[Blog Tour] Review & Giveaway: The Chemistry of Marriage by Asri Tahir

Thursday, May 12, 2016

Judul : The Chemistry of Marriage
Penulis : Asri Tahir
Penerbit : CV Prima Anugerah Abadi
Tebal : 336 halaman
Terbit : Maret, 2016
Available at : asri.tahir20@gmail.com
Price : Rp 68.000

SINOPSIS

Gadisa Elora:

“Dia itu seperti bintang di langit; indah dipandang, tapi tidak untuk dimiliki.”
Aku selalu berpikir seperti itu tentang Rangga. Dalam diam, aku mengaguminya. Cukup aku yang tahu … karena hanya menunggu waktu. Mungkin sebentar lagi, aku akan jatuh cinta pada pesonanya.

Rangga Abimanyu:
“Wanita mana pun boleh, tapi yang berkerja di GreenLine terlarang.”
Sejak pertama kali saya bertemu Gadisa, dia mencuri perhatian saya dengan sikap yang apa adanya. Demi dia saya melanggar prinsip yang saya buat, tapi Gadisa dengan keras kepala menampik baik perasaan saya ataupun apa yang dia rasa. Butuh kesabaran juga waktu agar Gadisa menerima bahwa sayalah pria yang menempati hatinya. Untuk dia, saya akan terus menunggu.
***
Mereka dua orang yang terikat dalam pernikahan, yang mana saling meragu atas perasaan juga arti kebersamaan mereka. Namun waktu memberikan mereka kesempatan untuk meyakinkan bahwa yang mereka rasa adalah nyata.


---------------------------------------------
                                              Book Trailer: The Chemistry of Marriage

Gadisa Elora tidak pernah menyangka akan memiliki bos seganteng Rangga Abimanyu. Gadisa baru sebulan bekerja di Greenline dan belum pernah bertemu apalagi berinteraksi langsung dengan Rangga. Berkat keisengan teman-teman Gadisalah yang membuat Gadisa bertemu dengan Rangga. Pertemua pertama yang lucu juga konyol.

Rangga Abimanyu merupakan sosok laki-laki idaman di Greenline. Dia ganteng, sikapnya yang beribawa juga benar-benar mencuri perhatian. Namun Rangga memiliki prinsip untuk tidak memacari karyawannya sendiri di Greenline. Hal itu memupuskan harapan mereka untuk menarik perhatian Rangga. Semua karyawan wanita di Greenline bertambah iri dengan kehadiran Renata -pacar Rangga- yang memiliki sosok sempurna sebagai seorang wanita. Cantik dan berkelas. Begitulah pandangan mereka.

Melihat kenyataan tersebut membuat Gadisa berpikiran realistis saja. Tidak mungkin bagi Gadisa, sosok gadis biasa dapat menarik hati Rangga. Rangga terlalu sempurna di matanya.
"Pak Rangga itu terlalu tinggi! Daripada menghabiskan waktu hanya untuk orang seperti itu. Mending cari yang pasti-pasti aja." (halaman 81)
Walaupun tidak menampik di mata Gadisa, Rangga memang dengan mudah mencuri perhatian mata kaum wanita dimanapun. Di mata Gadisa, Rangga merupakan sosok laki-laki yang cerdas juga bisa memimpin dengan baik. Rangga tidak ragu untuk menunjuk Gadisa memimpin sebuah project besar di Greenline walaupun Gadisa terhitung karyawan baru disana.

Kerja keras Gadisa terbukti dengan memenangkan sebuah tender project besar dan membawanya dalam situasi party di sebuah kawasan elit. Party yang seharusnya membuat Gadisa bahagia tapi yang dia rasakan hanyalah patah hati. Beberapa jam sebelumnya Gadisa mengetahui fakta kalau cinta yang dia pendam selama ini sia-sia. Sahabat karibnya memiliki perempuan lain yang dijadikannya pasangan. Patah hati yang dirasakan Gadisa membawa gadis itu mencoba banyak minuman berakohol. Gadisa hanya ingin melupakan patah hatinya.

Di sisi lain, Rangga juga mengalami hal serupa. Rangga dihianati oleh pacarnya Renata. Namun Rangga lebih berpikiran realistis. Melihat kondisi Gadisa yang kacau membuatnya ingin melindungi gadis tersebut. Akan tetapi tindakan Rangga melindungi Gadisa dalam sebuah party itu membawa keduanya dalam masalah besar. Masalah yang selama ini tidak pernah terpikirkan oleh keduanya.
"Harus ada yang tersakiti lebih dulu untuk menyadari kalau cinta yang tumbuh di antara mereka adalah sebuah kesalahan"
---------------------------------------------------------
Ini bukan perkenalan pertamaku dengan tulisan Asri Tahir. Aku mengikuti kedua buku yang sudah diterbitkan olehnya. Asri Tahir memang piawai dalam menuliskan cerita bertema pernikahan termasuk novel ini. Kemunculan novel ini langsung masuk dalam daftar wishlist bacaanku selanjutnya. Aku penasaran bagaimana penulis meramu cerita yang berbeda dengan tema yang sama.

Novel ini dibuka dengan pemaparan kalau cerita The Chemistry of Marriage ditulis penulis pertama kali. Lebih awal dari dua buku yang sudah terbit di pasaran. Itu artinya ini adalah tulisan debut penulis. Wew! Novel ini juga pernah ditulis di wattpad. Oke, aku belum pernah memperhatikan cerita versi wattpad seperti apa, jadi aku tidak tahu apa bedanya dengan versi paperback ini.

Di cetak indie, harus aku akui The Chermistry of Marriage memiliki konsep yang baik. Dari segi cover, layout dalam bab per bab, bahan kertas yang digunakan, semua dipikirkan secara baik. Tampilan novel indie ini jelas tidak kalah saing dengan novel yang diterbitkan oleh penerbit major. Penulis juga membuat trailer buku ini dengan sangat rapi. Dari segi cast, konsep, semua dipikirkan secara baik. Oh ya, membeli novel ini, kamu akan menikmati bonus booklet cerpen yang diberi judul: Scars.
Berikut spoiler trailer cerpennya:



Penulis memang mahir dalam memainkan kata-kata di setiap karyanya. Mungkin karena itu juga aku selalu jatuh cinta dengan tulisannya. Termasuk novel ini. Terlalu banyak kalimat qouteable yang dapat ditemukan sepanjang kamu membaca kisah ini dari halaman muka. Peramuan kata yang diberikan penulis dapat membuat hatimu perih sekaligus tersenyum sendiri disaat bersamaan. Gokil parah!

