[Giveaway] Distance Blues by Agustine W

Friday, April 8, 2016

Judul : Distance Blues
Penulis : Agustine W
Penerbit : Ping
Tebal : 288 halaman
Terbit : Maret, 2016

SINOPSIS

Memilihmu, haruskah merasa ragu?

Nyatanya, Elmi memang sedang mempertanyakan isi hatinya sendiri. Bukan maunya jauh Dirga, sang kekasih. Lagian, Dirga bekerja untuk masa depan mereka juga, kan? Tapi, Rasyad--chef pemilik restoran Timur Tengah yang ganteng banget--membuat sesuatu di dalam dada Elmi tercampur baur.

Rasyad rajin memberi Elmi kejutan. Ia juga siap jadi "sopir" kalau saja Elmi mau. Sesekali, tindakan Rasyad yang spontan malah membuat Elmi tersentak--Dirga saja belum pernah melakukannya. Apalagi, Dirga bukan tipe cowok romantis yang suka memberi Elmi surprise.

Rasyad yang hadir saat LDR-an, OCD yang butuh terapi, belum lagi Mama yang cerewet dan berputar-putar di kepala Elmi.

Tapi, urusan hati harus diurai, kan? Berarti, Elmi memang harus memutuskan ....


-----------------------------------------------------
REVIEW

Siapa tidak bahagia memiliki seorang kekasih ganteng seperti Dirga? Dirga merupakan sosok laki-laki idaman setiap kaum perempuan. Dirga ganteng, penyabar dan memiliki pekerjaan yang mapan. Namun sikap Dirga yang rumit justru membuat banyak perempuan semakin penasaran untuk meluluhkan hatinya.

Siapa perempuan beruntung yang jadi kekasih Dirga? Dia bernama Elmi. Seorang karyawan HRD sebuah Departemen Store di salah satu mall di Surabaya. Elmi tidak memiliki wajah yang cantik. Namun kehadirannya sebagai kekasih Dirga tidak lantas membuatnya tenang. Dirga dengan segala kesibukan kerjanya seringkali pergi ke luar kota dan meninggalkan Elmi dalam waktu yang cukup lama.

Awalnya Elmi tidak masalah harus menjalani hubungan jarak jauh bersama Dirga. Namun banyak pihak yang menentang keputusan Elmi. Adik dan sahabatnya mengatakan Dirga tidak setia saat mereka sedang berjauhan. Beberapa kali pikiran negatif yang hadir dari orang terkekat Elmi tidak Dia hiraukan.

Namun, kehadiran sosok Rasyad seorang laki-laki ganteng yang memiliki sebuah restoran di tempat Elmi bekerja membuat hati Elmi gundah. Rasyad selalu hadir di dekat Elmi saat dia membutuhkan sosok berbagi keluh kesah. Rasyad selalu ada tanpa kenal kata menyerah. Tapi hal itu menjadi ketakutan bagi Elmi saat dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres sedang melanda dirinya.
Elmi seringkali berpikir selalu cemas dan memastikan suatu hal berulang-ulang. Elmi semakin menjadi-jadi saat dia melihat sesuatu hal yang kotor.

Lalu bagaimana tindakan Elmi untuk mengatasi hal tersebut? Elmi takut pacarnya tidak dapat menerima kondisinya. Di sisi lain kehadiran Rasyad juga menimbulkan keresahan dalam diri Elmi.
--------------------------------------------
Ini merupakan karya debut dari penulis bernama Agustine W. Secara pribadi aku cukup mengenal sosok penulis ini. Saat aku ditawari untuk membantunya dalam rangkaian giveawaynya, aku langsung setuju membantunya.

Mari kita bahas satu persatu tentang novel ini..
Di lihat dari cover yang diberikan sebenarnya kurang menarik mata orang saat hendak ke toko buku dan mencari bahan bacaan baru. Entahlah, menurutku kurang special dan memiliki ciri khas.
Namun tagline yang diberikan di depan buku Aku dan Kamu terserak dalam jarak sudah cukup bagus untuk mengundang rasa penasaran pembaca akan isi ceritanya. 

Ide cerita yang diangkat penulis terbilang unik. Penulis mencoba mengangkat masalah psikologis yang dialami oleh tokoh utama Elmi dan bagaimana dia berkali-kali mencoba mengatur pola pikirnya. Sebenarnya penulis berhasil sekali membuatku jengah akan perilaku yang ditimbulkan Elmi sepanjang cerita kisah ini. Ya ampun, ada orang sampai segitunya panik akan suatu hal?
Penulis terlihat sekali melakukan riset yang cukup dalam akan penyakit psikologis yang diderita tokoh utama perempuan dalam kisah ini. Penulis juga tidak lupa memberikan footnote pada setiap istilah asing di telinga pembaca, sehingga pembaca mendapatkan pengetahuan baru akan psikologi.

Mengenai ide hubungan jarak jauh yang dicoba diangkat dalam kisah Elmi dan Dirga, aku tidak menemukan adanya gejolak yang berarti diantara keduanya. Mungkin aku lebih tertarik penggambaran penulis mengenai kebiasaan buruk Elmi yang menakutkan?
Tapi sisi hubungan jarak jauh yang dialami Dirga dan Elmi berkembang cukup baik di pertengahan cerita dan menjelang ending.

Menggunakan sudut pandang orang ketiga, penulis menggambarkan setiap setting tempat dan suasana dengan baik. Penulis bahkan paham akan pekerjaan tokoh Elmi sebagai HRD. Gaya bahasanya ringan dan membuat novel ini akan dengan cepat pembaca selesaikan.

