Review : Yes, I Do But Not With You by Shandy Tan

Friday, January 20, 2017

Judul Buku : Yes, I DoBut Not With You
Penulis : Shandy Than
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 224 halaman
Terbit : Januari, 2017

SINOPSIS

Amy tak pernah menyangka rencana masa depannya hancur berkeping-keping dalam sekejap. Pernikahan yang hanya tinggal sejengkal, tiba-tiba sirna. Joshua, sang calon suami sekaligus tujuan hidupnya, menghamili perempuan lain. Amy kehilangan kekasih, pekerjaan yang sangat ia suka, dan kepercayaannya terhadap laki-laki.

Tetapi, kemudian Semesta mempertemukan Amy dengan Gabriel yang melezatkan hari-hari Amy dengan pastry buatannya. Meski begitu, Joshua tak kunjung menyerah merebut Amy kembali, dan dia selalu tahu bagaimana meluluhkan pertahanan Amy. Akankah Amy menerima Joshua kembali? Ataukah ia akan melepaskannya, dan mendengarkan Semesta yang mencoba menghiburnya dengan kehadiran Gabriel?

------------------------------------------------------------------------------------
REVIEW


"Kadang-kadang orang tidak butuh bahu untuk bersandar atau teman untuk menangis bersama; mereka hanya butuh telinga yang bersedia mendengarkan tanpa menyertakan bibir yang menghakimi." (halaman 24)
Hubungan Amy dan Joshua sudah berlangsung lama, enam tahun mereka tinggal serumah. Amy yang mengurusi semua keperluan Joshua. Amy yang menyiapkan segala kebutuhan Joshua.
Singkat kata, Amy sudah mengenal betul bagaimana Joshua dan apa kebiasaanya.

Walau tinggal bersama, Amy tetap menjaga kehormatannya. Amy dan Joshua tidak pernah tidur bersama bahkan memuaskan napsu mereka berdua.
Namun ternyata hal itu tidak cukup membuat hubungan mereka tetap awet tanpa adanya masalah,

Joshua ketauan selingkuh! Seorang wanita menemui amy dan mengaku sedang hamil dari hasil perbuatan semalamnya Joshua. Tidak dapat dibayangkan apa perasaan Amy. Sedih, kecewa, dan sangat terpukul. Padahal Amy dan Joshua berencana menikah sebentar lagi. Bukan hanya Amy yang terluka karena perselingkuhan yang dilakukan Joshua namun kedua orangtua Amy yang sudah menyayangi Joshua dan orangtua Joshua yang selalu baik dengan Amy. Amy tidak tega mengecewakan hati mereka.

Di saat fase patah hati Amy, ada sosok sahabat Lucia yang selalu menjadi tong sampah Amy di saat terpuruk. Amy yang langsung berhenti menjadi sekretaris Joshua dan mengurung diri di kamar dibantu oleh Lucia untuk kembali bangkit menyongsong masa depan.

Lucia sendiri mempunyai sebuah usaha cafe bersama mitra kerjanya, Paris. Cafe bernama Pondok Sarapan terkanal dikalangan gadis-gadis akan menu yang dimilikinya beragam dan menggugah selera. Terlebih lagi sosok Paris yang memanjakan mata kaum gadis-gadis belia.

Di tengah patah hatinya juga, Lucia berhasil membujuk Amy untuk ke Pondok Sarapan. Disana Amy bertemu dengan seorang laki-laki yang pintar memasak, Gabriel. Sosoknya mampu mencuri perhatian Amy terutama saat Gabriel sedang memasak. Sosok Gabriel di kehidupan Amy ternyata membuat Joshua naik pitam, dia menganggap Amy lah yang berselingkuh dengan Gabriel, bukan dirinya.