Jujur saja aku suka sekali dengan cerita novel ini secara keseluruhan. Penulis paham betul bagaimana membawa emosi pembaca hingga ke titik tidak dapat berhenti menyelesaikan novel ini sebelum menemui ending cerita. Hal itu terjadi padaku juga saat membaca kisah Rangga dan Gadisa ini. Aku harus pasrah tidur dini hari pukul 02.30 WIB sebelum benar-benar menuntaskan ending cerita Rangga dan Gadisa. Setiap halaman demi halaman cerita benar-benar membuat aku penasaran. Tidak banyak penulis yang mampu membuat salah satu pembaca bukunya untuk rela begadang, tapi Asri Tahir mampu melakukannya.

Aku juga suka sekali dengan kedua tokoh yang diberikan. Rangga dan Gadisa. Rangga yang notabene digambarkan menjadi sosok rupawan idaman kaum wanita tidak dibuat tercemar penggambarannya dengan kelakuannya yang minus. Penulis benar-benar menciptakan tokoh Rangga dengan baik. Aku suka bagaimana Rangga dibawa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Tenang, memberi ruang namun tetap bertanggung jawab.

Di sisi lain tokoh Gadisa, gadis muda yang digambarkan sebagai sosok perempuan biasa juga dibuat realistis dalam menghadapi Rangga yang sempurna. Hal itu benar-benar terlihat nyata. Seperti sungguhan. Aku senang dengan penggambaran penulis membawa sosok Gadisa yang realistis dalam menghadapi Rangga.

Di cetak indie menyebabkan novel ini kurang mendapatkan perhatian dari segi editing. Banyak sekali aku temukan typo di dalamnya. Namun hal teknis tersebut tidak aku hiraukan karena sudah jatuh cinta dengan cerita yang diberikan.

Rasanya penasaran sekali jika Asri Tahir hadir dengan tulisan di luar tema pernikahan. Akankah dapat menyayat hati pembacanya?

Overall, The Chermistry of Marriage berhasil membuat aku mewek dan perih disaat bersamaan. Tidak hanya romance belaka, pembaca diajarkan bagaimana mengatasi masalah yang datang dalam sebuah hubungan. Manis dan perih disaat bersamaan.
Gokil parah!






-----------------------------------------------------------------------
GIVEAWAY TIME!

Setelah membaca reviewku di atas kamu tertarik ingin membaca novel ini? Aku bekerjasama dengan Asri Tahir ingin memberikan satu eksemplar novel ini secara gratis untuk kamu yang beruntung loh! Mau?


Caranya gampang banget:

1. Kamu harus berdomisili di Indonesia

2. Follow blog ini via GFC atau email.

3. Follow akun twitter @as_sharliz dan @aprlboanarges lalu share giveaway ini menggunakan hastag #TCOM . Jangan lupa untuk mention kedua akun tersebut ya.

4. Jawab pertanyaan berikut dengan menyertakan: Nama, akun twitter, link share dan jawaban
"Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah?"
5. Giveaway ini berlangsung dari tanggal 12 Mei 2016 sampai 18 Mei 2016 pukul 23.59 WIB. Pemenang akan langsung diumumkan pada tanggal 19 Mei 2016.

6. Pemenang tidak dinilai berdasarkan sistem random, jadi jawablah semenarik mungkin ya!

GOOD LUCK!

APRL

36 komentar:

Annisa Rizki Sakih said... Reply Comment

Nama : annisa
Twitter : annisakih
Link share : https://twitter.com/Annisakih/status/730579942258266113?s=09

Terlepas dari latar belakang keilmuan yang saya pelajari, bahwa secara legal usia pernikahan minimal untuk perempuan adalah 16 tahun sedangkan laki-laki adalah 19 tahun, menurut saya usia yang tepat untuk menikah ialah 24 tahun untuk perempuan dan 27-30 tahun untuk laki-laki. Di usia tersebut anak muda zaman sekarang rata-rata telah menyelesaikan pendidikan, minimal sarjana, dan diharapkan telah mendapatkan pekerjaan tetap. Terutama untuk laki-laki, sebagai kepala keluarga diharapkan telah memperoleh stabilitas dalam pekerjaannya. Selain itu, bedasarkan pemgamatan pribadi laki-laki sedikit lebih lambat dewasa, jadi diusia tersebut diharapkan telah matang dan siap menjadi nahkoda bahtera rumah tangga, bukan sekedar nahkoda dari tokoh game online yang dimainkannya ;-)
Untuk perempuan diusia tersebut juga diharpkan telah mencapai kematangan untuk menjadi seorang ibu yang tidak sekedar melahirkan, tetapi dengan sungguh-sungguh memahami konsekuensinya. Misalnya memilih melepaskan karir dan menjadi ibu rumah tangga, memberikan ASI eksklusif bagi bayinya dan lain-lain.

Unknown said... Reply Comment

nama: Visca
twitter: @Visca_Apr
link share: https://twitter.com/Visca_Apr/status/730605431110795264
"Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah?"
menurutku sih ga ada batasan/ ukuran umur berapa seseorang untuk menikah. kalau mereka mau cepet-cepet nikah ya silahkan, asalkan punya calon yang bisa diajak nikah, berkomitmen. kalau ga mau cepet nikah ya ga apa2 juga. itu sih hak setiap orang yah.

Unknown said... Reply Comment

Cahya
@cahyawid
https://twitter.com/cahyawid/status/730602619396202498


- Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah
Menurut saya usia yang pantas untuk usia menikah adalah 25tahun untuk wanita dan 28tahun untuk pria.
Karna di usia tersebut wanita dan pria kebanyakan sudah memiliki karir yang mapan, bisa hidup terlepas dari orang tua, urusan emosi sudah stabil dan tentunya kesehatan reproduksi sudah makin matang. Jadi kehidupan pernikahan yang akan dibangun mungkin akan berjalan baik nantinya. Semoga. Hahaa

Tapi balik lagi, pernikahan butuh banyak pertimbangan. Bukan cuma perkara usia, tapi tentang kesiapan dan bagaimana kita saling mampu menerima pasangan. Itu saja

She Spica said... Reply Comment

Nama: Diah P
Twitter: @She_Spica
Link share: https://twitter.com/She_Spica/status/730582336379572225