Namun, jika aku bisa memberikan kritik membangun akan karya debut ini, aku ingin mengatakan banyak sekali kata asing di dalamnya. Asing disini bukan penulis menggunakan istilah ilmiah yang pembaca tidak akan tahu tanpa belajar telebih dahulu namun banyak kata yang tidak baku tapi diloloskan oleh pihak penerbit.
Penggunakan kata tidak baku sebenarnya boleh-boleh saja, namun melihat tokoh yang dihadirkan merupakan pekerja, aku rasa keputusan menggunakan kata tidak baku bukan pilihan yang tepat. Mungkin jika ke depannya penerbit ingin mencetak ulang novel ini, alangkah baiknya mengoreksi ulang setiap tata bahasa yang diberikan. Sayang kalau ide cerita yang sudah menarik menjadi tidak sempurna hanya karena ditemukan beberapa kata tidak baku di dalamnya. Sebagai contoh: penggunaaan kata ujug-ujug tidak relevan sekali.

Ada beberapa sub plot yang luput dari perhatian penulis. Yaitu saat menjelang ending Dirga dikatakan sudah bertugas yang menyebabkan Dirga tidak bertemu dengan Elmi di rumahnya. Namun menjelang malam sudah muncul kembali ke rumah Elmi. Hm, bukankah lebih relevan kalau dijelaskan kemana sosok Dirga yang tidak ada di rumah di pagi hari dan tidak muncul saat janji bertemu dengan Elmi pada malam hari?

Namun, membaca kisah Elmi ini membuatku mendapatkan gambaran baru mengenai keterusterangan akan sesuatu hal yang menimpa kita. Tidak ada orang lain yang akan membantu kita keluar dari masalah yang dihadapi kecuali keluarga terdekat. Yang kita perlukan adalah berusaha jujur akan kondisi sebenarnya. 
"Jangan terlalu memikirkan pikiran orang. Kamu nggak akan pernah menikmati hidupmu sendiri kalau begitu." (halaman 186)
Overall, karya debut ini pantas mendapatkan apresiasi bagus. Segi cerita yang unik dan memiliki pesan moral saat membacanya pantas kamu jadikan wishlist bacaan kamu selanjutnya.







Selamat membaca!
------------------------------------------------------
GIVEAWAY TIME!

Hai... ini merupakan rangkaian pertama giveaway gratis Distance Blues by Agustine W yang dilaksanakan di blog aku.



Aku bekerjasama dengan Agustine W ingin memberikan satu eksemplar novel ini gratis untukmu. Mau?

Caranya gampang banget:
1. Kamu harus berdomisili di Indonesia

2. Follow blog ini via GFC atau email

3. Follow akun twitter @aprlboanarges dan @agustine_w dan  share giveaway ini menggunakan hastag #DistanceBlues 

4. Jawab pertanyaan berikut beserta: nama, akun twitter, link share dan jawaban
Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?
5. Giveaway ini berlangsung dari tanggal 8-13 April 2016 pukul 23: 59 WIB. Pemenang akan langsung diumumkan pada tanggal 14 April 2016.

6. Pemenang tidak dinilai berdasarkan sistem random, jadi jawablah sejujur-jujurnya dan semenarik mungkin ya!

GOOD LUCK!

Regrads,
APRL 

37 komentar:

Unknown said... Reply Comment

Emma | @emmanoer22 |https://mobile.twitter.com/EmmaNoer22/status/718249322425552897 | jawaban : phobia! Takut sama ular termasuk gak? XD Nggak ada phobia apapun tapi yaitu tadi aku paling takut dengan ular mau itu ular yang kecil sekalipun, takut lihat bentuknya, jijik, dan ngeri. Apalagi kalau sampai digigit atau dililit. Woaahh... aku gak berani sama sekali kalau sudah lihat ular. Ada waktu itu lagi ketemu sama kenalan baru, meski baru kenal yang harusnya aku jaim gitu, ada tiba" seekor ular kecil lewat di depan kami, tanpa sadar aku langsung nubruk dia karena kaget dan takut sampai pegang tangannya kencang banget. Untungnya dia berani. >,< sambil bilang ularnya sudah pergi.

Weni Syahfitri said... Reply Comment

Nama: Wika Agustina
Twitter: @agstnwika
Link share: https://twitter.com/agstnwika/status/718264694767820801

Sebenernya agak aneh menyebut ini adalah sebuah phobia, tapi itulah kenyataannya. Saya phobia dengan sungai (sungai biasa bukan sungai bebatuan). Entah dari mana dan kapan asal usul phobia tersebut ada di diri saya. Saya selalu ketakutan atau merasa ngeri setiap kali melihat sungai atau jika ingin melewatinya di atas jembatan bahkan seluruh kaki serasa kaku seketika.Saking takutnya setiap kali melihat atau akan melewati sungai saya selalu menutup mata rapat-rapat dan tidak ingin membuka sedikitpun. Dan cara saya mengatasi ketakutan saya dengan sungai itu adalah dengan mengubah mind set saya selama ini jika membayangkan sungai yg mengerikan karena di dalamnya terdapat kedalaman yg sangat dalam dengan air yang terlihat tenang namun dia bisa menelan jiwa siapa saja. Kini saya berusaha meyakinkan pikiran saya bahwa sungai tak lebih dari sebuah parit kecil agar saya tidak ketakutan lagi jika melewati atau melihat sungai meskipun sampai sekarang masih phobia dengan sungai.

Nhe! said... Reply Comment

Nama : Neni
Akun twitter : @nhenie
Link share : https://twitter.com/nhenie/status/718272350035304448

Phobia / fobia menurut wikipedia (cieee) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena.
Aku takut dengan kepergian seseorang yang pamit pergi namun tak pernah kembali lagi.
Aku takut dengan tempat-tempat bersandingnya pertemuan dan perpisahan.

