Judul : Last Forever
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit: Gagasmedia
Tebal : 384 halaman
Terbit : Oktober, 2015
SINOPSIS
“Seharusnya, aku tidak
boleh mengharapkanmu. Seharusnya, aku tahu diri. Tapi, Lana...,
ketakutanku yang paling besar adalah... aku kehilangan dirimu pada saat
aku punya kesempatan memilikimu.” — Samuel
“Untuk berada di sisimu, aku harus membuang semua yang kumiliki. Duniaku. Apa kau sadar?” — Lana
Dua
orang yang tidak menginginkan komitmen dalam cinta terjerat situasi
yang membuat mereka harus mulai memikirkan komitmen. Padahal, bagi
mereka, kebersamaan tak pernah jadi pilihan. Ambisi dan impian jauh
lebih nyata dibandingkan cinta yang hanya sementara. Lalu, bagaimana
saat menyerah kepada cinta, justru membuat mereka tambah saling
menyakiti? Berapa banyak yang mampu mereka pertaruhkan demi sesuatu yang
tak mereka duga?
Review: Last Forever by Windry Ramadhina
Review: Re-Write by Emma Grace
Sunday, October 25, 2015
Judul : Re-Write
Penulis : Emma Grace
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 256 halaman
Terbit : Oktober 2015
SINOPSIS
Kehidupan Beth Samodro berjalan seperti layaknya gadis berumur dua puluh tahun. Ia kuliah di Sydney. Memiliki keluarga yang sayang padanya. Jatuh cinta luar biasa pada laki-laki yang telah ia kenal sejak sekolah menengah di Jakarta.
Perjalan hidup Derick Bhrasongko dimulai dari kota Sydney. Ia lahir dan besar di kota tersebut. Ia tak suka pada orang Indonesia. Masa lalu telah mengajarnya untuk membenci gadis lemah yang hanya bisa menganggukkan kepala dan menurut pada orang lain, atas nama cinta.
Beth dan Rick memiliki latar belakang dan pribadi yang berbeda. Kesamaan di antara mereka hanyalah sama-sama menyimpan rahasia kelam yang membebani langkah mereka saat ini. Kedua manusia yang tak pernah cocok untuk bersama dalam kondisi apa pun. Lalu pada satu persimpangan, jalan mereka bertemu.
Dan garis hidup berkata lain.
Penulis : Emma Grace
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 256 halaman
Terbit : Oktober 2015
SINOPSIS
Kehidupan Beth Samodro berjalan seperti layaknya gadis berumur dua puluh tahun. Ia kuliah di Sydney. Memiliki keluarga yang sayang padanya. Jatuh cinta luar biasa pada laki-laki yang telah ia kenal sejak sekolah menengah di Jakarta.
Perjalan hidup Derick Bhrasongko dimulai dari kota Sydney. Ia lahir dan besar di kota tersebut. Ia tak suka pada orang Indonesia. Masa lalu telah mengajarnya untuk membenci gadis lemah yang hanya bisa menganggukkan kepala dan menurut pada orang lain, atas nama cinta.
Beth dan Rick memiliki latar belakang dan pribadi yang berbeda. Kesamaan di antara mereka hanyalah sama-sama menyimpan rahasia kelam yang membebani langkah mereka saat ini. Kedua manusia yang tak pernah cocok untuk bersama dalam kondisi apa pun. Lalu pada satu persimpangan, jalan mereka bertemu.
Dan garis hidup berkata lain.
Review: Pulang by Tere Liye
Thursday, October 22, 2015
Judul : Pulang
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tebal : 404 halaman
Terbit : September 2015
SINOPSIS
"Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak dibanding di matanya."
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit."
“Selalu ada hal baru yang bisa direnungi dan dipahami dari novel-novel Tere Liye.”
—Pulin Sri Lestari, ibu rumah tangga
“Saat ini kita cenderung tidak lagi peduli pada banyak hal, namun novel-novel Tere Liye membantu kita untuk melihat lebih dalam dan peduli.”
—Tiara, guru/dosen
“Kayak buku pelajaran, tapi seru. Mamah kamu nggak akan ngambek kalau kamu baca novel-novel Tere Liye.”