Sebenarnya tidak ada batas usia yg pasti kapan seseorang dikatakan cukup untuk menikah karna pola pikir dan kedewasaan manusia brbeda2 dan tak terbatas oleh usia, karena selagi mereka merasa mampu dan siap untuk berumah tangga, dgn segala resiko yg menghadang di depannya, maka mereka bisa menikah saat itu juga.
Namun karena di sini harus menyebutkan usia, jika melihat dari kematangan rata2 orang dewasa, untuk wanita adalah 23 tahun karena itu adl masa produktif mereka untuk memiliki anak serta usia tersebut rata2 sudah cukup matang bagi wanita untuk merasakan asam manis berumah tangga. Untuk pria minimal 28 tahun, karena pria butuh banyak sekali pengalaman agar siap bagi mereka untuk menafkahi keluarganya nnti. Pria patutnya berkarir dan berkarya trlebih dahulu seblum mmpersunting belahan jiwanya, dan agar keluarganya kelak terpenuhi semua kebutuhannya.
Memang sih, sebaik2nya wanita adl yg meminta sedikt mahar kepada pria, namun sebaik2 pria adl yg memberikan sebesar2nya mahar yg mereka punya.
Terima kasih.

yohana siallagan said... Reply Comment

Nama :Yohana Siallagan
Akun twitter :@MrsSiallagan
Link share : https://twitter.com/MrsSiallagan/status/730647155514347520
Jawaban :
Menurut saya usia ideal seseorang Menikah adalah untuk perempuan 25 thn dan untuk pria 27 tahun.Di usia tersebut , keduanya akan matang .Lulus wisuda S1 target usia 22 tahun berarti ada 3 tahun untuk perempuan untuk mencapai karir ,pendidikan ,dan pengalaman hidup spt traveling mencari pekerjaan dan menabung .Di usia 25 tahun perempuan akan lebih siap , tidak terkesan buru-buru .Tetapi sudah matang dalam fisik dan mental .Untuk kaum pria usia 27 tahun memberikan pengalaman , membangun usaha,bisnis maupun mimpinya .Mereka akan menabung dan memikirkan masa depannya dengan pasangannya. Jadi usia tersebut adalah Normal ,tidak prematur maupun tidak ketuaan .

Maila said... Reply Comment

Maila'ul izza annabiila | @mailaul | https://twitter.com/mailaul/status/730674719138058240

Sebagai seorang perempuan yang baru saja putus karena sang pacar sudah berumur dan memiliki prioritas untuk menikah sementara saya masih belum menjadi seorang wisuda, maka mungkin usia ideal seseorang untuk menikah untuk laki-laki 28-30 tahun sementara wanita 25-26 tahun.

Saya tinggal di lingkungan yang-banyak sekali pasutri muda yang menikah karena 'kecelakaan' atau karena merasa 'lebih baik menikah daripada zina'. dan jujur saja, saya perhatikan pernikahan mereka tidak bisa dikatakan ''baik-baik saja''. Kebetulan dari para pasangan pasutri itu, ada 2 yang merupakan sahabat sejak kecil saya. Mereka sering curhat perihal masalah rumah tangga baik kekurangan finansial atau suami yang masih sering main dengan wanita lain.

Mengapa 28-30 untuk laki-laki?
Saya pikir usia tersebut tidak terlalu tua (meski mungkin banyak omongan dari warga sekitar). Usia 28-an selain sudah wisuda (jika kuliah) pastinya juga sudah memiliki kemampuan finansial yang baik.

Dari segi perilaku dan sifat di usia segitu mungkin juga sudah matang dan dewasa. Lebih cakap serta bertanggung jawab, meskipun untuk kedua hal tersebut tidak bisa disamaratakan.

Untuk wanita di usia 25-26 mungkin sudah cukup. Sudah menjadi sarjana (meskipun saya juga mendukung bila seandainya wanita memilih tidak kuliah). Di usia segitu pula wanita sudah memiliki kemampuan finansial yang cukup pula.

Tidak bisa dipungkiri memang pada beberapa wanita mungkin di usia segitu ada yang sedang memiliki karir yang cemerlang sehingga sayang untuk menikah takut bila sudah menikah malah tidak boleh melanjutkan karir. Tetapi bila mendapatkan pasangan yang sudah dewasa mungkin bisa mengerti dan berkomitmen dengan baik.

Meskipun saya memberikan contoh dan saran usia ideal menikah seperti yang saya jabarkan di atas, saya juga mendukung seandainya ada beberapa orang yang menikah di batas umur selain yang saya sebutkan.

Keinginan menikah mungkin tidak bisa disamaratakan dan harus di 'tok' kan usia segitu. Tapi jelas, saya tidak mendukung pernikahan dibawah usia 20 tahun.

Unknown said... Reply Comment

Nama : Julia dwi kartikasari
Twitter : @juliakartika326
Domisili : nganjuk, jatim
Link share :
https://twitter.com/juliakartika326/status/730688243096637440

Usia ideal menurutku relatif, saat diri sendiri siap melangkah untuk keputusan yang serius. Dan sudah memikirkan secara matang sebab akibat dari keputusan yang akan dibuat, dengan musyawarah seluruh keluarga yang bersangkutan dan mufakat, bisa mempertanggung jawabkan keputusan dengan sungguh sungguh, Itu sudah cukup. Kalau kita yakin siap melanjutkan ke jenjang pernikahan, dan kedua orang tua juga setuju, berarti keputusan yang diambil tidaklah salah.

Pastinya sebelum mengambil keputusan kita sudah berpikir tentang resikonya seperti sandang, pangan, dan papan. Saat hati mantap melangkah maju kedepan, dengan izin Allah, insyaallah semua akan lancar. Namun bukan berarti tidak memperhatikan usia, kita harus menaati peraturan yang dibuat negara yaitu sebisa mungkin lebih dari usia 20 tahun. Dengan begitu hati juga akan tenang karena menaati peraturan dan tidak ada yang dirugikan. Terima kasih😊

Humaira said... Reply Comment

Nama : Humaira
Akun Twitter : @RaaChoco
Link Share : https://mobile.twitter.com/RaaChoco/status/730660962261340161?p=v


"Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah?"


Menurutku usia tidak mempengaruhi kematangan diri seseorang. Berapapun usianya, selama ia mampu, berpikiran matang dan bertanggung jawab, bagiku itu cukup untuk membangun sebuah rumah tangga. Mampu bukan diukur dari urusan materi saja, tapi mampu secara lahir dan bathin. Kesiapan bukan dilihat dari seberapa tua usia seseorang, tapi dari pola pikir dan kesiapan mental orang tersebut. Karena perkara pernikahan bukanlah perkara yang mudah dan main-main saja. Tanggung jawabnya besar, bukan hanya pada pasangan dan keluarga besar tapi juga dihadapan Tuhan.