Aku takut dengan bandara.
Sebuah tempat yang dulu sering kali kuanggap sebagai tempat penuh kenangan, kini menjadi momok seram yang sesekali melintas.
Aku pernah ditinggalkan seseorang. Pertemuan terakhir kami di bandara. Dia bilang, dia akan terbang ke Borneo dan akan kembali lagi. Nggak tahunya sepucuk kabarpun tak ada, apalagi janji untuk kembali padaku.
Sejak saat itu - hampir 3 tahun yg lalu - hingga sekarang, aku enggan bersinggungan dengan bandara.
Pernah satu kali niat jemput teman di bandara, tapi kenangan itu seolah datang tak diundang. Menyergap begitu saja, hingga sesak. Aku nangis. Cuma mata memerah dan air mata mengalir aja sih, nggak sampai sesengukan.
Dan setelah itu, aku nggak pernah lagi coba-coba. Nanti saja lah kalau sudah tiba waktunya, ketakutan ini pasti akan menghilang dengan sendirinya. Tentunya kalau sudah move on, hehee :D

Eh itu termasuk phobia nggak ya? :D

Onyedaily said... Reply Comment

Nama: Yuliani
Twitter: @yulianipatty
Link share:https://twitter.com/yulianipatty/status/718284524661186560

Jawaban:
Aku punya phobia. Aku punya rasa takut yang berlebih pada salah satu hewan kecil, berbulu,dan jika ada yang menyentuh hewan itu pasti gatal-gatal dan ujung-ujungnya bentol-bentol. Iya, aku punya phobia terhadap ulat bulu>< Bawaannya kalo liyat hewan kecil itu aku langsung kelojotan, salting gitulah. Uh, geli banget pokoknya. Jika ditanya apakah aku pernah mengatasi phobia aku ini, jawabannya aku pernah mengatasinya. Dengan cara aku liyat ulat bulu sedemikian dekatnya, dipohon belakang rumah. Pas liyat ulet bulu sedemikian dekatnya, ulat bulu yang aku liyat itu punya tanduk dua dan berwarna abu-abu dengan bulu yang lebat. Jijik!!! Hal hasil, bukannya phobia teratasi malah makin phobia dengan hewan berbulu itu-_- Nggak lagi-lagi deh pokoknya liyat ulat bulu sedekat itu *lambaikan tangan ke kamera*

Syudah, phobiaku cuma sama hewan yang menjengkelkan itu saja. Semoga ada solusi yang bisa mengatasi phobiaku ini : 'D

Wish me luck^^

Unknown said... Reply Comment

Khoyul
@Jkhoyul
https://twitter.com/JKhoyul/status/718302013059178496

Pobia dengan laut, danau dan semua yang punya banyak air. Kolam kecil atau pantai tapi enggak.

Dengan sering ke pantai lalu ngelihatin air lautnya, naik kapal laut dan pesawat sempatin berdiri di dek sambil lihat air yang banyak itu. Tapi sampai sekarang masih takut.

Mungkin karena aku nggak bisa berenang, dan belajar renangpun tetap nggak bisa, jadi takut tenggelam.

Nunaalia said... Reply Comment

nama: Aulia
twitter: @nunaalia
link share: https://twitter.com/nunaalia/status/718301774097031168

Kamu punya phobia gak? Pernahkah kamu berusaha mengatasinya?

Takut sama ular sampai ngeliat aja walaupun di TV aku nggak mau, ngeri aja, bikin merinding (nih sekarang aja ngingetnya merinding). Selain berbahaya, karena ular termasuk hewan yg mematikan karena bisa-nya, ular juga punya aura yg menakutkan, bisa dikatakan sebagai simbol setan gitu deh. Jadi mendingan jauh-jauh deh dengan makhluk satu itu!

Unknown said... Reply Comment

Nama: tatyana ac
Twitter: @bluesky1319
Link share: https://twitter.com/bluesky1319/status/718306816686481409

Jawaban
Phobia ? Kalau menurutku phobia itu kan ketakutan kita pada sesuatu gitu ya jadi menurutku aku itu phobia sama kegelapan. Gatau kenapa aku paling ga suka sama yang namanya gelap bahkan sampai sekarang kalau tidur ga berani matiin lampu. Pokoknya kalau gelap terus aku sendirian pasti pikiran ku udah aneh-aneh aja
Itu phobia kan ? Hehe

Unknown said... Reply Comment

Nama. : Ana Bahtera
twitter: @anabahtera
Link. : https://mobile.twitter.com/#!/anabahtera/status/718322167490953216

jawaban :
Phobia dengan kucing krena wktu kecil pernah jmpa dgn kucing yg besarnya hampir spt induk anjing yg sedang tidur, wktu itu saya ngiranya hiasan patung sehingga sya ganggu, entah krena terkejut kucingnya marah n lompat ke badan saya n sanking kagetnya sya sampe jatuh.
dari situ awal phobia kucing, perasaan kalo lihat kucing pasti buas kucingnya.
tapi bbrp thn yg lalu udh mulai berkurang phobianya krena wktu msuk kuliah pas MOS dsuruh pegang kucing, sempat nangis waktu itu, akhirnya pengang hnya dengan 1 jari,kalo gak dpengang bakalan gk kelar mos hari itu, stelah itu langung nangis..
eh ternyata dr situ udh agk berkurang phobianya, skrg lhat kucing juga udh biasa aja wlupun blm berani tuk megangnya.

Unknown said... Reply Comment

Nama: Farikhatun Nisa'
Akun Twitter: @littlepaper93
Link share: https://mobile.twitter.com/Littlepaper93/status/718326081217019904?p=v

Jawaban: Aku memiliki phobia yang aneh. Phobia bakpao. Iya, phobia makanan yang dulu sempat sangat aku sukai. Aneh banget emang. Ini terjadi sewaktu aku SMP. Setelah makan bakpao aku pusing selama 2 Minggu. Entah karena bakpaonya atau hal lain. Yang jelas, setelah kejadian ini aku memili ketakutan yang aneh. Jangankan melihat, membaui bau khas bakpao saja aku mulai mual dan pusing. Dan selalu memiliki gerakan refleks saat ada sesuatu yg berhubungan dengan bakpao. Aku tidak diam saja. Aku mencoba mengatasinya, dengan mulai belajar bersikap santai saat ada teman sedang makan bakpao, meskipun sambil nahan rasa aneh yang bercampur. Perlahan, mulai berubah. Phobianya sudah nggak parah. Tapi masih enggan makan bakpao lagi.

