Review: Love is The End by Christina Tirta

Tuesday, November 10, 2015

Judul : Love is The End
Penulis : Christina Tirta
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tebal : 188 halaman
Terbit : Oktober, 2015

SINOPSIS

 Walau sudah lama tak bertemu, Naira tak sanggup melepaskan obsesinya terhadap Aidan Rahardja.
Katakan saja norak, tapi Aidan memang cinta pertamanya.
Katakan saja ini takdir, yang membuat mereka akhirnya berjumpa di kantor tempat Naira bekerja dengan jabatan sebagai atasan baru Naira.
Sayangnya, bukannya membawa harapan baru, Aidan malah kembali membuat Naira patah hati dengan mengumumkan bahwa ia telah memiliki kekasih bernama Ami.Tidak tanggung-tanggung, kekasihnya adalah keponakan GM tempat ia bekerja sekaligus anak pemilik perusahaan.
Bobby, Kakak Ami, yang menjadi atasan Naira, membuat Naira semakin "gerah" dengan sifatnya yang jelas-jelas menunjukkan rasa tidak sukanya pada Naira.
Tak hanya itu, Bobby seolah-olah menyimpan banyak rahasia dan melibatkan Naira di dalamnya. Merasa tak punya pilihan lain, Naira pun menjalankan tugasnya walau dengan perasaan kesal. Tugas-tugas membuat Naira merasakan sesuatu yang lain pada Bobbi.


REVIEW

Berawal dari pertemuan tidak sengaja di perpustakaan, Naira akhirnya mengenal Aidan. Aidan merupakan sosok yang bersemangat, hangat dan mempesona membuat Naira tidak percaya saat itu Aidan menegurnya. Aidan meminta permen rasa lemon. Sebuah permen yang menjadi awal tumbuhnya perasaan Naira pada Aidan.

Aidan suka sekali menghilang. Naira tidak tahu persis kemana Dia. Namun tidak berapa lama saat Aidan muncul, dengan mudahnya hati Naira luluh dibuat Aidan. Semudah itu. Padahal sebelumnya Naira merasa galau karena memikirkan Aidan.

Setelah menghilang cukup lama, Naira pun bertemu dengan Aidan di kantor tempat Naira bekerja. Saat itu keduanya sama sekali tidak ada yang menyangka akan bertemu lagi. Hal itu kembali mendatangkan kenangan bersama Aidan. Rasa rindu kembali datang dengan mudahnya.

Namun, Aidan mengatakan pada Naira kalau Dia sudah punya pacar. Semudah itu Aidan membuat hati Naira hancur. Sebuah kesempatan pindah bagian dikantornya tidak disia-siakan Naira. Tawaran itu datang dari Bobbi, bos Naira yang baru.

"Kata orang bijak, hubungan yang dilandasi air mata orang lain, fondasinya bakal cepet bobrok." (halaman 119)

Naira hanya tidak ingin menganggu hubungan Aidan. Aidan sudah menentukan pilihan dan itu bukan dirinya. Berharap dengan menjauh dari Aidan bisa menenangkan hatinya justru membawa Naira semakin mengenal sosok Bobbi yang jutek, dingin, tidak bersahabat dan suka seenaknya. Naira diberikan tugas yang tidak masuk akal olehnya. Namun Naira tidak kuasa untuk menolak.

Semakin lama berinteraksi dengan Bobbi membuat Naira menemukan fakta baru yang selama ini disembunyikan Aidan. Naira juga akhirnya mengetahui alasan dibalik sikap dingin yang ditunjukkan Bobbi. Semua fakta baru itu memberikan perubahan di hati Naira. Tanpa Naira sadari hatinya sudah menemukan target yang tepat.
---------
Ini adalah awal perkenalanku dengan tulisan Christina Tirta. Buku yang tipis membuatku berpikir ulang untuk membacanya. Akankah sesuai dengan apa yang harus ku keluarkan?

Memulai membacanya aku cukup menikmati gaya bahasa penulis. Ringan dan mengalir saja apa adanya. Menggunakan POV 1 membuatku ikut menelusuri kisah cinta yang dipendam di kehidupan Naira.

Berbicara mengenai tokoh yang hadir dalam kisah ini, Bobbi dengan mudah akan menjadi tokoh yang aku benci. Sikapnya yang dingin dan seenaknya ngebuatku merasa tidak simpati padanya. Terlebih lagi akan twist yang hadir antara Naira dan Bobbi. Cukup membuatku tidak menyangka.
Tadinya aku berharap Naira tetap bertahan pada pilihannya semula.

Awalnya aku juga tidak simpatik dengan Ami dan Aidan. Hanya karena Ami merupakan sosok perempuan rapuh membuatku sebagai pembaca berpikir sosoknya benar-benar menyedihkan. Mecncintai tanpa mengharapkan balasan sejak Dia kecil. Menganggap sosok tersebut adalah cinta sejatinya. hmmm...
Untuk saja penulis meluruskan pandanganku akan Ami saat kisah ini hendak selesai.

Sebenarnya aku tidak mengira akan konflik yang diberikan diakhir cerita. Hal itu membuatku kagum akan gaya penulisan yang diberikan.
Sebenarnya inti cerita ini sangat klise. Memendam perasaan dengan diam-diam dan hanya dua pilihan, diterima atau ditolak.
Sesepele itu.

Jika ada hal yang mengurangi penilaian bagus akan novel ini yaitu terletak di cover yang diberikan. Sepertinya gambar hati yang menyebar dihalaman muka cover menggambarkan permen Aidan atau dongeng yang dibawa dalam kisah ini ya. Tapi jadinya norak dan tidak membuat pembaca melirik hingga tertarik beli saat di toko buku. Pemulisan font judulnya juga biasa aja.
Semoga akan ada kesempatan untuk ganti cover pada cetakan selanjutnya.

Namun, novel ini cukup dapat mengisi waktu luang kalian. Manis, ringan dan kalian akan disuguhi dunia dongeng masa kecil kalian.

3/5
Selamat membaca!





0 komentar:

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.