*oh iya ka April, klo boleh share sedikit. Setelah baca beberapa review TCOM, sebenernya penyebab Gadisa dan Rangga menikah itu berbeda dengan versi wattpad. Aku ikutin terus cerita ka Asri di watty dan menjelang ending hp-ku error. Begitu bener dan cek watty, emang udah tamat ceritanya. Tapi udah dihapus :'( dan aku ketinggalan 3 chapter, padahal lagi gereget-geregetnya loh ka. Aku jadi penasaran sama yang versi cetak, semoga menang dan berkesempatan untuk baca kisah Rangga dan Gadisa yang menarik ini juga menuntaskan kisah mereka.

Terimakasih :) :)

Unknown said... Reply Comment

Nama: Sari Rahmawati
Twitter: rie_bundaAzka
Link share: https://twitter.com/rie_bundaAzka/status/730581541529640967

Usia yang tepat untuk menikah menurutku relatif juga ya tergantung tingkat kematangan pribadi masing-masing.Usia tidak bisa dijadikan patokan kedewasaan seseorang. Ada banyak hal lain yang mempengaruhi kedewasaan seseorang seperti pengalaman, pelajaran hidup, dan juga kepribadian diri sendiri. Namun secara umum sih menurutku buat perempuan usia 26 tahun dan laki-laki 28 tahun sudah pantas untuk menikah. Saat usia tersebut seharusnya masing sudah lulus mengenyam bangku pendidikan dan sudah mendapatkan pekerjaan atau pendapatan yang tetap. Terutama bagi laki-laki yang nantinya akan menjadi kepala keluarga. Kesiapan untuk menikah tidak hanya dilihat secara fisik tapi juga mental. Kesiapan mental sangatlah penting dalam menjalani sebuah ikatan pernikahan, bagaimana kita dan pasangan sama2 mengatasi rasa takut dalam menghadapi segala resiko dan masalah yang mungkin terjadi juga kemampuan mengontrol ego masing-masing sehingga tahu hal apa yang harus diprioritaskan untuk kepentingan dan kebahagiaan bersama. Jika hal2 tersebut sudah ada dalam diri kita masing2 rasanya sudah pantas untuk segera melepas masa lajang. Overall, more than anything else, no one is perfect. Tetap berusaha untuk lebih baik dan berpegang teguh pada ajaran agama akan menuntun kita menuju kebahagiaan yang hakiki.

Anonymous said... Reply Comment

Gita Nurladikasari | @oneonlygzb | https://twitter.com/oneonlygzb/status/730760823384068099

Jawaban :
Sesuai dengan yang di tentukan pemerintah, menurutku.

Tapi, itu tergantung ekonomi lagi, kalau di usia muda tapi secara finansial sudah mampu yaa silahkan.
sudah mengerti hak dan kewajiban sebagai seorang suami dan istri yaa silahkan.

Juga sebaliknya, kalau ternyata secara finansial, ternyata belum mencukupi, yaa berarti umur yang di tentukan belum bisa menjalani pernikahan.

Karena pernikahan sudah berbeda lagi perjalanan hidupnya. bukan lagi keinginanku, prioritasku dan tujuanku. tapi, keinginan kita, prioritas kita dan tujuan kita.

Rini Cipta Rahayu said... Reply Comment

Rini Cipta Rahayu
@rinicipta
https://twitter.com/RiniCipta/status/730760242137468928

Sebenarnya ukuran kepantasan itu berlaku secara umum, sedangkan kesiapan itu berlaku bagi pribadi masing-masing. Ada yang udah pantas tapi belum siap, ada juga yang belum siap tapi merasa pantas. Ada. Banyak. Kembali lagi, itu adalah pilihan dan jalan yang telah ditentukan oleh Tuhan.
Dari segi usia, menurutku wanita dan pria sudah pantas dan cukup siap untuk menikah pada usia 25 tahun. Dewasa dari secara fisik, psikis dan finansial. Pada usia ini, seseorang udah lulus kuliah dan udah bekerja beberapa tahunlah. Kalau yang SMA/Diploma bahkan sudah bekerja mungkin lebih dari 5tahun. Jadi harapannya sudah bisa memiliki kehidupan finansial yang stabil. Tidak bisa dipungkiri, kestabilan ekonomi juga jadi syarat utama kalau mau menikah.
Di usia 25 tahun, seseorang juga kebanyakan sudah menemukan jati dirinya sehingga dalam bersikap juga akan lebih dewasa. Lebih siap menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan logika sehingga keputusan yang dihasilkan juga merupakan pilihan terbaik mereka. Hal ini juga penting, pria dan wanita yang telah menikah akan merasa 'terikat' jadi harus siap menekan ego masing-masing dan menghargai pasangan.
Terkait dengan reproduksi, di usia ini sudah terjadi kematangan organ dan cukup persiapan mental untuk menjadi orang tua. Wanita yang akan menjadi ibu juga memiliki cukup banyak 'waktu aman' untuk mengandung dan melahirkan. Jadi kelahiran anak juga dapat dijarak, tidak terlalu dekat. Semakin tua, proses reproduksi akan semakin beresiko dan outcome-nya juga menjadi kurang berkualitas.
Yaah, sepertinya itu beberapa pertimbanganku mengapa memilih usia 25 tahun sebagai usia yang pantas untuk menikah. Terima kasih ^^

Unknown said... Reply Comment

Nama: Dian Maharani
Akun Twitter: @realdianmrani93
Link Share: https://twitter.com/realdianmrani93/status/730803092732579844

"Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah?"

Agak susah menuliskan angka riil-nya, jadi aku memilih dalam rentang usia 20-30 tahun.
Walaupun usia KTP, 17 tahun, sudah memperbolehkan seseorang untuk menikah, tapi belum tentu mereka pantas untuk menikah. Pernikahan di usia yang tak pantas akan menempatkan mereka dikehidupan pernikahan yang tak pantas pula. Usia 20-30 menurutku usia yang cukup pantas untuk menikah. Pantas dalam pemikiran, pantas dalam pendidikan, pantas dalam bersikap, pantas dalam menentukan sifat, hingga pantas dalam ber-keturunan. Dengan usia yang pantas dan kepantasan inilah yang akan membawa kita dalam kehidupan pernikahan yang pantas pula :D

Unknown said... Reply Comment

Nama: Farikhatun Nisa'
Twitter: @littlepaper93
Link share: https://mobile.twitter.com/Littlepaper93/status/730979018690809856?p=v