Namun, apa yang terjadi kalau Gabriel ternyata mempunyai hubungan masa lalu dengan wanita selingkuhannya Josh? Lalu bagaimana cara Amy untuk membalas apa yang dilakukan Joshua?Jadikah mereka menikah?
-----------------------------------------------------
Ini pertama kalinya aku membaca tulisan Shandy Tan. Penulis yang namanya sudah tidak asing lagi didengar dan dilihat jika kita berkunjung ke toko buku. Kali ini mengeluarkan buku yang berjudul Yes, I Do But Not With You.

Saat pertama kali melihat judul yang diberikan, nyeleneh sekali ya. Membuat aku penasaran seperti apa cerita yang akan dibawa penulis.
Dan Voila! Aku cukup menikmati alurnya.

Penulis paham gimana perasaan seorang gadis patah hati dan apa yang gadis patah hati biasa butuhkan untuk menyembuhkan luka mereka. Penulis tidak membuat si tokoh Amy menjadi sosok yang menyedihkan, tapi menghadirkan sosok Lucia menjadi pembantu semangat dalam cerita ini. Lucia hadir sebagai sosok yang membuat Amy menjalani hidupnya kembali, tanpa terlalu lama bersedih-sedihan mengurung diri di kamar.
"Aku percaya kadang-kadang karma butuh bantuan supaya pekerjaannya lebih mudah dab lebih cepat selesai. Kita hanya menyusun skenario." (halaman 115)
Aku ikut merasakan gimana terpuruknya Amy dikhianati oleh pacarnya sendiri. Semua sikap yang terlalu over dalam novel ini, masih bisa di tolerirlah. Karena kita tidak dapat mengukur sedalam apa seseorang dapat patah hati dan apa yang akan dilakukan orang tersebut untuk membalas patah hatinya.

Manggunkan POV ketiga menjadi penulis yang tau akan segala hal, tidak menyebabkan cerita ini menjadi over. Alurnya cukup cepat dan maju juga dengan mudah aku ikuti. Namun jika aku boleh memberikan sedikit kritik akan penggunaan POV ini, jika penulis ingin menggambarkan sudut pandang dari tokoh yang dihadirkan, lebih baik sekalian saja menggunakan POV 1.
Karena menjelang akhir cerita terjadi pengulangan narasi hanya karena tokoh yang sedang berbicara berbeda. Menurutku hal itu sedikit mengganggu.

Saran aku lainnya terletak di kebiasaan Amy dan Joshua yang diperbolehkan untuk tinggal serumah dengan Joshua. Memang sih kedua orangtua mereka sudah menyayangi pasangan anaknya seperti anak sendiri dan memang penulis menggambarkan Joshua dan Amy tidak melakukan hal di luar batas. Tapi... tetap saja hal itu tidak masuk di logika. Apalagi kalau pembacanya masih remaja. Mengingat kita tinggal di Indonesia. hmm, atau hal itu memang sudah marak terjadi tanpa sepengatuan banyak orang? Entahlah.

Lalu, hal lain yang jika boleh ku berikan saran yaitu terletak di ending cerita. Setelah eksekusi yang terlalu monoton untuk urusan perselingkuhan, penulis tidak menambahkan suatu hal yang membuat pembaca -khususnya aku- berkesan membaca kisah ini. Aku berharap sosok Gabriel akan menjadi sesuatu penentu cerita akhir endingnya. Namun tidak.

Di lain pihak,aku cukup terkejut akan twist yang diberikan terhadap sosok Gabriel. Gak nyangka aja sih.

Overall, cukup menarik membaca perkenalan aku akan karyanya Shandy Tan. Kocak, sedih dan patah hati menjadi satu.
Membaca cerita ini juga mengajarkan kita sebagai kaum cewek -yang suka patah hati- untuk peka akan keadaannya sahabat kita. KArena terkadang yang dibutuhkan cewek patah hati adalah kehadiran sahabat menjadi tong sampah segala kekesalan.

Tidak sabar ingin membaca tulisan Shandy Tan lainnya ^^




Selamat membaca dan siap-siap patah hatilah ^^

Cheers,

A

1 komentar:

Herva Yulyanti said... Reply Comment

pengen baca ini deh masuk next list ah :)

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.