Review: My Better Half by Indah Hanaco

Wednesday, September 9, 2015

Judul : My Better Half
Penulis : Indah Hanaco
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tebal : 304 halaman
 Available di: Bukupedia

Maxim, perancang sepatu prewalker yg baru saja diberi gelar sebagai Bujangan Paling Diidamkan versi sebuah majalah gaya hidup. Nyaris selalu cemberut, penderita caffeine use disorder, sangat fokus pada pekerjaan, dan memiliki ego sebesar semesta.

Kendra, gadis muda yang memiliki masa lalu yang berjalinan ala benang kusut. Bercita-cita menjadi seorang akuntan namun malah berakhir sebagai pegawai di sebuah biro jodoh dengan klien para selebriti. Seorang ambidextrous dan memiliki ibu penderita skizofrenia.

Mereka bertemu karena acara Dating with Celebrity, berselisih dalam banyak episode, berdamai hanya untuk sekedip, hingga berakhir dengan perasaan cinta yang menyiksa. Bagaimanakah mereka mencari jalan keluar jika masing-masing terlalu menahan diri dan gamang mengambil keputusan? Akankah kisah mereka menemukan takdir bahagia atau tetap berada di area abu-abu yang hanya memberi penderitaan?

Editor’s Note
Teknik dan alur cerita yang menarik. Membuat pembacanya merasa `melayang` dengan semua tindakan Maxim terhadap Kendra. Pembaca akan menjadi pemuja Maxim dan merasa iri kepada Kendra.


REVIEW

Ini kisah tentang Kendra yang bekerja disebuah perusahaan biro jodoh yang biasa menangani kencan para artis dan disiarkan di televisi.
Suatu waktu Kendra dilimpahkan tugas pada beberapa jam waktu janjian Helen-bosnya dengan calon klien mereka, Maxim.
Maxim bukanlah sosok artis yang terbiasa disorot media dan suka dipublikasikan pada orang banyak, karena kemunculannya di sebuah majalahlah yang membuat Helen memintanya untuk gabung dalam acara biro jodoh tersebut.

Maxim ternyata adalah orang yang sangat tepat waktu. Dia kesal sekali dengan Helen yang sudah membatalkan janji yang dibuat dan malah mengutus orang lain untuk bertemu dengannya.
Maxim menolak secara tidak sopan untuk ikut serta dalam ajang jodoh tersebut kepada Kendra. Hal itu malah menyusahkan Kendra, karena Helen tidak mau tahu kegagalan.
Mengira kalau sifat jelek yang sudah Maxim tunjukan membuat Kendra geram, ternyata Maxim salah.
Kendra tidak menyerah.

Keras kepala Kendra justru membuat Maxim mengikuti ajang jodoh itu, tapi dengan berbagai syarat yang Dia ajukan. Semakin mengenal Kendra ternyata mereka memiliki satu persamaan, yaitu sangat mencintai Ibu mereka. Kendra juga mampu menghadapi sikap menyebalkan Maxim dengan baik. Hal itu menarik hati Maxim untuk mengenal Kendra semakin jauh lagi.

"Tertawa tidak berarti kamu tidak sedih lagi. Itu caramu menyembuhkan luka. Karena yang sudah terjadi tidak bisa diubah sama sekali."

Ini bukan pertama kalinya aku membaca karya Indah Hanaco, hanya saja mungkin ini pertama kalinya aku menulis reviewnya secara khusus dalam sebuah media blog.
Aku suka sekali dengan penggamabaran karakter Maxim yang kuat dalam cerita ini.
Bagaimana Maxim sangat menyayangi Ibunya dengan lebih over protektif.
Aku juga suka sekali dengan interaksi yang timbul dalam keluarga Maxim. Sangat erat dalam hubungan persaudaraan.

Pertemuannya dengan Kendra yang diawali dengan tingkah aneh gadis itu di depan Maxim juga cukup menghibur.
Aku dapat merasakan sisi gelap yang Kendra simpan dengan baik di depan banyak orang. Kendra yang menanggung beban begitu berat, tapi Dia tidak lupa untuk hormat pada Ibu nya. Suka sekali bagaimana Maxim dapat memposisikan dirinya sebagai orang yang secara tidak langsung dapat dipercaya Kendra.

Mungkin ini memang kisah yang dapat ditebak ending ceritanya. Hanya saja Indah Hanaco mampu membawa aku tetap mengikuti gaya Maxim dan Kendra. Aku suka sekali bagaimana Maxim mengungkapkan rasa cemburu dan perasaannya pada Kendra. Mungkin memang begitulah penggambaran dalam dunia nyata, sosok laki-laki yang dingin dalam menangani rasa cemburunya pada orang yang Dia sayangi.

Aku kesal sekali dengan ending terakhir dalam cerita ini. Ngebuat aku tidak puas penasaran akan kisah kelanjutan Maxim dan Kendra! arghhh! Mungkinkah untuk dibuat kelanjutannya?

Aku menemukan 2 typo dalam cerita ini.
"...... Selanjutnya, keduanya mampir ke rumah Maxim dan lelaki itu melakukan hal yang sama persis dengan Kendra. termasuk mengganti pakaiannya dengan jeans dan kaus. Kenneth memilih menunggu di mobil........" (Pages 99)

Kata Kenneth seharusnya Kendra bukan?

lalu typo lainnya,
"Kendra sampai hamnpir yakin kalau lidahnya...." (Pages 117)

Kata hamnpir seharusnya hampir.

Banyak membaca buku membuat aku cukup jeli saat adanya typo walaupun itu kecil sekali. Termasuk typo yang aku temukan dalam novel ini. Tidak menganggu aku untuk tetap terbuai dengan sosok Maxim xD
Cuma alangkah baiknya mungkin di cetakan berikutnya, penerbit dapat memperbaikinya guna semakin menyempurnakan kisah Maxim ini.

Secara keseluruhan, Indah Hanaco berhasil dalam menceritakan kisah Maxim dalam karakter yang kuat, begitu juga dengan konflik yang diberikan.
4* aku tidak ragu untuk diberikan pada kisah ini.

Semoga kedepannya masih dapat membaca karya Indah Hanaco dalam karakter yang berbeda dengan gaya bahasa ringan seperti biasa.
Selamat membaca xD



 

0 komentar:

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.