—Khoerun Nisa, siswi SMA
“Membaca novel-novel Tere Liye seperti pulang ke rumah. Berapa jauh pun kaki melangkah, selalu ingin kembali.”
—Evi, buruh migran Indonesia
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tebal : 404 halaman
Terbit : September 2015
SINOPSIS
"Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak dibanding di matanya."
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit."
“Selalu ada hal baru yang bisa direnungi dan dipahami dari novel-novel Tere Liye.”
—Pulin Sri Lestari, ibu rumah tangga
“Saat ini kita cenderung tidak lagi peduli pada banyak hal, namun novel-novel Tere Liye membantu kita untuk melihat lebih dalam dan peduli.”
—Tiara, guru/dosen
“Kayak buku pelajaran, tapi seru. Mamah kamu nggak akan ngambek kalau kamu baca novel-novel Tere Liye.”
—Khoerun Nisa, siswi SMA
“Membaca novel-novel Tere Liye seperti pulang ke rumah. Berapa jauh pun kaki melangkah, selalu ingin kembali.”
—Evi, buruh migran Indonesia
Label:
REPUBLIKA,
Review 2015
Review: I Remember You by Stephanie Zen
Sunday, October 18, 2015
Judul : I Remember You
Penulis : Stephanie Zen
Penerbit : Gagas Media
Terbit : September 2015
Buku dapat dibeli di: Toko buku online Bukupedia Disini
SINOPSIS
Kau datang meminta sisa rasa yang ada. Meraih tanganku, menatapku dengan isyarat cinta tulus; berjanji bahwa ini akan selamanya. Tak ada alasanku untuk menolaknya. Namun, apakah kata-kata masih bisa kujadikan pegangan?
Dea tak pernah menyangka sebuah pekerjaan paruh waktu dapat menjungkirbalikkan hidupnya. Membuatnya tak mampu lagi menerka apa warna masa depan—bahkan ketika seseorang meyakinkan ia masih bisa memiliki segala warna yang ia suka.
Aurelie selalu mampu menemukan keping puzzle yang hilang dalam pekerjaannya. Sayangnya, ia takut untuk tahu apa keping yang hilang dalam hidupnya. Suatu hari, seorang pria dengan senyum meneduhkan membawakannya cinta. Namun, sebuah alasan membuat Aurelie tak pernah lagi percaya bahwa cinta itu nyata—bahkan ada.
Dea dan Aurelie mencoba pelan-pelan membangun rasa percaya yang pernah porak-poranda. Selalu waspada karena tahu bahwa bangunan itu masih rapuh. Namun, selalu saja ada waktu kita tak waspada sepenuhnya, salah satunya ketika jatuh cinta.
Penulis : Stephanie Zen
Penerbit : Gagas Media
Terbit : September 2015
Buku dapat dibeli di: Toko buku online Bukupedia Disini
SINOPSIS
Kau datang meminta sisa rasa yang ada. Meraih tanganku, menatapku dengan isyarat cinta tulus; berjanji bahwa ini akan selamanya. Tak ada alasanku untuk menolaknya. Namun, apakah kata-kata masih bisa kujadikan pegangan?
Dea tak pernah menyangka sebuah pekerjaan paruh waktu dapat menjungkirbalikkan hidupnya. Membuatnya tak mampu lagi menerka apa warna masa depan—bahkan ketika seseorang meyakinkan ia masih bisa memiliki segala warna yang ia suka.
Aurelie selalu mampu menemukan keping puzzle yang hilang dalam pekerjaannya. Sayangnya, ia takut untuk tahu apa keping yang hilang dalam hidupnya. Suatu hari, seorang pria dengan senyum meneduhkan membawakannya cinta. Namun, sebuah alasan membuat Aurelie tak pernah lagi percaya bahwa cinta itu nyata—bahkan ada.
Dea dan Aurelie mencoba pelan-pelan membangun rasa percaya yang pernah porak-poranda. Selalu waspada karena tahu bahwa bangunan itu masih rapuh. Namun, selalu saja ada waktu kita tak waspada sepenuhnya, salah satunya ketika jatuh cinta.