Humaira said... Reply Comment

Nama : Humaira
Akun Twitter : @RaaChoco
Link Share : https://mobile.twitter.com/RaaChoco/status/718313290791841793?p=v

Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?

Punya

1. Aku phobia gelap, tempat sempit dan tertutup.

Entah apa penyebabnya, seingatku itu terjadi semenjak kecil. Jika tengah malam tiba-tiba mati lampu, senyenyak apapun itu aku pasti terbangun. Pertama yang dirasakan itu sesak napas seperti orang tercekik. Lalu setelah bangun, rasanya seperti baru selesai lari dikejar-kejar penjahat, nafasku memburu. Yang dicari pertama itu hp, klo cari lilin lama lagi. Asal ada cahaya sedikit dari layar hp aku baru bisa mulai bernapas dengan normal kembali.

Aku juga tidak bisa tidur dengan lampu padam. Meski efeknya buruk, tapi aku baru bisa tidur lelap dengan cahaya lampu.

Pernah mengatasi hal tersebut, tapi selalu gagal. Bahkan sampai kena tegur dari orang tua karena gak bisa tidur tanpa lampu menyala. Mereka bilang gak bagus, harus dibiasain. Tapi pada akhirnya aku selalu sesak nafas dan jantung berdegup kencang. Aku tak akan bisa tidur sebelum lampu kembali nyala.

2. Aku juga phobia air dalam jumlah banyak (kolam renang, sungai, pantai)

Klo phobia ini ada penyebabnya. Waktu kelas 6 SD aku pernah tenggelam saat acara olah raga. Saat itu aku sudah lemas dan hampir pingsan di dalam air, juga sampai merasa jika aku takkan bisa selamat. Bersyukur temanku ada yang melihat dan menarik tanganku langsung.

Sejak saat itu aku sudah tidak berkenalan lagi dengan yang namanya kolam renang.
Jangankan untuk mendekat, jika aku bermimpi pun ga sanggup rasanya. Aku pernah bermimpi melihat air sungai tiba-tiba meluap dan air laut pasang. Bahkan aku yang ada di dalam mimpi pun merasa pusing, jantung berdegup kencang, lemas dan sesak nafas. Rasanya seperti kenyataan, lalu aku tenggelam dan tak bisa bangun lagi.

Akibat kejadian itu aku selalu melarang adik atau sanak saudara yang akan pergi ke acara renang, takut mereka mengalami hal serupa. Yang membuatku kesal hingga sekarang, guru olah raga aku itu sedang berbicara dengan guru sekolah lain. Bukan mengajari dan memperhatikan muridnya yang belum bisa berenang.

Ditangani pun rasanya percuma, jika baru melihat saja rasanya mau pingsan. X_X X_X

Unknown said... Reply Comment

Nama: Dian Maharani
Akun Twitter: @realdianmrani93
Link Share: https://twitter.com/realdianmrani93/status/718364009800601600

"Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?"

Sejauh ini, aku tidak memiliki phobia yang menyebabkan aku pingsan atau sampai lari tunggang langgang setelah melihat sesuatu. Tapi, aku takut melihat badut. Jika ketakutan seseorang didasari pada kejadian yang tidak mengenakkan di masa lalu, tapi tidak dengan aku. Aku takut melihat badut karena badut itu matanya nggak berkedip. Kalau aku amati lekat-lekat, rasanya mata si badut seolah ngejar-ngejar aku, tapi aku nggak bisa gerak, seperti lagi mimpi buruk dikejar hantu ._. Jadi, kalo ada event ulang tahun anak-anak yang ada badutnya atau ketemu badut waktu lagi ke mall, sebisa mungkin aku menghindari bertatap muka dengan badut, atau milih jalan mutar. Kalo lewat depan badut sekalipun nunduk, rasanya si badut masih aja ngeliatin aku dan mau nyolek-nyolek aku hiii~ Tapi, aku selalu berusaha untuk mengatasi rasa takutku ini dengan cara mengamati mata badut dari kejauhan, walau hasilnya nihil karena aku selalu aja menghindar.

Unknown said... Reply Comment

Arie Pradianita | @APradianita
https://twitter.com/APradianita/status/718364631039930372

SAYA SEMBUH dari phobia sosial:

Saya akan menceritakan mengenai phobia yang saya miliki dan bagaimana saya sembuh dari phobia itu. Sebelumnya saya akan menceritakan gambaran diri saya. Dulu, saya termasuk orang yang pendiam, saya hanya mengobrol dengan orang yang memang saya kenal baik. Karena itu tidak aneh saat saya SMP dan SMA, saya pada umumnya hanya mengenal orang-orang yang sekelas dengan saya. Bahkan untuk mengenal seluruh teman dalam 1 kelas, saya bisa membutuhkan waktu 6-9 bulan. Tidak aneh pula bagi saya ketika terkadang saya dibilang sombong. Tapi ada juga yang bilang saya justru cool saking pendiamnya, haha..

Entahlah, saya sendiri tidak tahu mengapa tiba-tiba saya seperti itu. Berawal dari situ, saya merasa semakin tidak percaya diri bila harus tampil dihadapan umum. Sehingga saya lebih memilih agar saya tidak mengundang perhatian orang lain. Saat SMP dan SMA, perasaan itu tetap ada di benak saya dan begitu mengganggu saya. Di satu sisi, sungguh sebenarnya saya ingin sekali memiliki banyak teman, namun ada perasaan yang sulit dijelaskan yang membuat saya lebih memilih untuk diam sehingga sulit sekali bagi saya untuk mengenal orang lain.

