Penulis : Ninna Lestari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : September, 2016
Tebal : 254 halaman
SINOPSIS
Hari-hari Alfa berubah sendu saat Alfi, saudari kembarnya, meninggal karena kecelakaan. Selama bertahun0tahun Alfa diliputi kesedihan, sampai akhirnya ia bertemu siswi baru bernama unik: Banana. Keberadaan cewek itu membuat sifat Alfa bangkit lagi.
Buat Alfa, mengerjai Banana memiliki kebahagiaan tersendiri. cewek nyentrik yang selalu membawa kotak makan berisi pisang itu mampu melupakan kesedihan Alfa. Sementara bagi Banana, mengenal Alfa adalah kesialan. Senior yang selalu memakai jaket dan beanie abu-abu itu selalu mengacaukan harapannya tentang masa SMA yang indah dan tenang.
Herannya, ada saja kebetulan yang mempertemukan Alfa dan Banana. Apakah perasaan mereka akan berubah seiring pertemuan mereka, apalagi dengan rentetan kejadian yang nggak pernah mereka duga sebelumnya?
---------------------------------------------------------
REVIEW
"Tak ada kehilangan yang tak menyakitkan, terlebih kehilanganmu. Saat kamu pergi hilang separuh hidupku." (halaman 10)Hidup Alfa seakan runtuh saat dia kehilangan saudara kembarnya Alfi. Alfi meninggal saat Alfa tidak disampingnya. Hubungan mereka cukup dekat. Alfa hadir sebagai sosok pelindung Alfi. Alfi hadir sebagai pewarna dalam hidup Alfa. Alfa kehilangan semangat saat Alfi pergi dalam hidupnya. Bagi Alfa, dia hanya punya Alfi yang menjadi temannya menjalani hari-hari.
Di sekolah Alfa benar-benar merasa sunyi. Biasanya ada sosok Alfi yang selalu menemaninya dibangku kelas. Bahkan kericuhan yang ditimbulkan teman-teman di kelasnya tidak lagi menimbulkan semangat Alfa.
Sampai saat tahun ajaran baru tiba, Alfa terlibat sebagai panitia MOS di sekolahnya. Disana Alfa bertemu dengan sosok cewek aneh - setidaknya begitu menurut Alfa-. Cewek itu bernama Banana. Nama yang aneh untuk dimiliki oleh seorang gadis remaja seumurannya.
Melihat Banana menimbulkan keisengan dari diri Alfa untuk mengganggunya.
Banana adalah seorang gadis yang menyukai warna kuning. Apa yang dikenakannya sehari-hari tidak jauh dari atribut berwarna kuning. Bahkan Banana juga gemar membawa bekal ke sekolah berupa olahan pisang. Ya, seakan nama Banana emang menyatu dalam tubuhnya.
Banana juga merupakan gadis biasa. Dia tidak memiliki sesuatu yang menarik dalam dirinya yang menyebabkan orang lain dapat menoleh padanya. Suara Banana juga benar-benar mengganggu.
Namun mungkin hal itu yang menjadi daya tarik seorang Banana di mata Alfa. Banana sebagai seorang junor tidak takut sama sekali dengan ancaman Alfa selama MOS. Padahal selama MOS Alfa seringkali mencari kesalahan Banana sehingga ada saja penyebab yang membuat Banana untuk dihukum.
"Takdir itu lucu. Ada saja caranya mempertemukan dua orang yang tak punya urusan dengan cara yang seolah kebetulan." (halaman 19)Bagi Banana, sosok Alfa adalah seniornya yang menyebalkan di sekolah. Jika bertemu Alfa berarti membuat Banana terjebak akan keusilan yang akan ditimbulkan Alfa. Namun semakin mengenal sosok Alfa, Banana mengetahui ada sisi kelam yang berusaha disembunyikan Alfa dari banyak orang. Ada sisi rapuh dari diri Alfa yang berusaha dipendamnya. Hal itu menimbulkan rasa penasaran dalam diri Banana untuk membanttu Alfa mengatasi masalahnya.