Label:
GAGAS MEDIA,
Review 2015
Review: Sincerely Yours by Tia Widiana
Tuesday, October 13, 2015
Judul : Sincerely Yours
Penulis : Tia Widiana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 248 Halaman
Terbit : September, 2015
Sebagai penulis novel thriller, orang kerap menyangka isi kepala Inge hanya seputar urusan pembunuhan. Terlebih lagi sikapnya yang pendiam dan lebih banyak mengurung diri di kamar.
Namun di mata Alan, Inge semanis penulis romance. Inge teman yang menyenangkan dalam segala hal. Alan dengan mudah dapat membayangkan Inge menjadi perempuan yang ingin ia nikahi, bukan Ruby… perempuan yang selama ini berstatus kekasih Alan.
Alan mewakili segala yang Inge inginkan dalam hidup. Kecuali satu hal… Inge tidak ingin mengulangi hal yang membuat hatinya terluka bertahun-tahun. Inge tidak mau Alan meninggalkan Ruby demi bersama dirinya.
Sebagai penulis, Inge selalu tahu bagaimana cerita yang ditulisnya akan berakhir. Tapi untuk kali ini, Inge tidak tahu bagaimana akhir kisahnya dengan Alan….
Penulis : Tia Widiana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 248 Halaman
Terbit : September, 2015
Sebagai penulis novel thriller, orang kerap menyangka isi kepala Inge hanya seputar urusan pembunuhan. Terlebih lagi sikapnya yang pendiam dan lebih banyak mengurung diri di kamar.
Namun di mata Alan, Inge semanis penulis romance. Inge teman yang menyenangkan dalam segala hal. Alan dengan mudah dapat membayangkan Inge menjadi perempuan yang ingin ia nikahi, bukan Ruby… perempuan yang selama ini berstatus kekasih Alan.
Alan mewakili segala yang Inge inginkan dalam hidup. Kecuali satu hal… Inge tidak ingin mengulangi hal yang membuat hatinya terluka bertahun-tahun. Inge tidak mau Alan meninggalkan Ruby demi bersama dirinya.
Sebagai penulis, Inge selalu tahu bagaimana cerita yang ditulisnya akan berakhir. Tapi untuk kali ini, Inge tidak tahu bagaimana akhir kisahnya dengan Alan….
Label:
GRAMEDIA,
Review 2015
Review: Tuhan Untuk Jemima by Indah Hanaco
Thursday, October 8, 2015
Judul : Tuhan Untuk Jemima
Penulis : Indah Hanaco
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 312 halaman
Terbit : Juni, 2015
Jemima, gadis gelisah yang merindukan Tuhan, tapi tidak tahu harus mencari ke mana. Diberi kebebasan memilih agama, Jemima malah makin bimbang. Apalagi sederet tragedi sedang mengintai gadis itu dan keluarganya.
Kenneth, pria belia yang sangat tahu apa yang diinginkannya dalam hidup ini, sibuk berjuang untuk kelestarian lingkungan. Saat menyaksikan paus-paus kesayangannya dibantai, dia berkesimpulan tidak memercayai keberadaan Tuhan adalah keputusannya yang paling cerdas.
Kala keduanya bertemu di Selandia Baru, negara cantik berangin dengan berjuta keajaiban, otak dan hati mereka seolah diadu. Di antara keindahan pohon rimu, di antara pertarungan hidup dan mati, serta tamu khusus berwajah cahaya, akankah mereka menemukan hidayah-Nya?
REVIEW
Jemima seorang gadis muda yang memiliki keluarga dengan kepercayaan berbeda bisa dikategorikan gadis yang beruntung. Saat itu Dia memiliki sosok kakak, Ashlyn yang menjadi panutannya. Setiap kegiatan yang dilakukan kakaknya, Jemima ikuti.
Terkadang kegiatannya kakaknya itu tergolong tidak baik.
Hubungan mereka sangat akrab.
Memiliki kedua orangtua dengan prinsip hidup berbeda tidak membuat keluarga Jemima sering bertengkar. Kedua orangtuanya sangat menyayangi kedua anaknya. Tapi hal itu tidak dapat dirasakan oleh Jemima. Dia menganggap orangtua sangat menyayangi kakaknya daripada Jemima.
