Penulis : Irene Dyah
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 224 halaman
Terbit : Febuari, 2016
SINOPSIS
Apa yang akan kaulakukan bila sendirian di negeri asing, di tengah pasar yang sibuk, dan menemukan seorang lelaki tampan tekun menguntitmu?
Nada, si gadis pingitan yang melarikan diri dari Jakarta, memutuskan melakukan tindakan ekstrem: menghajar lelaki itu dengan tasnya dan berteriak, “Copeeet!” karena jelas lelaki itu bukanlah Pangeran Maroko yang tengah menyamar!
Haykal, pria malang yang dipukulinya itu, ternyata bukan copet. Namun, dia memiliki misi lain yang membuat Nada membencinya berkali-kali lipat. Misi yang akhirnya terbongkar gara-gara sebuah foto buram lima cowok dalam kostum cheerleader. Semua semakin kacau, apalagi Nada juga ingin menyelesaikan misinya menggagalkan sebuah pernikahan.
Apakah labirin merah bata kota Marrakesh akan mengizinkan keduanya menyelesaikan misi bersama?
---------------------------------------
REVIEW
Siapa yang tidak takut saat kamu sedang berada disuatu daerah asing dan dikuntit oleh seorang cowok aneh? Hal itu lah yang terjadi dengan Nada. Saat memutuskan kabur ke Marrakech malah membuat Nada bertemu dengan cowok aneh yang menguntitnya di pasar. Panik? Jelas! Karena baru disadari Nada kalau penguntit itu sudah mengikutinya dari awal Nada tiba di pasar. Namun ternyata penguntit tersebut merupakan cowok asal Indonesia dan Nada sudah memukulnya dengan tas!
Pengutit tersebut bernama Baz atau biasa disebut Haykal. Nama yang aneh tentu saja karena Nada mendengar penjelasannya sendiri dari Haykal mengenai asal namanya. Berhasil berkenalan dengan penguntit bernama Haykal tidak serta merta membuat Nada mengikuti ajakannya untuk minum kopi bersama di sebuah kedai kopi di dekat pasar. Namun Haykal selalu punya cara untuk membuat yakin Nada agar mengikuti ucapannya.
Berdasarkan pembicaraan dengan Haykal, Nada tidak percaya akan alasan yang dikemukan oleh Haykal. Bagaimana mungkin mereka bertemu hanya karena nasib yang mempertemukan keduanya? Apalagi setelah Nada perhatikan Haykal merupakan sosok cowok yang luar biasa percaya diri dan arrogant. Haykal bahkan tidak malu menyebut dirinya ganteng! Nada pun berharap pertemuannya dengan Haykal akan berakhir hari itu juga dan Nada tidak harus berurusan dengan cowok aneh itu lagi.
Takdir berkata lain, siapa sangka ternyata Nada bertemu dengan Hayal lagi di hotel tempat Nada menginap. Malah Haykal menginap di hotel yang sama dengan Nada. Hal itu membuat Nada geram. Terlebih lagi Haykal berhasil membuat Nada mengacaukan rencanya liburan pelariannya di Marrakech yang semula hanya ingin berdiam diri di hotel saja menjadi pasrah mengikuti Haykal ke berbagai tujuan wisata menarik di Maroko! Tanpa disadari kehadiran Haykal membuat Nada berubah. Membuat Nada memberikan sedikit cerita mengenai alasannya berlibur sendirian ke negeri asing.
Namun sayang disaat Nada sudah merasa nyaman dengan kehadiran Haykal disisinya selama di Maroko, Nada menemukan suatu fakta yang membuatnya terkejut. Fakta bahwa selama ini Nada memberikan informasi mengenai permasalahannya ke tempat yang salah: Haykal.
Lalu bagaimana akhirnya hubungan Nada dan Haykal?
"Berlatihlah melepaskan orang-orang yang kamu sayangi. Kita bukan pusat dunia. Tidak bisa selamanya memaksa orang-orang itu beredar mengelilingimu, seperti planet mengitari matahari." (halaman 152)-------------------------------------------------------
Ini merupakan buku kedua dari seri Love Arround Series yang diterbitkan Gramedia. Namun ini bukan pertama kali aku berkenalan dengan tulisan Irene Dyah. Sejak awal seri ini diterbitkan aku sudah penasaran ingin membaca keempat serinya.
