Penulis : Indah Hanaco
Penerbit : Pastel Books
Tebal : 196 halaman
Terbit : Febuari, 2016
SINOPSIS
Gadis keras kepala ini bernama Milly. Dia menyukai ungu. Dan tahu apa yang dia inginkan. Masuk jurusan pilihan ibunya bukanlah keinginannya. Sementara itu berkampanye menyelamatkan paus minke adalah keinginannya. Apapun risikonya.
Milly lantas mengarungi kapal berwarna ungu, berlayar menuju kutub selatan yang tampak keunguan dari kejauhan. Dia akan berupaya menyelamatkan paus dari perburuan. mengenal orang-orang yang mendedikasikan nyawanya demi lingkungan. Dan, membenci mereka yang mengeruk sumber daya alam demi uang.
Namun, meskipun keras kepala sebetulnya keinginan Milly terus berubah. Mungkin suatu hari dia akan berhenti, dan kembali menjadi gadis biasa dari pematang siantar. Namun Milly bertemu laki-laki yang mengubah hidupnya di atas kapal. Mengajarkannya deburan menyenangkan selain ombak dan keindahan warna ungu.
------------------------------------------------
REVIEW
"Kita adalah teman meski belum lama berkenalan. Aku memang nakhoda di sini, tetapi bukan berarti aku ingin menjaga jarak dengan kalian." (halaman 110)Gadis berusia delapan belas tahun bernama Milly mendapatkan kesempatan mengikuti sebuah seminar yang menghadirkan Neal O'Mara seorang pendiri SNFS (Sea Not For Sell) sebagai pembicara di sekolahnya. Neal yang berasal dari negara yang berbeda dari Milly dan mau hadir ke kota kecil tempat tinggal Milly merupakan sebuah kesempatan langka yang tidak boleh disia-siakan.
Apalagi ternyata Neal O'Mara tidak hanya memberikan seminar di sekolahnya Milly saja. Neal berkunjung secara khusus ke kelas Milly dan melakukan perekrutan anggota baru SNFS. SNFS adalah sebuah organisasi peduli akan keberlangsungan hidup paus. SNFS sering mengikuti kampanye yang dilaksanakan selama berbulan-bulan mengelilingi lautan lepas.
Tidak ada perwakilan organisasi resmi SNFS di Indonesia. Saat kesempatan bergabung dalam organisasi itu datang dengan mudah tidak akan disia-siakan Milly. Milly berusaha menyakinkan orangtuanya serta Neal bahwa dia merupakan sosok yang pantas diperhitungkan untuk bergabung dengan SNFS.
Milly yang keras kepala sebenarnya tidak mengtahui beban kerja seperti apa yang akan ditanggungnya saat menaiki kapal Sinead Purple - kapal yang digunakan SNFS dalam berkampanye. Dia hanya ingin kabur sebentar dari kehidupannya sekarang. Lalu, bagaimanakah nasib Milly yang merupakan gadis muda, tidak tahu apapun mengenai SNFS saat benar-benar terjun bebas mengikuti kampanye selama berbulan-bulan?
------------------------------------------------------
Bukan kali pertama aku membaca karya Indah Hanaco. Aku selalu menyukai setiap Indah Hanaco mengeluarkan karya terbarunya. Alih-alih mengikuti selera pasar, Indah Hanaco selalu memounyai pembeda di setiap karyanya. Termasuki Perfect Purple ini.
Berawal dari pengalaman pribadinya menonton sebuah realiti show di TV, Indah Hanaco mendapatkan ide untuk menulis kisah Milly dan Neal. Jujur saja, aku kagum akan semua riset dan pengetahuan yang aku temukan sepanjang membaca kisah Milly ini. Benar-benar merupakan ilmu baru yang aku dapat. Sedikit pemahaman buatku kalau ada manusia di belahan dunia jauh disana peduli akan makhluk bernama paus. Sedangkan kami, manusia perkotaan cenderung tidak mempedulikan lingkungan sekitar. Miris.
Berbicara mengenai ide cerita, aku harus mengakui bahwa ide yang diangkat adalah suatu yang beda. Cerita ini sangat cocok dijadikan pilihan bacaan untuk remaja daripada mereka terpaksa membeli kisah romance dewasa kan?
Tokoh yang dihadirkan dalam Perfect Purple ini juga kuat. Aku suka bagaimana Indah Hanaco membentuk karakter Milly yang sok tahu dan ketenangan Neal dalam menghadapi konfliknya. Aku juga menyukai bagaimana penulis memberikan interaksi diantara mereka. Pas saat dibaca.
Jika kamu membaca novel ini, penulis memberikan ucapannya bahwa Perfect Purple adalah karya beliau yang mengalami proses cukup panjang. Sepertinya aku harus percaya. Beliau juga mengutarakan jika naskahnya ini mengalami perombakan total karena harus memadatkan konflik cerita. Sangat terlihat jelas saat aku membaca secara keseluruhan kisah Milly dan Neal ini.
Sayang memang ide memangkas cerita Perfect Purple mejadi padat bukan pilihan yang tepat. Banyak sekali sub plot yang berlalu begitu saja. Pembaca harus merasa puas dan mengira-ngira sendiri bagaimana interaksi antar tokoh sebelum terjadinya suatu peristiwa. Padahal akan menjadi ciamik jika diperkenalkan latar belakang suatu kejadian yang diangkat.
Jika pembaca melakukan protesnya kalau dalam novel ini Indah Hanaco sedikit mengangkat unsur romance, menurutku itu sah-sah saja. Namun, mungkin memang tujuan novel Perfect Purple ini diangkat untuk menunjukan sisi SNFS melakukan aksinya itu tersendiri. Jika memang iya, pemulis berhasil dalam menyampaikan misinya.
Hmm, mungkinkah kalau kisah Milly dan Neal dalam balutan romance akan hadir di judul lainnya? Semoga saja.
Overall, terimakasih Indah Hanaco karena selalu menghadirkan suatu karya yang dapat memberikan makna bagi pembacanya. Bukan hanya romance picisan belaka saja.
Selamat Membaca!
Regrads,
APRL
7 komentar:
Sebenarnya kalau ada pemangkasan cerita dan akhirnya banyak subplot yang malah tidak tersampaikan, tindakan keliru bukan? Saya hanya blogger dan pembaca buku biasa dan belum membaca buku ini, namun dari pernyataan di atas, kok saya malah kepikiran solusinya apakah alangkah lebih baik jika subplotnya yang dikurangi, bukan ceritanya
Ternyata dipadatkan ya. Aku suka dengan covernya, unik sekali. Ini masuk proyek warnanya pastel book, kan ya?
@adin dilla
AKu rasa karena ide cerita ini memang tentang peduli lingkungannya sih Din.. :(
@Putri Prama
Emang Put? Warna lain judulnya apaan aja? :D
Menarik... musti berjuang buat adopsi bukunya nih di toko buku. Aku suka cerita yang tentang peduli ligkungan juga. Setuju sama @adin dilla , tapi yah memang mungkin harusnya begitu kali ya, pembaca harus puas dengan mengira-ngira. Judulnya unik ka April, hehe. Terima kasih untuk reviewnya.
@Neni Arwanda:
Sama2 ^^ Terimakasih sudah berkunjung di blogku ya
Halahh,bocah
Post a Comment