Review: I Remember You by Stephanie Zen

Sunday, October 18, 2015

Judul : I Remember You
Penulis : Stephanie Zen
Penerbit : Gagas Media
Terbit : September 2015
Buku dapat dibeli di: Toko buku online Bukupedia Disini

SINOPSIS

Kau datang meminta sisa rasa yang ada. Meraih tanganku, menatapku dengan isyarat cinta tulus; berjanji bahwa ini akan selamanya. Tak ada alasanku untuk menolaknya. Namun, apakah kata-kata masih bisa kujadikan pegangan?

Dea tak pernah menyangka sebuah pekerjaan paruh waktu dapat menjungkirbalikkan hidupnya. Membuatnya tak mampu lagi menerka apa warna masa depan—bahkan ketika seseorang meyakinkan ia masih bisa memiliki segala warna yang ia suka.

Aurelie selalu mampu menemukan keping puzzle yang hilang dalam pekerjaannya. Sayangnya, ia takut untuk tahu apa keping yang hilang dalam hidupnya. Suatu hari, seorang pria dengan senyum meneduhkan membawakannya cinta. Namun, sebuah alasan membuat Aurelie tak pernah lagi percaya bahwa cinta itu nyata—bahkan ada.

Dea dan Aurelie mencoba pelan-pelan membangun rasa percaya yang pernah porak-poranda. Selalu waspada karena tahu bahwa bangunan itu masih rapuh. Namun, selalu saja ada waktu kita tak waspada sepenuhnya, salah satunya ketika jatuh cinta.


REVIEW

Pernahkah kamu merasa trauma akan suatu hal dimasa lalu? Trauma yang membuatmu menarik diri jika bertemu dengan sesuatu hal yang ingin kamu lupakan?

Di novel ini pembaca dibawa dalam kisah Dea. Dea seorang gadis yang baru selesai menempuh pendidikan kuliahnya di Singapura. Dia mencoba peruntungannya untuk meniti karir di Singapura. Tanpa sengaja Dia mendapatkan kerja paruh waktu sebagai dresser membantu temannya.
Dea yang tidak memiliki background pendidikan dalam dunia fashion justru menikmati pekerjaan barunya dan berharap dapat meniti karir sebagai dresser penuh waktu.

Pekerjaan sebagai dresser Dea bertemu dengan banyak model ganteng salah satunya Janes. Janes yang memang memiliki wajah rupawan langsung menarik hati Dea. Mereka pun menjalin persahabatan. Hubungan mereka cukup baik. Sampai tiba suatu malam yang mengubah hidup Dea. Hal itu membuat Dea untuk menarik diri dengan lawan jenis.

Aureline seorang gadis yang bekerja sebagai fashion stylish mempunyai masa lalu yang membuat Dia membatasi dunia kerjanya. Semua berjalan mulus sampai Aureline tanpa sengaja bertemu dengan Ruben Tan. Model yang juga memiliki bisnis dibidang funiture. 

Perhatian yang Ruben berikan ke Aureline membuatnya nyaman. Mengenal satu sama lain membuat Aureline menyadari kecintaan Ruben akan dunia model memaksa Aureline untuk menjaga jarak. Akankah kehadiran Ruben Tan yang tanpa syarat dapat membuat Aureline mampu memaafkan masa lalunya yang kelam?

"A true relationship is having someone who accepts your past, supports your present and encourages your future." (halaman 278)
 Ini bukan kali pertamaku mengenal tulisan Stephanie Zen. Aku suka bagaimana cara penulis bercerita. Saat novel ini terbitpun aku langsung membelinya.
Tidak mempunyai ekspektasi apapun saat mulai membaca kisah ini, mungkin karena cover yang ditampilkan sederhana, tidak menarik hati pembaca.

Keraguanku terbayar saat mulai membaca. Penulis menghadirkan twist yang tidak terduga. Penulis memakai 2 sudut pandang orang yang berbeda, Dea dan Aureline perlahan membawaku dalam dunia fashion yang menjadi pembeda novel ini dengan tema sejenisnya.
Riset yang cukup menambah pengetahuanku akan dunia balik layar suatu produksi iklan dan fashion show.

Pembaca dibawa untuk berkenalan dengan dua sisi tokoh, Aureline dan Dea. Aku awalnya mengira mereka 2 tokoh yang berbeda. Penulis berhasil mengecohku.
Aku suka sekali dengan tokoh Dea dan Aureline. Masing-masing mengambarkan sosok perempuan yang berusaha bangkit akan masa lalu mereka. Terjatuh dalam sebuah masa lalu yang kelam membuat mereka tidak langsung mudah untuk mengulangi kesalahan kedua kalinya.

Emosi yang hadir dalam keluarga Dea juga menarik perhatianku. Memberi pesan moral kepada setiap pembaca untuk semakin peka akan keadaan anggota keluarganya. Kepekaan yang timbul dalam anggota keluarga akan meminimalisir salah satu anggota keluarga terjatuh dalam lubang kesalahan.

Kalau aku boleh membicarakan kekurangan yang aku temukan dalam novel ini yaitu banyaknya typo yang aku temukan. Aku mencatatnya dan semoga dapat diperbaiki dalam cetakan selanjutnya;

"Gillian mengambil botol dari dalam ranselnya, mennggak isinya banyak-banyak" (halaman 10)

 "..... lalu mengunyah macaron dan mennggak champagne..." (halaman 52)
Kata mennggak seharusnya menenggak 

"Aku sama sekali tidak meyiapkan mental untuk menghadapi sikap diamPapa" (halaman 254) 
Kata DiamPapa seharusnya diberikan spasi menjadi diam papa.

Kualitas kertas yang jelek juga sangat disayangkan. Hal itu mungkin karena harga biaya cetak yang mahal, tapi jadi membuat kualitas novel ini berkurang.

Kelebihan dan kekurangan yang aku utarakan tidak membuatku untuk ragu membaca karya Stephanie Zen berikutnya.
Sangat ditunggu karya terbaru Stephanie Zen!

3* aku berikan
Selamat membaca

0 komentar:

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.