Ketika itu saya menceritakan masalah yang saya alami pada orang tua dan saya bilang bahwa saya ingin ikut hipnoterapi setelah melihat acara telivisi yang dibawakan Romi Rafael. Romi Rafael mampu menghilangkan ketakutan seseorang dalam sekejab. Saya ingin sekali sembuh dari ketakutan ini karena saya berpikir bahwa nantinya ketika kuliah, tentu akan jauh lebih banyak presentasi-presentasi di depan kelas. Maka, orang tua saya mencari-cari hipnoterapis, dan akhirnya kami menemukan hipnoterapis yang ada di Semarang. Sebenarnya ia adalah dokter spesialis kejiwaan (psikiater) namun ia juga mendalami ilmu hipnotis untuk memberikan hipnoterapi pada pasiennya.

Ketika bertemu dengan dokter tersebut, saya dinyatakan menderita phobia sosial. Apa itu? Phobia sosial merupakan suatu bentuk ketakutan yang tidak masuk akal akan penghinaan publik atau malu. Orang dengan phobia sosial mungkin menghindari melakukan kegiatan di masyarakat misalnya berbicara di depan publik. Mereka merasa takut bila orang yang tidak mereka kenal itu menghakimi mereka dan menyebabkan kecemasan. Paling umum phobia sosial berkembang antara awal masa remaja sampai usia 25 tahun.

Dan untuk menghilangkan phobia ini, sebenarnya kuncinya justru ada di dalam diri saya sendiri. Saya harus menghadapi ketakutan saya itu, dan ketika perasaan takut itu muncul, kembali tanyakan pada diri saya sendiri sebenarnya apa yang saya takutkan. Dan ketika selesai tampil di depan publik, coba rasakan bahwa kenyataannya saya bisa melalui itu karena memang nyatanya tampil di depan publik bukanlah suatu hal yang perlu ditakutkan. Ternyata peresentasi itu tidak sebegitu menakutkan seperti apa yang saya cemaskan sebelumnya. Tidak ada orang yang mencaci, menghakimi, dan bahkan menggigit, haha.. Coba merasakan ketika penonton bertepuk tangan setelah saya presentasi, itu artinya mereka begitu menghargai saya.

Sedikit demi sedikit, ketakutan saya mulai menghilang. Saya semakin percaya diri untuk tampil di depan publik. Saya kini mampu melakukan presentasi jauh lebih baik daripada sebelumnya. Sekarang saya lebih mudah mengenal seseorang yang baru saya temui. Kemarin, untuk pertama kalinya, saya melakukan interview disebuah perusahaan, dan Alhamdulillah saya dapat melaui interview itu dengan sangat lancar dan bahkan dengan perasaan yang amat senang.. ^_^

Unknown said... Reply Comment

Nama : Salwa Balfas
Akun twitter : @Safaira01
Link share : Lihat Tweet @Safaira01: https://twitter.com/Safaira01/status/718449167417217028?s=09

~ Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?

Punya :

1. Aku phobia ketinggian (acrophobia) : gak tau kenapa aku takut banget sama ketinggian, sampe lewat jembatan yang dari bawah kurang lebih tingginya 3m aku takut lewatinnya lebih baik muter jalan lain. Aku coba-coba akhirnya bisa ngelewatinnya walaupun pertamanya gemeteran sampe mau nangis, dan akhirnya terbiasa, tanpa rasa takut. Dan pernah ada jembatan yang tingginya gak sampe 3m, tapi dari pohon kelapa 2 buah yang digabung. Walau tingginya sama tapi ini kecil, gak lebar dan aku takut, sampe pernah mamah dan kakak ku udah lewat jembatan itu, aku ragu mau ngelangkahnya, dan kakak ku kembali menyusul untuk membantuku lewat jembatannya sambil dituntun, tapi tetep aja aku gak bisa, takut. akhirnya aku muter lewat jalan lain. Kalo lewat jembatan penyebrangan aku berani asal gak liat kebawah dan gak terlalu kepinggir jalannya. Jadi aku berani lewat jembatan asal jembatan itu lebar. Kalo untuk gedung-gedung tinggi atau pinggir tebing/ketinggian aku tetep takut. >_< rasanya gak bisa napas dan lemes. Setidaknya aku udah berani melawan rasa takutku u/melewati jembatan, hehee... mungkin bertahap.


2. Phobia laba-laba (Arachnephobia) dan laron : pertama takut karena kata mamah kalo lewat antara dua pohon/menyapu di halaman, hati-hati barangkali ada sarang laba-labanya,soalnya kalo kena mata bisa buta. Sejak saat itu aku jadi takut sama laba-laba, walau sekecil apapun laba-laba itu aku tetep takut dan pasti menjerit, pernah sih dicoba kalo ada laba-laba jangan takut/biasa aja, tapi tetep gak bisa. Aku tetap menjerit dan lari. Kalo di film ada laba-laba raksasa gitu, aku paling langsung ganti channel dulu.


-Kalo liat laron tuh jijik sama geli gitu, apalagi kalo sayapnya lepas tinggal body aja. Iiihhh aku langsung ngejerit dan minta mamah supaya disapu laronnya. Pernah nyoba juga biar gak takut tapi aku tetep gak bisa. Tetep geli, jijik gitu liatnya.