Jawaban: Menurutku, usia bukanlah faktor utama untuk menentukan seseorang yang sudah pantas untuk menikah. Karena, bagiku adalah mental dan kesiapan itu sendiri yang bisa dikatakan sebagai kepantasan untuk seseorang menikah. Namun, kalau dilihat lagi memang usia yang berpengaruh besar pada mental dan diri seeorang. Dan usia jugalah yang memengaruhi cara berpikir seseorang. Jadi kupikir, seseorang bisa dikatakan pantas menikah diusia 24 untuk perempuan dan 27 untuk laki-laki. Kenapa? Karena diusia 24, perempuan sudah menyelesaikan pendidikan dan di usia segitu perempuan sudah mengalami banyak kejadian yang mengharuskannya bersikap dewasa dalam bertindak. Dan, di usia segitu perempuan sudah selayaknya mendapat pendamping untuk melengkapi hidupnya dan untuk berjuang bersama dengan memulai hidup baru. Di usia 27, laki-laki sudah dirasa matang secara usia dan pola pikirnya. Untuk itu, di usia 27 menurutku sudah pantas untuk laki-laki menikah. Mereka bukan hanya sudah menyelesaikan pendidikan, tapi juga sudah meresakan perjuangan mencari nafkah, mencari jatidiri, dan kesiapan untuk memulai hidup baru dengan tanggung jawab baru. Tidak perlu menunggu sukses baru menikah. Karena kesuksesan jauh lebih istimewa jika bisa diraih bersama pasangan hidup yang telah diresmikan agama dan negara. :)

Anonymous said... Reply Comment

Nama : ignasia ruvina
Akun twitter : @ignasiaruvina
Link share : https://twitter.com/IgnasiaRuvina/status/730999248028729345
Jawaban : menurutku seseorang yang berusia sekitar 20 tahun atau lebih lah yang bisa menikah karena orang-orang yang umurnya dibawah umur 20 tahun biasanya masih sedikit kekanakan dan memiliki keinginan untuk hal-hal tidak penting yang banyak contoh : nonton film baru di bioskop, nonton drama korea yang ngetren, dsb. Hal-hal yang mereka lakukan pun sering sekali dipengaruhi oleh apa yang teman mereka lakukan seperti nonton drama korea itu. Sebelumnya gak pernah nonton drama korea tapi begitu ngeliat temen nonton, lalu tau kalo drama itu lagi ngetren, dan ternyata drama nya bagus dan aktornya ganteng, akhirnya nonton juga. Semua itu biasanya terjadi atau bisa terjadi awalnya karena alasan yang sepele contoh : "Pengen tau aja ceritanya gimana."; "Aktornya ganteng kata si A."; "Kata si B, ceritanya bagus, harus ditonton", dsb. Yang sebenernya bertujuan agar tidak ketinggalan berita dan menjadi kudet serta bisa punya topik pembicaraan dengan teman-teman lainnya. Alasan lainnya kenapa 20 tahun adalah umur yang siap atau cocok menikah karena belum tentu ketika kita berumur di bawah 20 tahun, kita telah memiliki penghasilan sendiri. Sebagai orang yang akan menikah atau telah menikah, orang-orang tersebut haruslah telah memiliki penghasilan sendiri karena bagi saya, orang yang mau menikah harus lah telah sukses *memiliki pengahasilan sendiri terlebih dahulu*. Selain karena harus sukses, orang-orang yang mau menikah harus bisa pula bertanggung jawab akan diri mereka sendiri dan keluarganya nanti. Bagi saya orang-orang yang berumur 20, telah matang secara fisik, mental, maupun usia dan dapat bertanggung jawab atas diri sendiri dan keluarga serta dapat membuat usaha atau bekerja demi mendapatkan penghasilan sendiri.

Nyi Penengah said... Reply Comment

Nama : Nyi Penengah Dewanti
Akun twitter : @nyipenengah
Link Shared: https://twitter.com/NyiPenengah/status/731302925100810242

"Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah?"

Tidak ada batasannya berapa usianya asal keduanya sudah memutuskan untuk siap melangkah.

Salam

Unknown said... Reply Comment

Nama : Nadia Chaerani
Twitter : @nadiachaerani
Link Share : https://twitter.com/NadiaChaerani/status/731302589099171840



"Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah?"

Tidak tau pasti berapa usia idealis untuk menikah, tapi banyak yang mengatakan bahwa antara usia 21-25 tahun. Tapi menurutku usia bukan merupakan tolak ukur seseorang dalam melaksanakan pernikahan, tetapi kesiapan mental dan finansial yang dibutuhkan.
Sebagai contoh, apabila seseorang masih dikategorikan "abg" ± usianya 18 tahun tapi dia sudah memiliki pekerjaan yang cukup mapan dan berpenghasilan, serta cara berpikir sudah dewasa lalu dia ingin menikah? Why not? Itu boleh saja karena kemungkinan (yang sangat besar) dia akan bahagia dengan pasangannya dengan fasilitas Rumah Tangga yang sudah memadai.
Lalu, apabila ada seseorang yang (maaf) sudah berusia 30 tahun tetapi jiwa masih "jiwa muda" dan belum memiliki pekerjaan tetap. Menurutku itu sangat belum pantas untuk melaksanakan pernikahan. Right? Sebenarnya pantas atau tidak pantasnya orang untuk menikah bukan dari berapa usia dia, tetapi dari diri masing-masing dan kepercayaan dengan apa yang ia jalani nanti.
Menurutku mungkin seperti itu😅

Terimakasih

Unknown said... Reply Comment

Nama : Riza Nugraheni
Twitter : @margheritabbey
Link Share : https://twitter.com/margheritabbey/status/731311782749298689

Age is just a number. Maturity is a choice. Yang penting bukan umurnya, tapi kedewasaan orang itu dalam menghadapi pernikahan. Nikah mahal, butuh duit... Kalo cuma modal dewasa sama cinta? Makan tuh cinta. Nikah butuh duit itu kalo nikahnya "WAH". Orang yang udah umur 30 tahun pun kalo pikirannya cetek soal 'cinta' ya ga jalan pernikahannya. Nikah kan urusannya gak semata-mata until dua orang itu. Tapi juga orang lain di sekitarnya.

Dan satu lagi. Kapan sebaiknya seorang perempuan menikah? Ketika dia dan pasangannya sudah merasa tidak kuat menahan nafsu untuk berbuat sex. Mending langsung nikah aja ketimbang MBA. Kesian anaknya ntar *realita sekarang*

Nunaalia said... Reply Comment

Nama: Aulia
Twitter: @nunaalia
Link share: https://twitter.com/nunaalia/status/731338515825360896

"Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah?"

Menurutku pernikahan tidak dilihat dari usia seseorang untuk bisa dikatakan sudah pantas menikah atau belum, tapi dari kesiapan/kematangan mental dan kemampuan finansial mereka. Ada yg masih muda (20 th) namun sudah siap secara mental & finansial sehingga sudah pantas untuk menikah. Ada pula yg umurnya sudah banyak (30 th) tapi belum siap secara mental dan finansial, karena itu belum siap untuk menikah. Pernikahan membutuhkan kesiapan mental, kedewasaan dalam berpikir dan kemampuan finansial untuk mendukung kelangsungan rumah tangga nantinya. Umur tidak bisa menjadi patokan.