Sampai kematian Ashlyn yang mendadak mengubah kehidupan keluarga Jemima. Mama dan Papanya seakan dilanda kesedihan yang tidak kunjung berhenti. Mereka melupakan kehadiran Jemima begitu saja. Hal itu membuat Jemima sedih sekali. Apalagi saat Jemima memutuskan untuk menunda kuliah dan mendapatkan persetujuan dengan mudah dari kedua orangtuanya, menambah keyakinan Jemima kalau Dia tidak memiliki arti penting dimata orangtuanya.
Kepergian Jemima untuk berlibur ke Selandia Baru berkunjung ke rumah tantenya -Nick- membawa keberuntungannya berkenalan dengan Kenneth.
Kenneth yang merupakan seorang aktivis Paus yang aktif mengikuti kampanye di musim panas langsung membuat Jemima merasa kagum. Apalagi Kenneth yang memiliki wajah yang tampan juga sepasang mata yang memikat lawan jenis dengan mudah -termasuk Jemima- membuat liburan Jemima di Selandia Baru semakin berwarna.
Banyak kenangan indah yang mereka lewati bersama.
Jemima dan Kenneth juga memiliki persamaan yang membuat mereka semakin dekat. Mereka sama-sama sedang mempertanyakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya.
Hingga kesenangan yang dirasakan Jemima saat berlibur harus berhenti dengan paksa saat mendapat kabar dari Papanya bahwa kematian Ashlyn merupakan suatu kecelakaan yang disengaja. Papanya cemas akan keselamatan Jemima.
Teror yang tidak berhenti datang dalam kehidupan Jemima menambah ketakutan dalam diri gadis itu.
Jemima dan Kenneth disatukan tanpa sengaja dan memiliki kesamaan akan pencarian jati diri mereka. Aku dapat dengan perlahan menyelami bagaimana pergolakan batin mereka berdua. Indah Hanaco tidak membuat proses keduanya dengan mudah. Berjalan alami saja.
Aku mendapat banyak sekali pengetahuan dalam membaca kisah ini. Pengetahuan yang sebelumnya hanya aku tahu menurut cara pandangku sendiri. Indah Hanaco menjelaskan ketidaktahuan segala genre pembacanya kali ini. Bagaimana kata haram dalam dunia islam ternyata berkaitan dengan sains dan itu sangat masuk akal. Tidak ada kesan menggurui saat aku membacanya.
Aku juga seakan ikut dibawa ke dalam perjalanan singkat liburan Kenneth dan Jemima di Selandia Baru. Aku yang sangat tabu akan negara tersebut cukup dapat membayangkan surga kecil yang ditemukan Jemima disana.
Terlihat jelas Indah Hanaco mempunyai riset khusus akan setting tempat dan segala hal yang berbau akan Selandia Baru. Atau mungkin penulis pernah pergi kesana?
Aku berterimakasih akan editor yang dengan cermat menyertakan catatan kaki pada setiap istilah asing yang cukup banyak bertebaran dalam novel ini. Hal itu sangat membantu pembaca untuk tidak mengskip istilah yang ada dan menambah pengetahuan baru.
Aku suka sekali bagaimana interkasi yang hadir di keluarga Jemima. Penulis dengan lihai membangun interaksi keluarga ideal dan bahagia. Aku suka dengan pemikiran kedua orangtua Jemima yang tidak memaksakan keinginan mereka terhadap anaknya. Kedua orangtua Jemia tidak mau jika anaknya menjalani sesuatu yang tidak mereka sukai.
Seakan memberikan sindirian halus bagi orangtua jika membaca kisah ini.
Aku dibawa tegang oleh penulis akan teror yang diberikan dalam kisah ini. Penulis sukses menipuku akan tebakan siapa pelaku teror tersebut. Berkali-kali aku dibawa penulis untuk menerka banyak tokoh yang menjadi tersangkanya.
Novel ini memang jauh dari kata romance. Lebih menitik beratkan pencarian jati diri Jemima dan Kenneth. Tapi aku sangat menikmatinya.
