Penulis: Satria Ramadhan
Penerbit: Bukune
Tebal: 219 Halaman
Terbit: Mei 2015
Banyak orang yang pengin jadi anak basket biar dicap keren dan populer. Punya badan sehat, dielu-elukan fans ketika bertanding, memilih banyak teman sepermainan, dan yang paling penting nih... digilai cewek-cewek!
Buat Satria- Si anak basket rabun ayam-, permainan bola itu sudah jadi prinsip hidup. Passing feeling alias oper baperan sudah biasa, three point untuk urusan hubungan jarak jauh pernah dilakukan, sekedar perebutan rebound hati gebetan sih berani aja, dan kebiasaan di-block saat shooting membuatnya lebih tabah ketika ditolak cewek.
Namun, semua itu tidak menyelamatkan derita jomlo; hati Satria belum mendapat point. Teknik dan taktik apa lagi yang harus dijalaninya untuk mencetak angka? Terus berusaha dan jangan sampai fouled out ya!
Satria (@satriaoo) yang saat ini terkenal dengan selebtwit yang memang digilai oleh remaja twitter menerbitkan novel nonfic debutnya. Novel ini bercerita tentang Satria yang memang anak basket saat SMA bahkan disaat dya kuliah, menemukan cinta yang tepat.Satria juga bercerita tips PDKT yang sangat disarankan bagi siapa pun yang membaca buku ini untuk
Satria yang ternyata pernah mengalami PDKT dengan pacar orang, pacar yang tidak bisa dia ngertiin apa maunya, bahkan rasa nyaman yang timbul pada sahabatnya sendiri.
Tidak hanya cinta yang Satria gambarkan dalam buku ini. Satria menceritakan bagaimana pengalaman pahit diamencari universitas yang tepat dan menjalani masa ospek yang membosankan. Satria juga membagi kisah kesukaannya dalam bermain game bersama sahabatnya Odi- yang menemani hari-hari Satria dalam masa kuliahnya.
Di novel ini juga banyak sekali istilah dalam dunia basket yang Satria bagikan. Hanya saja Satria tidak mempertimbangkan pembacanya sebagian besar bukan anak basket seperti dirinya, yang tau sendiri apa istilah tersebut dengan sendirinya. Aku yang bukan anak basket, saat membaca ini cukup tidak menikmati banyaknya istilah basket yang aku temui hampur di semua halaman buku ini.
Adanya typo dalam novel ini dan penggunaan capslock yang hampir banyak dalam novel ini cukup mengganggu. Untuk menggambarkan bahwa tokoh marah atau menekankan pada suatu dialog, tidak harus selalu capslock. Karena jadi ganggu.
"Mencintai, bukan berarti memiliki sepenuhnya. Maka, ketika kamu mencintai seseorang, jangan terlalu mengekangnya, layaknya pasir dalam genggaman. Semakin kuat kamu menggenggamnya, maka justru semakin banyak pasir yang keluar melalui sela-jela jemarinya."
Sepenggal quote di atas ngebuat aku memahami kalau perasaan cinta terhadap seseorang jangan terlalu lebay. Karena justru sifat itu yang membuat pasangan tidak nyaman. Itu Satria alami berkali-kali dalam novel ini. Akhirnya, penemuan cinta justru tanpa disadari sebenarnya dapat ditemui dari orang sekitar tanpa kamu perlu repot mencarinya.
Aku membaca beberapa karya nonfic lokal, untuk novel debut Satria ini aku cukup dapat menikmatinya. Semoga cetakan selanjutnya dapat diperbaiki saran yang aku kemukakan.
3* untuk perjuangan cinta Satria aku berikan.
Selamat membaca dan mengenali dunia anak basket yang tidak selamanya penuh sempurna :)
0 komentar:
Post a Comment