Review: Kembar Dizigot By Netty Virgiantini

Sunday, August 30, 2015

Judul : Kembar Dizigot
Penulis : Netty Virgianti
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 200 halaman

Nadhira stres berat ketika pergelangan tangan kanannya cedera akibat ulah Kemal, si Onta Padang Pasir! Ke mana-mana ia harus menggendong tangannya yang dibalut slab gips. Apa-apa pun harus dibantu. Yang lebih menyakitkan, Ayah melarangnya pacaran dengan Narotama, dan kesempatan itu justru dimanfaatkan oleh kembarannya, Bashira, untuk mendekati cowok yang sama-sama mereka sukai itu. Nggak fair! Dasar saudara kembar pengkhianat! Mentang-mentang Bashira lebih cantik dan lebih pintar, ya?

Ketika tangannya sembuh, Nadhira semakin galau mendapati kenyataan ia tak bisa menggambar seperti dulu lagi. Arggh… ternyata begini risikonya jatuh cinta, cemburu, patah tangan sekaligus patah hati kuadrat. Sakitnya nggak cuma di sini—menunjuk dada—tapi di mana-mana.

Untung ada anak-anak “Pintu Belakang” yang terus menyemangati Nadhira berlatih. Hingga akhirnya ia punya kesempatan membalas dendam lewat ilustrasi di majalah sekolah. Ia bertekad membuat Bashira dan Narotama bertekuk lutut!


Review

Masih lanjutan cerita tentang saudara kembar Nadhira dan Bashira dari buku sebelumnya berjudul: Lho, Kembar Kok Beda?
Nadhira dan Bashira saudara kembar tapi beda wajah dan karakter. Jika di buku sebelumnya diceritakan tangan Nadhira patah, di buku ini lah lanjutan kisah itu dimulai.

Sejak insiden melukai Nadhira, Kemal tidak lagi berbuat jahil padanya. Kemal justru memberikan perhatian pada Nadhira. Hal itu sempat membuat kebingungan Nadhira, karena tidak mau membuat Tama cemburu.
Seakan patah tangan yang dialami Nadhira tidak cukup, Dia harus melihat Tama semakin dekat dengan kembarannya Bashira, Padahal Ayahnya sudah memberikan ultimatum kalau mereka tidak boleh pacaran. Ternyata perlakuan itu tidak berlaku pada Bashira. Tama dan Bashira semakin dekat.

Semakin sakit hati melihat kedekatan Tama dan Bashira,namun Nadhira tetap tidak menunjukannya di depan kembarannya Bashira. Dia mau Bashira bahagia, walau jauh dalam hatinya memendam kekesalan lebih pada Bashira.

Ternyata cinta tidak bisa dipaksakan.

Seri kedua ini menurut ku biasa aja. Jauh lebih menarik buku pertamanya. Dimana aku sangat bisa kesel dan senyum-senyum sendiri gitu bacanya.
Di seri kedua ini lebih diceritakan bagaimana liciknya Bashira, dan bagaimana Nadhira bisa berlapang dada memaafkan orang-orang yang menyakiti hatinya.

Ada pesan moral yang ingin diberikan, yaitu remaja sekarang jika mempunyai masalah, curhatlah kepada orang yang dapat memberikan solusi dan arahan untuk semakin lebih baik. Seperti Nadhira bercerita tentang kegalauan hatinya kepada guru BP nya.

Suka sekali sama penggambaran Nadhira yang peduli sama saudaranya. Walaupun kembarannya sudah menyakiti hatinya, tapi hal tersebut tidak mengurangi ikatan persaudaraan keduanya. Suka sekali bagaimana akhirnya kedua anak kembar itu jadi semakin dekat.

Cukup shock sih gitu tau watak Bashira digambarkan dalam cerita ini. Bukannya di seri pertama Bashira itu anak yang rajin dan banyak teman? Di seri ini semakin dijelaskan kalau dia tidak bisa menerima kekalahan.

Hilangnya Kemal juga tidak digambarkan dengan baik sama penulisnya. Kayaknya lebih menarik aja gitu diceritakan kenapa Kemal tiba-tiba menjauh. Karena tokoh bad boys akan selalu menjadi idola tersendiri dalam sebuah cerita.

Rada aneh saat Bashira justru malah melirik Raven.
Tidak ada interkasi sebelumnya, hanya karena karikatur dalam sebuah majalah sekolah yang dibuat Nadhira, Bashira malah tertarik sama Raven.
Aneh aja sih..

Aku menemukan 1 kata typo dalam novel ini. Sangat tidak mengganggu jelas.
Semoga ke depannya aku masih bisa menikmati karya Mbak Netty dengan cerita ringan dan menarik lagi.

Untuk kisah si kembar, 3* aku berikan.

0 komentar:

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.