Bagi Alfa, kehadiran Banana mengingatkannya akan sosok Alfi yang sudah tiada. Kehadiran Banana juga membuat Alfa melupakan kesedihannya atas kehilangan Alfi. Banana mampu membuat Alfa semangat kembali menjalani hari-harinya.
Namun apa yang terjadi saat Banana ikut campur terlalu jauh akan masalah pribadi Alfa?
Niat Banana memang baik. Banana ingin membantu Alfa memaafkan masa lalunya. Tapi Alfa tidak suka dengan sikap ikut campur Banana.
Mampukah Banana membuat Alfa memaafkan kesedihan masa lalunya? Bagaimana akhirnya hubungan keduanya saat Banana sudah terlibat jauh?
"Terkadang seseorang yang sangat kita cintai di masa lalu bisa berbalik menjadi orang yang paling kita benci di masa depan." (halaman 85)----------------------------------------------------------------------------------------
Buku debut dari penulis pemula lainnya yang cukup menarik perhatianku saat pertama kali diumumkan di akun twitter Gramedia. Bagaimana tidak? Buku ini memiliki judul yang cukup nyentrik. Magic Banana. Pisang! Ya, pisang. Awalnya aku menerka-nerka seperti apa ide pisang ini dituangkan dalam cerita bergenre teenlit.
Covernya juga lucu banget. Pisangnya benar-benar mencolok perhatian.
Rasa penasaranku akan ide pisang ini terjawab saat mulai membaca kisah ini. Tiap babnya diberikan ilustasi buah pisang dan menampilkan kutipan pembuka bab yang cukup menohok saat membacanya. Penulis cukup pintar dalam meramu kata-kata. Penulis juga menghadirkan tokoh dengan nama yang cukup unik. Banana. Bukan cuma nama yang terdengar unik, bahkan kepribadiannya juga menampilkan namanya. Gadis penyuka pisang dan warna kuning.
Awalnya aku berpikir nama Banana karena gadis itu lahir dari keluarga yang menyukai buah pisang. Namun aku salah. Ada alasan history sendiri yang membuat Banana menyandang nama yang memiliki arti pisang itu. Cukup cerdas jika penulis berhasil memikirkan detail sekecil itu.
Banana digambarkan sebagai gadis yang pemberani. Dia tidak takut pada siapapun yang mengganggunya. Bahkan sosok senior di sekolahnya, Alfa. Bagai dua sisi yang memiliki karakter yang berbeda, tokoh Alfa dan Banana menjadi pengendali penting keseluruhan cerita.
Aku suka sekali bagaimana Ninna membawa pertengkaran yang terjadi antara Banana dan Alfa. Mengalir apa adanya. Kehidupan anak SMA sangat khas ditampilkan dalam kisah Banana dan Alfa. Menggali kembali ingatan pembaca yang sudah lewat masa-masa itu.
Di sisi lain, cerita ini bukan hanya cerita tentang cinta anak SMA dan kehidupan sekolah. Penulis mengangkat sisi permasalahan keluarga yang dialami oleh tokoh Alfa. Banyak sekali pesan moral yang coba disampaikan penulis melalui kisah Alfa.
Tidak mudah memang mengalami masalah yang dirasakan Alfa dan keluarganya. Namun terkadang hal yang perlu kita ambil hanyalah berusaha untuk memaafkan apa yang membuat kita sakit hati sejak lama.
Buku ini merupakan satu kesatuan yang menurutku pantas dibaca oleh pembaca remaja. Karena tidak hanya akan dibawa akan kisah persahabatan, cinta tapi juga diajak untuk belajar memaafkan sesuatu yang menyakiti kita.
Buku debut yang amat baik.
Selamat Membaca!
Cheers,
APRL
0 komentar:
Post a Comment