak dan telah lelah aku mengharap, aku menyerah.

    dan mungkin benar apa yang dikata Pramoedya “memang manusia terlalu sering bertepuk hanya sebelah tangan..”

    ReplyDelete
  22. Nama : Agatha Vonilia Marcellina
    Domisili : Jember
    Akun twitter : @Agatha_AVM
    Link share : https://twitter.com/Agatha_AVM/status/695056670704033792

    Sampai akhir hayat, aku akan menunggunya seperti dandelion yang dengan setia menunggu sang angin untuk membebaskan dirinya. Aku tidak akan lelah menunggumu. Aku percaya dan yakin kau pasti akan kembali padaku. Janji yang diucapkan di bawah bintang-bintang dan bulan sebagai saksi adalah janji seumur hidup. Aku tahu kamu tidak akan pernah mengingkari janji tersebut karena bagiku janjimu adalah hartaku. Aku akan tetap bersemangat menjalani hidup dan demi kamu juga. Aku tidak akan menyerah. Aku ingin kamu tersenyum cerah padaku dan bangga padaku saat kita bertemu. Cinta ini akan terus mengalir sambil terus berpegang pada janjimu.

    ReplyDelete
  23. Nama: Rhena Indria
    Domisili: Bandung
    akun twitter: @indriaHR
    Link share: https://mobile.twitter.com/indriaHR/status/695093089216524290?p=v

    Ya, aku akan menunggu, bagaimanapun, kami telah berjanji. Jika aku memang tak mau dan tak sanggup menunggu, aku lebih memilih untuk mengatakannya di awal sebelum janji itu dibuat. Karena jika aku berjanji artinya aku harus menepati, tentu saja aku akan menunggunya sesuai janji yang telah disepakati.
    Jika tak kunjung datang?
    Realistis saja, jawabanku bergantung pada apakah ia merupakan orang yang masih layak dan pantas untuk ditunggu. Dalam hal apapun, aku selalu membuat plus minusnya dari sesuatu yang akan aku putuskan. Termasuk untuk yang satu ini, aku akan melakukannya juga. Apa untungnya jika aku menunggu? Bagaimana ruginya jika aku tetap menunggu? Aku akan menghitung mana yang lebih baik.
    Bagaimanapun aku mencintainya, untuk apa ditunggu jika ia bukan orang yang layak untuk aku tunggu, apalagi jika ia bahkan sama sekali tak mengingat janjinya, aku juga punya duniaku sendiri, aku juga punya hak ku sendiri. Jadi, untuk apa menunggu seseorang yang tak layak ditunggu? ;)

    ReplyDelete
  24. Nama : Rigita Cahyani
    Domisili : Tegal
    Twitter : @Rigita2110
    Link share : https://twitter.com/Rigita2110/status/695207895584022528

    Janji yang tak kunjung datang? Itu sakit bgt.
    Kalo aku akan berusaha menunggunya, bagaimanapun dia udah janji. Janji adalah hutang, dan hutang harus dibayar. Dia kan laki2, masa iya harus ingkar janji (itu sh kalo dia gentleman).
    Eh inget loh, menunggu itu membosankan. Menunggu selama beberapa menit aja udah sebel, menggerutu ini itu. Gimana kalo bertahun-tahun?
    Aku bukan tipe orang yang suka menunggu lama, tp untuk orang yg dicintai neda lagi. Selalu yakinin dalam hati kalo laki2 itu bakalan kembali dan inget sama janjinya. Seorang laki-laki yang baik itu tidak akan membuat perempuan menunggu lama tanpa kepastian :)

    Thanks kak april, kak mez

    ReplyDelete
  25. Nama: Wiwin Parlina
    Twitter: @parlinawi
    Alamat: Lombok Timur. NTB
    Link Share: https://mobile.twitter.com/ParlinaWi/status/694831766859689984

    "...akankah kamu menyerah jika janji itu tidak kunjung datang?"

    Berbicara tentang cinta dan penantian terkadang melahirkan luka. Memutuskan untuk menunggu ibarat menanam benih luka. Semakin hari ia semakin tumbuh namun justru tak jarang menambah sesak.

    Pilihan yang paling dekat ketika menunggu semakin menyakitkan adalah melupakan. Namun melupakan sendiri adalah proses yang juga sama menyakitkannya dengan menunggu.

    Jika menunggu membuat kita terluka karena pengharapan yang kian "menua" maka melupakan membuat kita terluka karena harus "membunuh" harapan-harapan itu.

    Tapi... dibanding dua luka ini, ada hal yang lebih menyakitkan,yakni berada diantara keduanya. Tidak memilih dan memutuskan.

    Saya pribadi akan memilih melupakan dan tak menunggu. Pilihan ini sekalipun menyakitkan tapi menjanjikan saya untuk melanjutkan hidup. Karena bukankah cinta itu menghidupkan?

    Maka memilih untuk move on dan bahagia menurut saya lebih baik dari pada memilih menunggu sesuatu yang tak pasti dan menuakan harapan.

    Jika suatu ketika entah kapan yang berjanji kembali dan menggugat, ia tak bisa menyalahkan. Saya telah menenuhi janji untuk menunggu... ia lah yang ingkar untuk datang tepat waktu. Bukankah waktu dan luka luka saya cukup sebagai saksi?

    Sekian pendapat saya. Thanks.

    ReplyDelete
  26. Nama: Leny
    Domisili: Rantau Kal-Sel
    akun twitter: @Lenny66677291
    link share: http://mobile.twitter.com/Lenny66677291/status/695268178209873925
    Aku akan menunggu sampai batas waktu yang dijanjikan. Kalau sampai batas waktu tersebut dia juga tak kunjung datang, aku mungkin akan menyerah. Karena aku butuh kepastian dan tidak mungkin hidup ini hanya dihabiskan dengan menunggu hal yang tak pasti.

    ReplyDelete