Novel yang berjudul: Love in Marrakesh ini benar-benar menarik perhatianku sejak awal. Karena merupakan satu-satunya kota yang terdengar asing dibandingkan ketiga novel seriesnya. Ide awal menentukan kota dalam novel ini menjadi poin plus bagi penulis untuk membuat pembaca tertarik saat melihat dari judulnya saja.
Jika dibilang Love Arround Series merupakan serial islamic, aku tidak merasakan suatu kesan agama menggurui dalam cerita ini. Penulis menggambarkan sisi agama dari sebuah kota cantik di Maroko. Penulis bahkan mengajak pembacanya untuk jalan-jalan keliling Maroko! Suatu daerah yang belum pernah diangkat dalam novel fiksi lainnya. Setting tempat dan suasana tergambar jelas dengan baik oleh penulis dalam cerita ini. Aku dapat membayangkan bagaimana suasana Marrakesh seperti apa saat menyelami kisah Nada ini. Terlihat jelas jika penulis melakukan risetnya dengan cukup baik.
Walaupun mengangkat suatu tempat yang terdengar asing, penulis sudah mensiasatinya dengan memberikan footnote pada setiap istilah asing yang ditemukan dalam novel ini. Sehingga pembaca semakin dapat menikmati cerita ini secara utuh dan menambah informasi baru mengenai kota Marrakesh itu sendiri.
Menggunakan teknik kepenulisan dengan sudut padang orang pertama merupakan pilihan yang tepat. Penulis dengan lihai menunjukan perasaan yang dialami oleh dua tokoh yang berbeda dan mempunyai karakter yang bertolak belakang. Sosok Haykal juga dapat digambarkan dengan baik. Songongnya Haykal dibuat tidak tanggung oleh penulis, sehingga membuat sosok Haykal menjadi berbekas di benak pembaca saat membaca kisah ini secara keseluruhan. Padahal penulis merupakan seorang perempuan namun baik dalam menggambarkan kesongongan cowok tengil seperti Haykal.
Aku tidak berhenti ketawa sendiri saat baru memulai halaman awal kisah ini. Lucu banget interaksi yang coba dibangun penulis antara Nada dan Haykal. Mungkin karena keduanya mempunyai karakter yang berbeda membuat interaksi keduanya mengalir apa adanya.
"Apa kataku, wanita memang makhluk membingungkan yang memiliki sekitar dua juta kanal emosi. Setiap saat bisa marah, tertawa, sedih, panik, membeku, ketakutan" (halaman 142)Aku suka sekali dengan seluruh penggambaran sederhana yang digunakan penulis dalam cerita ini. Benar-benar sederhana. Penulis menggunakan perempumaan ribetnya makhluk cewek dan cowok dan hal itu berhubungan jelas dengan konflik, karakter tokoh yang coba ditonjolkan penulis. Bahkan penulis menggunakan dua tokoh kartun sebagai penggambaran sederhana untuk mendeskripsikan suatu interaksi antara tokoh Haykal dan Nada. Penasaran? Kalian mesti baca sendiri mengenai ungkapan sederhana yang aku gambarkan.
"Diamnya seorang lelaki itu bukan berarti tidak peduli. Serius." (halaman 160)Membaca novel ini tidak membuat waktu lama. Ceritaya sederhana dan ringan. Cerita ini juga tidak menggambarkan romance belaka namun mengajarkan kamu - terutama pembaca perempuan- untuk merelakan sesuatu hal dalam hidupmu yang membuatmu nyaman. Karena tidak selamanya kita dapat menahan suatu yang nyaman itu selamanya. Adakalanya hal tersebut harus pergi dan yang kita butuhkan hanya merelakannya.
Overall, novel ini rekomen banget! Aku nunggu sekuelnya semoga segera terbit!
Selamat membaca dan berkeliling Maroko!
Regrads,
APRL
1 komentar:
Wah seru ya. Pertama baca novel ini itu diblognya ka luckty. Tertarik dan langsung suka. Oh ada sekuelnya ya. Apa semua novel around the world with love ada sekuelnya? Soalnya setau aku love in adelaide juga akan ada sekuelnya dengan judul love in sidney
Post a Comment