Unknown said... Reply Comment

nama: Visca Apriliyanti
akun twitter: @Visca_Apr
link share: https://twitter.com/Visca_Apr/status/718694853207396353
Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?
Phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu yang ditakuti itu.
ada sih, "kodok" aku ga tau ini phobia atau kualat
dulu waktu Tk, masih bocah-bocah banget kalo musim hujan sering main di selokan gang depan rumah. main air, main telur kodok yang bentuknya mirip banget sama biji selasi *untung waktu itu ga sampe dimakan*, main berudu yang dari belum ada kakinya sampe yang udah punya kaki, main anak kodok juga, kalo ada anak kodok yang lagi digendongan emaknya pasti dipisahin :D. pernah waktu lagi asyik-asyiknya main anak kodok *anak kodok ditaruh ditelapak tangan kiri aku* aku pergi ke tempat mama yang lagi jagain aku main, terus aku kasih ke mama "ma nih ada anak kodok" sambil nunjukin anak kodok ke arah mama, langsung aja mama marah "ngapain kamu main anak kodok, cepetan buang gih" aku kan kaget jadi langsung cepet-cepet buang tuh anak kodok *maafkan aku yah dok*. setelah kejadian itu kalo tiap kali liat anak kodok, emak kodok, bapak kodok aku pasti takut, mau itu liat beneran atau cuma liat ditv atau gambar pokoknya tetep takut.
cara mengatasinya sih ga ada, kodok kan cuma muncul pas hujan doang itupun keluar malem. jadi kalo hujan ya udah aku ga usah keluar rumah :D

Hapudin said... Reply Comment

Saya sudah membaca 2 review buku ini pada dua blog berbeda. Dan saya tidak menangkap berapa porsi yang muncul antara penceritaan penyakit psikologis Elmi dengan penceritaan LDR-nya.Gambaran itu masih buram. Namun saya masih tertarik dengan novel ini lantaran kisah cintanya membentuk cinta segitiga. bener nggak ya?

Unknown said... Reply Comment

Nama: pramestya
Twitter: @p_ambangsari
Link: https://mobile.twitter.com/p_ambangsari/status/718757459507044353?p=v

Jawaban:

Phobia? Dari dulu sampai beberapa waktu lalu aku yakin banget nggak pernah punya rasa takut yang bisa dikategorikan phobia. Karena masih wajar. Takut hewan menjijikan, takut di tempat tinggi sambil nengok ke bawah, takut di tempat gelap karena dalam bayanganku bakal muncul setan, dll. Semua itu masih wajar.

Terus aku ditanya pertanyaan seperti itu, aku langsung googling. Ah gilak! Aku punya phobia juga ternyata. Nggak sadar atau emang aku lupakan biar nggak tambah parah.

Trypophobia.

Mencoba untuk menyembuhkan? Aku aja baru sadar, walau gejalanya emang udah lama. Dari kecil pasti langsung mual kalau liat sesuatu yang berlubang-lubang kecil. Apalagi yang warnanya hitam. Hoek! Cuma bayangin aja aku mual.

Tapi beberapa waktu lalu phobia ini sempat gencar di lingkunganku, caraku mengatasinya dengan pura-pura tidak tahu apa yang mereka bicarakan/deskripsikan tentang phobia ini.

Terus aku juga mencoba melupakan bayangan-bayangan tentang lubang-lubang menjijikan itu. Jika sempat muncul, maka akan aku alihkan dengan pikiran yang lain.

Untunglah phobia ini punya nama yang cukup sulit, sehingga aku nggak perlu teringat terus.

Ada caraku yang lain. Kalau ada yang jailin aku pakai gambar-gambar "itu" aku bakal natap pakai pandangan datar sedatar mungkin. Bisa dibilang itu kayak terapi.

Sekian. Terima kasih. Semoga berguna.

Eni Lestari said... Reply Comment

Eni Lestari | @dust_pain | https://twitter.com/dust_pain/status/718970690490093568

Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?

aku fobia tempat kecil, tertutup, dan terkunci. pernah suatu kali ada masalah sama pintu kamarku, jadi kuncinya gak bisa dibuka. aku panik setengah mati, berasa kayak kehabisan napas. untunglah pintunya bisa kebuka, jadi aku bisa buru2 keluar dan narik napas. sejak saat itu, aku berusaha gak berada di suatu ruangan yang ada kemungkinan untuk tertutup tanpa bisa kubuka, atau tiba2 terkunci. aku juga gak bisa naik lift karena takut liftnya jatuh atau gak bisa dibuka. yah, sampai sekarang aku gak bisa mengatasi fobiaku ini. aku lebih milih naik tangga aja, daripada naik lift. aku juga gak pernah bener2 ngunci kamarku karena takut tiba2 kekunci lagi ._.

Unknown said... Reply Comment

nama : Lina Mufidah
akun twitter : @linamufidah4
link share :https://twitter.com/LinaMufidah4/status/718990659152031744

Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?
Yap! jawabannya aku punyaaa. phobiaku itu naik kendaraan selain motor. setiap mau pergi jauh pastikan naiknya mobil/bis. nah sebelum berangkat atau bahkan seminggu sebelumnya aku bisabisa pusing, mual, pokoknya takut bgt smpe" bisa nangis trus itu :') pingsan jg pernah u.u
cara ngatasinnya aku latihan terus naik kendaraan itu, sering-sering naik walupun perginya gak jauh ya naik-naik angkot dulu. walaupun takut bgt ^_^

ini phobiaku :'). thank youu

Unknown said... Reply Comment

Nama : Daivara Rezuki Wijaya
Twitter : @dairezuki
Link Share : https://twitter.com/dairezuki/status/719381493710061568
Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?

Kalau ngomongin masalah phobia sebenernya agak memalukan karena phobiaku benar-benar aneh dan mungkin hanya segelintir orang yang bernasib sama denganku. Aku phobia dengan bisul atau nanah. Kalau kalian mikir ini aneh ya memang benar dan sedikit memalukan. Setiap ngeliat orang yang bisulan atau nanah yang keluar dari bagian tubuh semisal jerawat, aku pasti muntah. Kepala langsung pusing dan mendadak ingin pingsan.