Banyak sekali pesan moral yang diberikan penulis dalam kisah ini. Hal yang paling penting yang langsung dapat ku ingat ialah kalau Tuhan tidak pernah tidur mendampingi setiap anak-anaknya dalam keadaan sedih maupun senang, dalam keadaan ketidakpercayaan mereka akan keberadaan Tuhan. Tuhan Selalu ada.
Aku suka ending yang diberikan.
3* aku berikan.
Terimakasih sudah membuat pembaca tabu sepertiku mendapat pengetahuan tentang agama yang tidak aku yakini ternyata berhubungan dengan sains.
Selamat membaca!
Penulis : Indah Hanaco
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 312 halaman
Terbit : Juni, 2015
Jemima, gadis gelisah yang merindukan Tuhan, tapi tidak tahu harus mencari ke mana. Diberi kebebasan memilih agama, Jemima malah makin bimbang. Apalagi sederet tragedi sedang mengintai gadis itu dan keluarganya.
Kenneth, pria belia yang sangat tahu apa yang diinginkannya dalam hidup ini, sibuk berjuang untuk kelestarian lingkungan. Saat menyaksikan paus-paus kesayangannya dibantai, dia berkesimpulan tidak memercayai keberadaan Tuhan adalah keputusannya yang paling cerdas.
Kala keduanya bertemu di Selandia Baru, negara cantik berangin dengan berjuta keajaiban, otak dan hati mereka seolah diadu. Di antara keindahan pohon rimu, di antara pertarungan hidup dan mati, serta tamu khusus berwajah cahaya, akankah mereka menemukan hidayah-Nya?
REVIEW
Jemima seorang gadis muda yang memiliki keluarga dengan kepercayaan berbeda bisa dikategorikan gadis yang beruntung. Saat itu Dia memiliki sosok kakak, Ashlyn yang menjadi panutannya. Setiap kegiatan yang dilakukan kakaknya, Jemima ikuti.
Terkadang kegiatannya kakaknya itu tergolong tidak baik.
Hubungan mereka sangat akrab.
Memiliki kedua orangtua dengan prinsip hidup berbeda tidak membuat keluarga Jemima sering bertengkar. Kedua orangtuanya sangat menyayangi kedua anaknya. Tapi hal itu tidak dapat dirasakan oleh Jemima. Dia menganggap orangtua sangat menyayangi kakaknya daripada Jemima.
Sampai kematian Ashlyn yang mendadak mengubah kehidupan keluarga Jemima. Mama dan Papanya seakan dilanda kesedihan yang tidak kunjung berhenti. Mereka melupakan kehadiran Jemima begitu saja. Hal itu membuat Jemima sedih sekali. Apalagi saat Jemima memutuskan untuk menunda kuliah dan mendapatkan persetujuan dengan mudah dari kedua orangtuanya, menambah keyakinan Jemima kalau Dia tidak memiliki arti penting dimata orangtuanya.
Kepergian Jemima untuk berlibur ke Selandia Baru berkunjung ke rumah tantenya -Nick- membawa keberuntungannya berkenalan dengan Kenneth.
Kenneth yang merupakan seorang aktivis Paus yang aktif mengikuti kampanye di musim panas langsung membuat Jemima merasa kagum. Apalagi Kenneth yang memiliki wajah yang tampan juga sepasang mata yang memikat lawan jenis dengan mudah -termasuk Jemima- membuat liburan Jemima di Selandia Baru semakin berwarna.
Banyak kenangan indah yang mereka lewati bersama.
Jemima dan Kenneth juga memiliki persamaan yang membuat mereka semakin dekat. Mereka sama-sama sedang mempertanyakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya.
Hingga kesenangan yang dirasakan Jemima saat berlibur harus berhenti dengan paksa saat mendapat kabar dari Papanya bahwa kematian Ashlyn merupakan suatu kecelakaan yang disengaja. Papanya cemas akan keselamatan Jemima.
Teror yang tidak berhenti datang dalam kehidupan Jemima menambah ketakutan dalam diri gadis itu.