Unknown said... Reply Comment
This comment has been removed by the author.
Unknown said... Reply Comment


nama : wulandari
twitter @wulanchayaank
domisili : madiun, JATIM
link share:

https://t.co/HybMdplSI9

Yukikutan GA ini check TL kak @as_sharliz @aprlboanarges #TCOM buruuaaan @Dinnaaa_27 @Cechida33

jawaban:

Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Utah, AS, menunjukkan bahwa usia terbaik seseorang untuk menikah adalah antara 28-32 tahun. 
memang orang-orang yang sudah berusia 28 tahun umumnya lebih bijaksana, matang dalam berpikir dan memiliki kehidupan ekonomi yang lebih mapan. Namun usia ideal untuk menikah memang bisa berbeda pada masing-masing orang, tergantung dari kesiapan secara mental.

Namun menurut pendapatku, usia 25 tahun sebenarnya sudah sangat pantas untuk menikah. Karena kita hidup di daerah timur, adat dan kebiasaan kita demikian dan usia 25 thn adalah usia subur, usia muda yang dimana mereka sebagian besar telah bekerja atau kuliah semester akhir. Dan sudah sangat siap berumah tangga baik perempuan maupun laki laki.

Putri said... Reply Comment

Putri Prama A.
@putripramaa
https://twitter.com/PutriPramaa/status/731461136860614656
Aku tidak tahu, tapi yang pasti orang sudah pantas menikah apabila dia sudah memiliki pikiran yang dewasa, tidak labil dan kekanakan. Dan, kedewasaan setiap orang tidak pernah sama, ada yang sudah dewasa ketika dia berusia 29 tahun, ada juga yang dewasa ketika dia berusia 18 tahun. Menikah itu sesuatu seperti menjalin hubungan biasa layaknya pacaran, menikah itu perkara memberikan hidup kita kepada orang lain dan menerima kehidupan orang lain juga. Oleh karena itu, ketika menikah, janjinya bukan hanya satu tahun, dua tahun, melainkan janji sehidup semati. Kalau sudah membawa urusan mati, berarti ini urusan serius, makanya pernikahan tidak bisa dibuat mainan.
Jika seseorang sudah memiliki pikiran yang dewasa, maka menikah tidak menjadi sesuatu yang cuma mengikrarkan hidup di depan Tuhan. Akan ada pikiran seperti: 'Bagaimana aku membahagiakan istriku?', 'Bagaimana dengan anak-anakku nanti?', 'Bagaimana dengan kehidupan sehari-hariku?'. Dia akan berpikir lebih matang, lebih mempersiapkan diri salah satunya adalah memiliki pekerjaan.
Perempuan, jangan sampai kalian tertipu bujuk rayu seorang pria yang mengatakan kita tanggung bersama-sama, kita berjuang biar nggak melarat, yang penting kita saling cinta. Jangan percaya! Jangan tertipu! Seorang laki-laki yang benar-benar mencintaimu dan baik akan memikirkan bagaimana cara membahagiakan kamu, akan memapankan diri terlebih dahulu supaya mampu bersanding di sampingmu, bukan justru mengajakmu melarat bersama cintanya semata. Kamu mau makan apa?
Maaf, aku tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Realistis saja, aku tidak bisa mengira-ngira. Aku bukan peramal. Aku sendiri tidak tahu usia yang tepat. Aku tidak mematokkan usia yang pantas untuk menikah tersebut. Tidak bisa seenaknya berbicara usia menikah yang pantas itu 25 tahun, tidak bisa. Tapi, aku yakin waktu yang pantas untuk menikah adalah ketika kamu merasa pikiranmu sudah dewasa, yang berarti kamu akan berusaha memapankan dirimu.
Terima kasih. :)

mutimees.blogspot.com said... Reply Comment
This comment has been removed by the author.
mutimees.blogspot.com said... Reply Comment

Nama: Mutohharoh Kurniati
Akun twitter: @shimmut1520
Link share: https://twitter.com/shimmut1520/status/731568003364585472
jawaban:

Menurutku usia bukan menjadi tolak ukur utama lho, sebab ukuran dewasa usia belum tentu dewasa dalam berfikir dan bersikap, namun akan lebih baik jika masing-masing telah mencapai usia kesiapan, sudah melewati masa-masa kritis menuju kedewasaan, sudah mengerti tentang apa dan akibat dari yang diucap dan dilakukan. Bukan belajar lagi melainkan mulai menerapkan. Menikah itu kehidupan lain dari kehidupan awal kita bersama keluarga, dan akan menjadi bagian keluarga lain, istilahnya selain menikahi pasangan kita juga menikahi (red:menyatukan) dua keluarga.
Seseorang sudah pantas untuk menikah apabila dia sudah memiliki kesiapan secara lahir dan batin. Kesiapan dimana bisa berfikir dalam amarah, memberi/berbagi tanpa berharap, berlebih dalam bersabar.
Aku nggak tau usia berapa itu,,,
Setiap orang itu berbeda, itu pasti. Terkadang kesiapan dalam memutuskan datang ga pake salam, pas baca buku, di kelas,di kantor, di bioskop, di toilet, di kereta, halte, atau pas makan ketoprak misalnya.
Meskipun, usia literally menjadi momok dan garis finish di masyarakat kita, tetap pendapatku bukan demikian, karena menikah itu bersiap meninggalkan, mendapatkan dan menemukan bukan hanya tentang umur aku dan umur kamu.

The Kamo Book Blog said... Reply Comment

Arfina| @ipinkaramel | https://twitter.com/IpinKaramel/status/731727802358104065

Menurut saya, untukmenikah tidak ada batasan umur. Kalau memang individu udah ngga kuat pengen nikah, meskipun umurnya dipandang belum lazim, disarankan untuk menyegerakan pernikahan (bahasanya -_-). Karena kalau tidak disegerakan, bisa-bisa mengundang setan dan hal-hal yang tidak diinginkan. Hehehe

Unknown said... Reply Comment

Arie Pradianita | @APradianita

https://twitter.com/APradianita/status/731817730089721856

Pada dasarnya tidak ada usia yang tepat untuk menikah karena usia hanyalah sebatas angka, namun yang diperlukan adalah kesiapan dan kematangan mental seseorang untuk menjalankan pernikahan.. :)

1. Pernikahan di usia 20-an

Usia 20 hingga 25 tahun adalah usia yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan pendidikan dan mengawali karier namun jika pernikahan terjadi di usia ini, diperlukan tanggung jawab yang sangat besar untuk membangun rumah tangga dengan karier yang belum maksmimal.