Sebenarnya aku mengidap phobia ini karena salah satu pengalaman terburukku dan tentu masih sangat teringat di memoriku. Dulu sekitar tahun 2003 aku masih tinggal di suatu pedalaman tepatnya kota Bone di provinsi Sulawesi Selatan. Waktu itu aku bisulan hingga seluruh tubuh karena ketika aku kecil, aku suka banget minum susu dan efeknya aku bisulan. Mungkin susunya tidak cocok denganku. Tapi aku di ajak mamah untuk menghadiri salah satu kondangan 😅 padahal aku masih bisulan 😭 di kondangan itu aku berlari-lari di atas panggung sama anak-anak lainnya dan melupakan kalau diriku masih di selimuti oleh bisul- bisul itu (maklum masih anak-anak). Nah ga sengaja aku terjatuh dari panggung dan ga ada yang patah sih tapi bisul aku pecah semua:') yaa sontak aku berlumuran darah bercampur nanah dan gaun kebanggaanku saat kecil ternodai oleh cairan kental itu:') aku menangis karena sakit tentunya dan semua bisul-bisulku pecah tak bersisa. Akhirnya mamah manggil becak dan membawaku langsung ke rumah sakit. Untungnya aku ga meninggal akibat bisul yang pecah secara bersamaan-_- tapi beneran rasa sakitnya masih ada sampai sekarang, setiap ngeliat orang bisulan pasti ngilu. Jadi sampai sekarang aku ga bisa melihat orang bisulan apalagi aku yang bisulan:" Alhamdullilah kalau jerawat sih belum pernah menghinggapi wajah ini, kayaknya kalau ada jerawat aku ga bakal berani berkaca sampai jerawat berisikan nanah itu benar-benar hilang 😂

Kalau cara mengatasinya, aku hanya menutup mataku jika ada seseorang yang memiliki jerawat bernanah. Aku juga akan menghindari orang-orang tersebut, termasuk diriku jika aku mengalaminya. Aku belum berani menatap nanah hingga sekarang, perutku seakan di remas setiap melihatnya. Terima kasih atas GAnya:)

Nyi Penengah said... Reply Comment

Nama : NYi Penengah Dewanti
Twitt :@nyipenengah
Link Shared : https://twitter.com/NyiPenengah/status/719393921210662913

Jawaban:

Aku punya phobia takut sama cecak.
Pernah ngatasin dengan cara berada tepat di bawah cecak itu, tapi tetep aja ga bertahan lama, takut tiba-tiba aja cecaknya jatuh :-D

Reny Kartikasari said... Reply Comment

Reny Kartika
@renyykaa
https://mobile.twitter.com/Renyykaa/status/719436400970506240?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C2730912287

bisa dibilang aku phobia sama belalang, serangga, kupu2, (hewan2 kecil yg bertubuh empuk terus punya mata belo/besar), dan sendirian ditempat gelap.
Pernah pas SD klo ga salah, dibawain kakak kupu-kupu gajah ditaruh sangkar kecil kan, dikiranya aku bakal suka. ternyata pas dia kasih ke aku, aku langsung duduk tutup mata terus nangis.
Dan ada lagi, ikut main temen. nah ada temen laki2 bawa belalang. ya aku berani2in aja ya *padahalpengenlari. aku doa waktu itu supaya belalang yg hijau dan mengerikan itu tidak nemplok ke aku ternyata malah sebaliknya belalang nya nemplok di baju aku dan aku kibasin terus lari pulang. aku ga jijik tapi rasanya aneh aja saat ngerti hewan2 itu #mengerikan
sekian & terimakasih

Unknown said... Reply Comment

Nama : estrica y
Twitter : @estricaym
Link share : https://twitter.com/estricaym/status/719449042908884992

Aku punya phobia sama kancing baju bekas dan peniti. Aku gak tau istilah keren phobiaku. Tiap kali aq lihat salah satu benda itu, aq lgsg merinding, tanganku basah plus lgsg mual. Soalnya selalu kebayang baunya yang khas aneh, kyk bau keringat campur bau tangan yang basah2 gak enak gitu. Sama juga klo lyt peniti yang karatan itu gelinya minta ampun. Bau besi karatannya itu khas banget, sampe kepalaku pusing akhirnya muntah kayak orang mabuk kendaraan. Jijik deh pokoknya.
Jadi baju2ku jarang ada yang berkancing, klo terpaksa maksimal satu lah. Pokoknya aq harus tahu klo kancingnya itu baru dari toko. Bukan bekas dipake orang. Ngebayangin kancing dan peniti pas nulis ini aja, liurku udah buat gak enak bgt ditenggorokan.
Kata ibuku, dari bayi emang aq gak suka sama kancing dan peniti. Pas ibuku nyusuin, bajunya kan mesti ada kancingnya, jadi aq mesti muntah trs gak mau nyusu lagi. Tapi kalo ibuku pake baju tanpa kancing, aq gak apa2. Nyusunya lancar2 aja. Sama kayak pas orangnya lagi make peniti dibajunya. Aq pasti muntah.
Jadi sedari kecil, klo aq bandel langsung diambilin kancing ato peniti. Ntar aq jerit2 sendiri trs gak bandel lagi.
Kadang klo nenekq lupa naruh peniti bekasnya di kamar mandi, aq gak bakalan masuk kesana sampe ada orang yang ngambil benda itu. Pokoknya aq jijik bgt, gak tau kenapa. Soalnya tiap lyt itu aq mst ngebayangin bau keringat yg gak enak yang nempel di dua benda itu, apalagi bau keringat campur besi karatannya, hiiii
Sampai sekarang aq belum pernah berusaha mengatasi phobiaku. Jadi aq agak kerepotan milih baju plus klo tiba2 ngeliat benda itu berserakan dimana2. Jadi bad mood dan males makan.

Titish said... Reply Comment

Nama: Titish A.K.
Twitter: @titish
Link share: https://twitter.com/titish/status/719457570511933440

"Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?"