"Tidak masalah kalau jalan itu berliku dan menyusahkan. Sebab dia tahu Tuhan menyukai orang-orang yang tangguh, para penyintas. Pengalaman mengajari Jemima bahwa Tuhan punya hobi aneh. Dia sangat suka membuat seleksi, dan Jemima tidak mau mendapat rapor merah." (halaman 304)Indah Hanaco hadir kembali dengan karyanya yang bertema agama dan aktivis Paus. Setelah sebelumnya pembaca dapat menikmati kisah Nino dalam Cinta Sehangat Pagi dalam novel ini juga bertema serupa.
Jemima dan Kenneth disatukan tanpa sengaja dan memiliki kesamaan akan pencarian jati diri mereka. Aku dapat dengan perlahan menyelami bagaimana pergolakan batin mereka berdua. Indah Hanaco tidak membuat proses keduanya dengan mudah. Berjalan alami saja.
Aku mendapat banyak sekali pengetahuan dalam membaca kisah ini. Pengetahuan yang sebelumnya hanya aku tahu menurut cara pandangku sendiri. Indah Hanaco menjelaskan ketidaktahuan segala genre pembacanya kali ini. Bagaimana kata haram dalam dunia islam ternyata berkaitan dengan sains dan itu sangat masuk akal. Tidak ada kesan menggurui saat aku membacanya.
Aku juga seakan ikut dibawa ke dalam perjalanan singkat liburan Kenneth dan Jemima di Selandia Baru. Aku yang sangat tabu akan negara tersebut cukup dapat membayangkan surga kecil yang ditemukan Jemima disana.
Terlihat jelas Indah Hanaco mempunyai riset khusus akan setting tempat dan segala hal yang berbau akan Selandia Baru. Atau mungkin penulis pernah pergi kesana?
Aku berterimakasih akan editor yang dengan cermat menyertakan catatan kaki pada setiap istilah asing yang cukup banyak bertebaran dalam novel ini. Hal itu sangat membantu pembaca untuk tidak mengskip istilah yang ada dan menambah pengetahuan baru.
Aku suka sekali bagaimana interkasi yang hadir di keluarga Jemima. Penulis dengan lihai membangun interaksi keluarga ideal dan bahagia. Aku suka dengan pemikiran kedua orangtua Jemima yang tidak memaksakan keinginan mereka terhadap anaknya. Kedua orangtua Jemia tidak mau jika anaknya menjalani sesuatu yang tidak mereka sukai.
Seakan memberikan sindirian halus bagi orangtua jika membaca kisah ini.
Aku dibawa tegang oleh penulis akan teror yang diberikan dalam kisah ini. Penulis sukses menipuku akan tebakan siapa pelaku teror tersebut. Berkali-kali aku dibawa penulis untuk menerka banyak tokoh yang menjadi tersangkanya.
Novel ini memang jauh dari kata romance. Lebih menitik beratkan pencarian jati diri Jemima dan Kenneth. Tapi aku sangat menikmatinya.
Banyak sekali pesan moral yang diberikan penulis dalam kisah ini. Hal yang paling penting yang langsung dapat ku ingat ialah kalau Tuhan tidak pernah tidur mendampingi setiap anak-anaknya dalam keadaan sedih maupun senang, dalam keadaan ketidakpercayaan mereka akan keberadaan Tuhan. Tuhan Selalu ada.
Aku suka ending yang diberikan.
3* aku berikan.
Terimakasih sudah membuat pembaca tabu sepertiku mendapat pengetahuan tentang agama yang tidak aku yakini ternyata berhubungan dengan sains.
Selamat membaca!
Label:
GRAMEDIA,
Review 2015
Review: What If by Morra Quatro
Tuesday, October 6, 2015
Judul : What If
Penulis : Morra Quatro
Penerbit : Gagasmedia
Tebal : 280 halaman
Terbit : September 2015
Kamila.
Si Anal. Pengagum Sigmund Freud. Asisten dosen ilmu sosial yang sangat detail, yang selalu menjawab tiap pertanyaan di kelas. Menurut Kamila, orang-orang, terutama pada usia muda mereka, sesungguhnya punya kehausan alami akan ilmu. Baginya, hubungannya dengan Jupiter kemarin terasa seperti mimpi, sisanya tak benar-benar nyata.
Jupiter.