2. Pernikahan di atas 25 tahun

Usia ini dikatakan dalam masa seseorang mulai menginginkan hidup berdua dengan orang yang mereka inginkan. Dari sisi fisik dan ekonomi, wanita dan pria di usia ini biasanya cukup matang.

3. Menikah di usia 30-an

Bagi wanita khususnya mereka memiliki keterbatasan fisik yaitu untuk kesehatan rahim mereka. Namun ilmu kedokteran mengatakan pernikahan yang dilakukan wanita sebelum usia 35 tahun masih miliki kemungkinan kehamilan yang baik.

4. Pernikahan di atas 35 tahun

Usia ini sering kali menimbulkan pertanyaan dari banyak orang ketika pria atau wanita belum menikah. Hal ini menjadi sebuah perjalanan rumit ketika pernikahan tertunda akibat terlalu asyik hidup sendiri dan kemungkinan besar berasal dari tekanan karier. Menikah di usia ini pun menjadi masalah serius untuk kehamilan dan persalinan sang wanita.

5. Menikah setelah 40 tahun

Pria dan wanita yang belum menikah hingga usia 40 tahun membutuhkan pasangan yang sesuai dengan dirinya. Dan perlu lah mereka yang berusia 40 tahun berkonsultasi kepada para ahli untuk mendapatkan proses pernikahan yang tepat.

Crepuscle said... Reply Comment

Nama : Nur Azizah
Akun twitter : @zaziizza
Link :https://mobile.twitter.com/zaziizza/status/731836619460763648
Domisili : makassar
Usia seseorang untuk pantas menikah menurut saya adalah bagi pria yaitu 26 dan bagi wanita adalah 25. Kenapa? Sebab kisaran umur seperti itu baik pria maupun wanita sudah berada pada tahap kematangan. Baik itu fisik maupun psikis. Tidak lagi mementingkan ego pribadi. Karena dalam pernikahan yang penting adalah kebersamaan dalam menyelesaikan masalah jadi kematangan ego sangat penting. Dan juga sudah siap lahir batin untuk membina rumah tangga. Umur tersebut termasuk kategori dewasa menengah jadi menurut saya umur tersebut lah yang pantas untuk menjadi patokan bagi seseorang untuk menikah. 😊

Agatha Vonilia said... Reply Comment

Nama : Agatha Vonilia M.
Akun twitter : @Agatha_AVM
Link share : https://twitter.com/Agatha_AVM/status/732125872283521024

Menurutku sih kalau untuk wanita itu umur 25 tahun dan untuk pria 26 tahun. Usianya masih di pertengahan dan termasuk usia produktif juga. Takutnya kalau lebih dari usia tersebut berdampak pada tumbuh kembang sang anak. Anak juga butuh perhatian khusus dan teman curhat. Kalau kedua orangtuanya keburu udah tua dan anaknya masih akan menginjak remaja, sulit untuk memberikan perhatian ekstra pada anak karena usia remaja adalah masa labil dan coba-coba. Pernikahan di usia tersebut juga membutuhkan pengertian dan pemahaman. Usia dewasa dan bisa mengontrol ego juga serta mulai memikirkan masa depan. Pernikahan itu sebuah proses untuk membentuk sebuah keluarga harmonis, kesiapan mental sangat berpengaruh.

Unknown said... Reply Comment

Nama: Dwita Andhara
Akun Twitter : @dwitaandhara
Domisili : Makassar
Link share: https://twitter.com/dwitaandhara/status/732134611380133888

"Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah?"

Menurut saya usia tidak harus jadi tolak ukur seseorang untuk menikah. Waktu saya masih duduk di bangku SMA, ada teman saya yang udah melepas masa lajangnya dan itu artinya dia nggak lanjutin sekolahnya. Sayang banget memang tapi yah mau gimana. Toh dianya juga yang mau dan katanya dia udah siap baik mental maupun fisik jadi yah suka-suka dia. Ada juga tante saya yang mungkin udah nginjak umur 60 tahun sampai sekarang belum nikah-nikah juga. Yah gimana lagi jodohnya belum datang. Masa mau dipaksaain gitu. Nggak kan?

Jadi intinya ada tiga point yang menjadi pertimbangan saya seseorang pantas menikah. Pertama, harus siap baik mental dan juga fisik. Kedua dan yang paling penting itu harus ada calonnya. Yah masa kita nikah tapi calonnya nggak ada. Apa kata dunia? Hahaha. Dan ketiga yaitu.... jreng... jreng...

Takdir dan ridho dari Tuhan yang maha kuasa tentunya. Karena menurut saya sih walaupun kita berkeinginan tapi kalau Tuhan yang maha kuasa nggak berkehendak pasti nggak akan kesampaian.

Unknown said... Reply Comment

Nama : Nurul Islamiyah
Akun twitter : @nurullislamiyah
Domisili : Bantul-DIY
Link share : https://twitter.com/Nurullislamiyah/status/732239746315878400

"Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah?"

Menurut saya, usia ideal seseorang untuk menikah bervariatif bergantung pada gender. Seorang wanita idealnya menikah pada usia 23-25 tahun. Karena pada usia tersebut wanita sedang produktif sehingga kemungkinan memiliki keturunan lebih besar. Selain itu juga, di era yang semakin modern ini perbedaan usia yang terlalu jauh pada ibu dan anak akan mengakibatkan adanya kesenjangan yang mengakibatkan renggangnya hubungan antara sosok orangtua dan anak. Kerenggangan ini akan mengakibatkan anak menjadi kurang percaya dan menjadi tidak nyaman bercerita dengan ibu. Terutama menyangkut hal-hal pribadi.
Sedangkan untuk seorang pria. Usia ideal pernikahan adalah pada usia 27-29 tahun. Mengapa? Karena seorang lelaki akan menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab menafkahi dan menghidupi keluarganya maka ia memerlukan kemapanan dan hidup berkecukupan dahulu sebelum memutuskan menikah..

Nah kamu, berencana nikah kapan?

