Review: Tuhan Untuk Jemima by Indah Hanaco

Thursday, October 8, 2015

Judul : Tuhan Untuk Jemima
Penulis : Indah Hanaco
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 312 halaman
Terbit : Juni, 2015

Jemima, gadis gelisah yang merindukan Tuhan, tapi tidak tahu harus mencari ke mana. Diberi kebebasan memilih agama, Jemima malah makin bimbang. Apalagi sederet tragedi sedang mengintai gadis itu dan keluarganya.

Kenneth, pria belia yang sangat tahu apa yang diinginkannya dalam hidup ini, sibuk berjuang untuk kelestarian lingkungan. Saat menyaksikan paus-paus kesayangannya dibantai, dia berkesimpulan tidak memercayai keberadaan Tuhan adalah keputusannya yang paling cerdas.

Kala keduanya bertemu di Selandia Baru, negara cantik berangin dengan berjuta keajaiban, otak dan hati mereka seolah diadu. Di antara keindahan pohon rimu, di antara pertarungan hidup dan mati, serta tamu khusus berwajah cahaya, akankah mereka menemukan hidayah-Nya?

REVIEW

Jemima seorang gadis muda yang memiliki keluarga dengan kepercayaan berbeda bisa dikategorikan gadis yang beruntung. Saat itu Dia memiliki sosok kakak, Ashlyn yang menjadi panutannya. Setiap kegiatan yang dilakukan kakaknya, Jemima ikuti.
Terkadang kegiatannya kakaknya itu tergolong tidak baik.
Hubungan mereka sangat akrab.

Memiliki kedua orangtua dengan prinsip hidup berbeda tidak membuat keluarga Jemima sering bertengkar. Kedua orangtuanya sangat menyayangi kedua anaknya. Tapi hal itu tidak dapat dirasakan oleh Jemima. Dia menganggap orangtua sangat menyayangi kakaknya daripada Jemima.

Sampai kematian Ashlyn yang mendadak mengubah kehidupan keluarga Jemima. Mama dan Papanya seakan dilanda kesedihan yang tidak kunjung berhenti. Mereka melupakan kehadiran Jemima begitu saja. Hal itu membuat Jemima sedih sekali. Apalagi saat Jemima memutuskan untuk menunda kuliah dan mendapatkan persetujuan dengan mudah dari kedua orangtuanya, menambah keyakinan Jemima kalau Dia tidak memiliki arti penting dimata orangtuanya.

Kepergian Jemima untuk berlibur ke Selandia Baru berkunjung ke rumah tantenya -Nick- membawa keberuntungannya berkenalan dengan Kenneth. 
Kenneth yang merupakan seorang aktivis Paus yang aktif mengikuti kampanye di musim panas langsung membuat Jemima merasa kagum. Apalagi Kenneth yang memiliki wajah yang tampan juga sepasang mata yang memikat lawan jenis dengan mudah -termasuk Jemima- membuat liburan Jemima di Selandia Baru semakin berwarna.
Banyak kenangan indah yang mereka lewati bersama.
Jemima dan Kenneth juga memiliki persamaan yang membuat mereka semakin dekat. Mereka sama-sama sedang mempertanyakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. 

Hingga kesenangan yang dirasakan Jemima saat berlibur harus berhenti dengan paksa saat mendapat kabar dari Papanya bahwa kematian Ashlyn merupakan suatu kecelakaan yang disengaja. Papanya cemas akan keselamatan Jemima.
Teror yang tidak berhenti datang dalam kehidupan Jemima menambah ketakutan dalam diri gadis itu.


"Tidak masalah kalau jalan itu berliku dan menyusahkan. Sebab dia tahu Tuhan menyukai orang-orang yang tangguh, para penyintas. Pengalaman mengajari Jemima bahwa Tuhan punya hobi aneh. Dia sangat suka membuat seleksi, dan Jemima tidak mau mendapat rapor merah." (halaman 304)
Indah Hanaco hadir kembali dengan karyanya yang bertema agama dan aktivis Paus. Setelah sebelumnya pembaca dapat menikmati kisah Nino dalam Cinta Sehangat Pagi dalam novel ini juga bertema serupa.

Jemima dan Kenneth disatukan tanpa sengaja dan memiliki kesamaan akan pencarian jati diri mereka. Aku dapat dengan perlahan menyelami bagaimana pergolakan batin mereka berdua. Indah Hanaco tidak membuat proses keduanya dengan mudah. Berjalan alami saja.

Aku mendapat banyak sekali pengetahuan dalam membaca kisah ini. Pengetahuan yang sebelumnya hanya aku tahu menurut cara pandangku sendiri. Indah Hanaco menjelaskan ketidaktahuan segala genre pembacanya kali ini. Bagaimana kata haram dalam dunia islam ternyata berkaitan dengan sains dan itu sangat masuk akal. Tidak ada kesan menggurui saat aku membacanya.
Aku juga seakan ikut dibawa ke dalam perjalanan singkat liburan Kenneth dan Jemima di Selandia Baru. Aku yang sangat tabu akan negara tersebut cukup dapat membayangkan surga kecil yang ditemukan Jemima disana.
Terlihat jelas Indah Hanaco mempunyai riset khusus akan setting tempat dan segala hal yang berbau akan Selandia Baru. Atau mungkin penulis pernah pergi kesana?

Aku berterimakasih akan editor yang dengan cermat menyertakan catatan kaki pada setiap istilah asing yang cukup banyak bertebaran dalam novel ini. Hal itu sangat membantu pembaca untuk tidak mengskip istilah yang ada dan menambah pengetahuan baru.

Aku suka sekali bagaimana interkasi yang hadir di keluarga Jemima. Penulis dengan lihai membangun interaksi keluarga ideal dan bahagia. Aku suka dengan pemikiran kedua orangtua Jemima yang tidak memaksakan keinginan mereka terhadap anaknya. Kedua orangtua Jemia tidak mau jika anaknya menjalani sesuatu yang tidak mereka sukai.
Seakan memberikan sindirian halus bagi orangtua jika membaca kisah ini.

Aku dibawa tegang oleh penulis akan teror yang diberikan dalam kisah ini. Penulis sukses menipuku akan tebakan siapa pelaku teror tersebut. Berkali-kali aku dibawa penulis untuk menerka banyak tokoh yang menjadi tersangkanya.

Novel ini memang jauh dari kata romance. Lebih menitik beratkan pencarian jati diri Jemima dan Kenneth. Tapi aku sangat menikmatinya.
Banyak sekali pesan moral yang diberikan penulis dalam kisah ini. Hal yang paling penting yang langsung dapat ku ingat ialah kalau Tuhan tidak pernah tidur mendampingi setiap anak-anaknya dalam keadaan sedih maupun senang, dalam keadaan ketidakpercayaan mereka akan keberadaan Tuhan. Tuhan Selalu ada.
Aku suka ending yang diberikan.

3* aku berikan.
Terimakasih sudah membuat pembaca tabu sepertiku mendapat pengetahuan tentang agama yang tidak aku yakini ternyata berhubungan dengan sains.
Selamat membaca!

0 komentar:

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.