Mahasiswa tingkat dua. Penyuka basket, pemain gitar, perayu ulung. Ia telah menghadirkan Kamila di dalam hatinya sejak kali pertama pertemuan mereka di bawah langit siang. Baginya, ada sekelumit cerita yang harus ia ungkap. Tentang gadis yang ingin selalu ia antar pulang; tentang kisah yang datang bersamanya. Namun, ketika mereka tak lagi berjarak, ia menyadari ada sesuatu yang membuat segala hal di bawah langit siang itu terasa tak sama.
WHAT IF, tentang harapan yang terhalang. Tentang kenyataan yang tak mungkin dimungkiri. Tentang hidup yang tak selalu berpihak—hingga memaksa Jupiter dan Kamila menjadi lebih kuat daripada yang mereka sadari
Penulis : Morra Quatro
Penerbit : Gagasmedia
Tebal : 280 halaman
Terbit : September 2015
Kamila.
Si Anal. Pengagum Sigmund Freud. Asisten dosen ilmu sosial yang sangat detail, yang selalu menjawab tiap pertanyaan di kelas. Menurut Kamila, orang-orang, terutama pada usia muda mereka, sesungguhnya punya kehausan alami akan ilmu. Baginya, hubungannya dengan Jupiter kemarin terasa seperti mimpi, sisanya tak benar-benar nyata.
Jupiter.
Mahasiswa tingkat dua. Penyuka basket, pemain gitar, perayu ulung. Ia telah menghadirkan Kamila di dalam hatinya sejak kali pertama pertemuan mereka di bawah langit siang. Baginya, ada sekelumit cerita yang harus ia ungkap. Tentang gadis yang ingin selalu ia antar pulang; tentang kisah yang datang bersamanya. Namun, ketika mereka tak lagi berjarak, ia menyadari ada sesuatu yang membuat segala hal di bawah langit siang itu terasa tak sama.
WHAT IF, tentang harapan yang terhalang. Tentang kenyataan yang tak mungkin dimungkiri. Tentang hidup yang tak selalu berpihak—hingga memaksa Jupiter dan Kamila menjadi lebih kuat daripada yang mereka sadari
Label:
GAGAS MEDIA,
Review 2015
Review: Cinta Sehangat Pagi by Aimee Karenina
Monday, October 5, 2015
Judul : Cinta Sehangat Pagi
Penulis : Aimee Karenina\
Penerbut : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 216 halaman
Available at: Bukupedia
Mengimamimu adalah mimpi terbesarku.
Bagi Nino, Selma adalah pelabuhan terakhirnya. Dia bahkan bersedia melanggar sumpahnya untuk tidak berpacaran sebelum menikah, ketika bertemu Selma. Sayangnya, walau didesak bagaimanapun, Selma tidak mau buru-buru menikah.
Dia mengajakku menikah sebulan sekali. Aku bahkan sulit percaya kalau dia serius!
Bagi Selma, Nino adalah pria sempurna—blasteran Spanyol, aktivis lingkungan yang cerdas, dan gentleman yang alim. Tapi, yang diinginkan Selma bukanlah pernikahan, melainkan karier yang cemerlang.
Aku bisa mengorbankan segalanya demi dia. Aku tahu bagaimana cara mencinta.
Saat bermain tarik-ulur dalam hubungan mereka, Nino dan Selma tidak menyadari ada pihak lain yang menyelinap datang dengan obsesi siap menghancurkan tali kasih yang rapuh ini. Akankah Nino dan Selma teguh bersatu, atau malah mengalah pada permainan takdir?
Penulis : Aimee Karenina\
Penerbut : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 216 halaman
Available at: Bukupedia
Mengimamimu adalah mimpi terbesarku.
Bagi Nino, Selma adalah pelabuhan terakhirnya. Dia bahkan bersedia melanggar sumpahnya untuk tidak berpacaran sebelum menikah, ketika bertemu Selma. Sayangnya, walau didesak bagaimanapun, Selma tidak mau buru-buru menikah.
Dia mengajakku menikah sebulan sekali. Aku bahkan sulit percaya kalau dia serius!
Bagi Selma, Nino adalah pria sempurna—blasteran Spanyol, aktivis lingkungan yang cerdas, dan gentleman yang alim. Tapi, yang diinginkan Selma bukanlah pernikahan, melainkan karier yang cemerlang.