Unknown said... Reply Comment

Esty
@estiyuliastri
https://twitter.com/estiyuliastri/status/732346104809852928

Menurutmu usia berapa seseorang sudah pantas untuk menikah?
Pak Tarno, bisa minta bantu dijawab? Tolong dibantu ya...? prok, prok, prok...hihi
Aku pribadi nggak bisa kalo harus meng-kotak-kotak-kan seseorang sudah pantas menikah umur berapa ya. Karna "pantas" atau nggaknya itu tergantung kacamata yg ngelihat.
Dan menurutku umur berapa-pun seseorang menikah, di usia masih bau kencur ataupun usia ideal, bakalan tetep dicari-cari "cacatnya" sama orang2...huhh gemes
Well, yang penting kedua belah pihak yg ngejalaninya uda sama2 "klik" dan punya "goal" (terlepas dari umur berapakah itu), gak ada yg berhak meng-kategorikan-nya pantas atau nggak buat nikah😄

Elsita F said... Reply Comment

Nama: Elsita F. Mokodompit
Twitter: @sitasiska95
Link Share: https://twitter.com/sitasiska95/status/732810886679789568
Jawaban: Menikah itu rezeki bisa kapan saja asal siap. Nggak dibatasi umur. Kalau sudah siap, mengapa tidak? Dengan catatan kesiapan yang dimaksud disini bukan kesiapan yang bermodal ingin. Tapi siap dari segi fisik, mental dan materi. Fisik dan mental adalah faktor utama dalam pernikahan. Fisik sudah jelas memang harus agar kita dapat menjalani kewajiban sebagai istri/suami, sedangka mental, menikah itu bukan hanya perkara saling cinta tapi bagaimana kita bisa menjalani kehidupan bersama pasangan yang kita cintai dengan baik dan harmonis. Menikah itu menyatukan dua pikiran dan budaya dua orang yang berbeda dan itu tidak mudah. Kita dituntut untuk komitmen, dewasa, dan bertanggung jawab. Kemudian materi merupakan faktor pendukug. bagaimana kita bisa hidup bahagia dengan pernikahan kalau perut melilit kelaparan? Jadi, kesiapan dari segi materi disini adalah mereka yang ingin menikah harus sudah punya pekerjaan tetap untuk membiayai segala kebutuhan rumah tangga, berdua, anak-anak dan keluarga nanti.

Unknown said... Reply Comment

Khoyul
@Jkhoyul
https://twitter.com/JKhoyul/status/732856437332946944

25tahun keatas adalah usia yg pas untuk menikah.
Tapi yang paling penting siap lahir batin untuk berkomitmen.

Terry Irawan 3 said... Reply Comment

Tri
@tewtri
https://mobile.twitter.com/tewtri/status/732908125049618432

Sebenarnya dibanding usia cangkang seseorang, untuk menikah menurut saya lebih utama usia mentalnya sih. Banyak yang usia kepala dua tapi mental masih belasan atau sebaliknya. Meskipun dari presepsi saya menikah di usia 27 itu pilihan yang cukup baik. Karena di usia ini, seseorang mungkin sudah bisa merasa cukup puas dengan waktu lajang yang dia miliki. Sudah begitu biasanya di lingkungan kita khususnya, pertanyaan macam 'Kapan nikah?' kerap sering muncul di batas usia tersebut. Akan lebih nyaman kalau bisa menjawab pertanyaan merungsingkan tersebut di usia 27. Tidak terlalu tua kok kalau bagi saya sih.

Unknown said... Reply Comment

Dedeh Anilia
@Anilia_AN
https://twitter.com/Anilia_AN/status/732927288354869249

menurut saya umur yg pantas untuk menikah itu, untuk laki-laki di umur 27-30 karna di umur itu laki-laki sudah dewasa dan dapat mengatur emosinya, dan juga sudah mendapatkan pekerjaan yg mapan
sedangkan untuk perempuan di umur 23-25 karna di umur itu, sang perempuan sudah dewasa dan juga tidak berbahaya untuk segera memiliki anak.

Pida Alandrian said... Reply Comment

Nama : Pida Alandrian
Twitter : @PidaAlandrian92
Link Share : https://twitter.com/PidaAlandrian92/status/732955517790773248

Jawaban :

Berhubung pertanyaannya tentang usia ke berapa seseorang pantas untuk menikah. Maka aku akan menjawab dengan tegas *menurut versiku*, untuk perempuan 25 tahun, dan untuk lelaki 28-30 tahun.

Kenapa?

Karena untuk seorang perempuan di zaman sekarang perjalan hidupnya dan fase kehdupannya sangat berbeda dengan perempuan di zaman orang tua kita dulu, yang menurut orang zaman malah di anjurkan untuk segera menikah muda (kalau bisa) bagi kaum perempuan.

Nah berbeda dengan zaman sekarang. Banyak hal yang terjadi dan berubah dengan seiringnya waktu berjalan dan zaman semakin berkembang. Tuntutan kehidupanpun semakin berkembang.

Untuk seorang perempuan ketika sudah berumur 25 tahun itu sudah pantas untuk menikah. Karena di masa itu ia telah banyak melewati berbagai pahit kehidupan, dan segi pendidikan, membantu orang tuanya, mencari pekerjaan untuk memenuhi kehidupan sebelum menempuh ke jenjang pernikahan. Pasti setia perempuan menginginkan hal yang tak terikat langsung. Perempuan juga ingin merasakan kebebasan dengan menikmati kehidupan dan hasil kerja dari jerih-payahnya sendiri.

Ketika sudah menikah lain halnya, karena ketika seorang perempuan telah menikah pasti semua yang di lakukannya harus ada izin dari sang suami (ceileeehh, cuiitt.. cuiiittt..).

Dan kalau untuk lelaki menurutku sekitaran 28-30 tahun. Karena di masa itu para lelaki pasti sudah memasuki fase kehidupan yang mapan, dan berani bertanggung jawab atas keputusan yang akan di ambil, misalnya dengan menikahi seseorang. Seorang lelaki yang ingin menikah pasti sudah siap atas keputusan yang di ambilnya. Dan ia sudah sadar sepenuhnya akan resiko pernikahan yang akan di jalaninya. Setiap pernikahan pasti melewati kebahagiaan dan kepahitan dalam berumah tangga. jadi atas segala sesuatunya yang bakal terjadi di kehidupannya setelah menikah ia harus siap untuk menghadapinya atas segala sesuatu resiko.

Sekian jawabanku..

Salam Pida Alandrian

Ly said... Reply Comment

Nama: Leny
Akun twitter: @Lenny1785
Link share: https://mobile.twitter.com/Lenny1785/status/732959351229452288
jawaban: menurutku seseorang sudah pantas menikah pada usia 25 tahun keatas, baik laki-laki maupun perempuan. Karena untuk perempuan diusia segitu sudah menyelesaikan pendidikannya, memiliki karir mapan, dan sudah bisa hidup terpisah dari orangtua. Begitupun laki-laki yang harus menjadi pemimpin serta bertanggungjawab atas keluarganya.

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.