Aku bisa mengorbankan segalanya demi dia. Aku tahu bagaimana cara mencinta.
Saat bermain tarik-ulur dalam hubungan mereka, Nino dan Selma tidak menyadari ada pihak lain yang menyelinap datang dengan obsesi siap menghancurkan tali kasih yang rapuh ini. Akankah Nino dan Selma teguh bersatu, atau malah mengalah pada permainan takdir?
Review: Pangeran Kertas by Syahmedi Dean
Friday, October 2, 2015
Judul : Pangeran Kertas
Penulis : Syahmedi Dean
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 224 halaman
Mungkinkah Nania jatuh cinta pada impian yang ia ciptakan sendiri? Mungkin. Nania hidup dalam kesepian panjang, di antara Papa, bintang televisi yang sangat tenar, dan Mama, ibu yang hancur karena ketenaran suami. Nania mencari cinta dalam puisi-puisi yang ia tulis, sampai ia jatuh cinta pada sosok yang ia ciptakan, seorang Pangeran Kertas yang berhati putih, yang bisa menerima keluh kesah apa pun dari Nania, yang di dadanya Nania bisa menumpahkan tinta kata-kata. Apa yang terjadi ketika Pangeran Kertas menjadi kenyataan? Mereka berdua beradu kata-kata indah di bawah rembulan, beradu tatapan mata bertukar cinta.
Bagaimana jika pangeran impian berhadapan dengan pangeran lain yang lebih nyata? Mana yang harus dimenangkan, impian atau kenyataan? Nania semakin digempur oleh dua pilihan, sangat membingungkan. Salah satunya selalu menyembuhkan ketika yang lain menyakitkan. Mana yang menyakitkan, impian atau kenyataan? Puisi-puisi Nania semakin mengalir ke hamparan kertas.
Nania berdiri di depan megahnya Taj Mahal, monumen cinta paling abadi di muka bumi, merasakan betapa beruntungnya dihujani cinta dan kasih sayang. Nania pun terseret ke Yogyakarta, tempat benteng-benteng tua yang bertahan melalui dera kenangan masa lalu. Mencintai dan dicintai. Impian dan kenyataan. Pilihan yang sulit namun tetap harus diambil, lalu suatu hari nanti pilihan tersebut akan menjadi kenangan berair mata.
Penulis : Syahmedi Dean
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 224 halaman
Mungkinkah Nania jatuh cinta pada impian yang ia ciptakan sendiri? Mungkin. Nania hidup dalam kesepian panjang, di antara Papa, bintang televisi yang sangat tenar, dan Mama, ibu yang hancur karena ketenaran suami. Nania mencari cinta dalam puisi-puisi yang ia tulis, sampai ia jatuh cinta pada sosok yang ia ciptakan, seorang Pangeran Kertas yang berhati putih, yang bisa menerima keluh kesah apa pun dari Nania, yang di dadanya Nania bisa menumpahkan tinta kata-kata. Apa yang terjadi ketika Pangeran Kertas menjadi kenyataan? Mereka berdua beradu kata-kata indah di bawah rembulan, beradu tatapan mata bertukar cinta.
Bagaimana jika pangeran impian berhadapan dengan pangeran lain yang lebih nyata? Mana yang harus dimenangkan, impian atau kenyataan? Nania semakin digempur oleh dua pilihan, sangat membingungkan. Salah satunya selalu menyembuhkan ketika yang lain menyakitkan. Mana yang menyakitkan, impian atau kenyataan? Puisi-puisi Nania semakin mengalir ke hamparan kertas.
Nania berdiri di depan megahnya Taj Mahal, monumen cinta paling abadi di muka bumi, merasakan betapa beruntungnya dihujani cinta dan kasih sayang. Nania pun terseret ke Yogyakarta, tempat benteng-benteng tua yang bertahan melalui dera kenangan masa lalu. Mencintai dan dicintai. Impian dan kenyataan. Pilihan yang sulit namun tetap harus diambil, lalu suatu hari nanti pilihan tersebut akan menjadi kenangan berair mata.
Subscribe to:
Posts (Atom)