Punya: PENITI!!! *hoek*

Dan ternyata banyak juga ya yang phobianya sama kayak aku *dadah2 ke partisipan lain yg juga punya phobia sama*

Dari kecil aku memang udah jijik bgt sama yang namanya peniti. Bentuknya itu nggak nguatin deh, menjijikkan sekali +_+ Kalau ketemu peniti ya dihindari aja, atau diumpetin. Pokoknya nggak mau liat~ Tumbuh dewasa tanpa banyak ngomong soal phobia ini, baru deh pas aku remaja ketahuan kalau Mama dan adekku juga ternyata phobia juga sama peniti. Jadi, kayaknya sedari kami kecil Mama udah menghindari peniti & tanpa sadar anak2nya ini mengobservasi & ikut terjijik2 kalau lihat peniti.

Berhubung aku pake jilbab, mau nggak mau aku berusaha mengatasi phobiaku ini. Karena kalau anti sama peniti, pakai jilbab bakalan merepotkan sekali. Pernah sewaktu pelajaran saat SMA, aku corat-coret di buku tulis ngegambar banyak sekali peniti. Ceritanya biar terbiasa gitu sama bentuknya. Terus, kalau pakai jilbab--sampai sekarang--aku cuma punya satu peniti dan nggak ganti-ganti. Aku bisa "menoleransi" satu peniti ini karena peniti ini "sudah aku kenal". Sama peniti lain mungkin bisa, tapi butuh waktu untuk beradaptasi.

Kondisi terakhir phobiaku ini: dari yang jijik peniti sama sekali jadi bisa menoleransi satu peniti aja yang sehari-hari kupakai. Peniti lain nggak mau lihat (selalu minta orang lain untuk ngumpetin, seringnya Papa karena satu dari sedikit orang rumah yang nggak terjijik-jijik sama peniti). Kasus khusus ada pada kombinasi peniti+kamar mandi. Ihhh, nggak mau banget ada peniti di kamar mandi. Bawaannya langsung mual.

Nah, kalau Mama udah lumayan sembuh, kayaknya gara-gara suka mengeksplorasi pakai bros yang bentuknya aneh2. Kalau adek masih parah. Malahan dia tambah phobia sama renda-renda juga :D

Terima kasih untuk giveawaynya...

#IndonesiaBebasLDR #IndonesiaBebasPeniti

Buna Kaka said... Reply Comment

Yeyen Nursyipa | @YeyenNursyipa
Link share : https://twitter.com/YeyenNursyipa/status/719535076569182208

Kamu punya phobia ga? Pernahkah kamu berusaha mengatasinya?

Aku anuptaphobia yaitu takut akan tidak mendapatkan pasangan alias takut jomblo.. :D

dan usaha yang sedang aku jalanin itu minta sama Pemilik Makhluk lewat doa, ikut kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak, sama mencoba buat jalin komunikasi sama kenalan baru via medsos. biar ga jomblo.. :D

Veny Prasetyowati said... Reply Comment

Nama : Veny
Twitter :yutakaNoYuki
Link share : https://twitter.com/yutakaNoYuki/status/719678556163350528

Aku gak tau ini phobia atau ketakutan biasa, cuma aku geli dan ogah banget ketemu sama binatang melata. apapun jenisnya, mulai dari yang gak bahaya macam cicak sampai yang danger banget seperti ular. Rasanya geli sendiri. Paling sering itu aku ketemu sama cicak dan binatang kaki seribu yang ukurannya kecil di tempat cuci piring. Wah, itu bisa begidik sambil jerit-jerit kecil sendiri (soalnya kalau teriak ntar dikira tetangga ada apaan lagi :D) Biasanya langsung minta adek, ibu atau siapapun buat nyingkirin itu binatang. Kalau nggak ada yang bisa dimintain tolong, ya mau gak mau ku usir sendiri, tapi ya itu sepanjang ngusir heboh sendiri, campuran mau nangis, teriak-teriak kecil sama ngomel, hehehe ....

Citra Apsara said... Reply Comment

Nama : Ni Putu Citra Apsara Devi
Akun twitter : @citrapsara
Link share : https://twitter.com/Citrapsara/status/719701695245123584
Jawaban :
Aku punya phobia terhadap ketinggian, ketika berada wilayah yang sangat tinggi, aku akan merasa aneh dan asing. Pernah suatu hari, saat liburan, aku ingin menantang diriku sendiri untuk menghadapi ketinggian. Aku dan teman-temanku pergi ke taman bermain dan mencoba salah satu wahana. Awalnya aku mmerasa diantara mencoba rileks dan gelisah. Saat naik wahana, ketika teman-temanku berteriak kencang, aku tidak bisa mengeluarkan suaraku. Hanya mengeluarkan suara pun aku merasa takut. Rasanya aku ingin turun saat itu juga. Tapi akhirnya aku mampu bertahan sampai selesai, namun tidak berniat untuk menaiki wahana yang lainnya.

Mukhammad Maimun Ridlo said... Reply Comment

nama : Mukhammad Maimun Ridlo
akun twitter : @MukhammadMaimun
link share : https://twitter.com/MukhammadMaimun/status/719771145751252992

Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?

Ada. Aku phobia ma ketinggian !!
Pernah ke pantai di daerah Cilacap. teman-teman pada berlari di dermaga aku hanya melihat saja di pantai. Soalnya dermaganya jalannya cuma sebesar tubuh. Eh, teman-teman pada lari-lari menyusirinya.
Pokoknya aku kalau di mal missalnya lagi di lantai atas, terus liatin ke bawah pasti langsung merem dan tubuhnya langsung keringetan dan kaki lemes.
Pernah berkali-kali mencoba cara buat ngatasin tapi belum berhasil sampai sekarang

Anggit said... Reply Comment

Nama : Anggita Arief Febriandia
Akun Twitter : @febriandia
Link Share : https://twitter.com/febriandia/status/719841701326561280


Aku sedikit memiliki phobia keramaian. Kadang-kadang, aku suka cemas kalau ada di tempat yang sangat ramai. Gelisah dan khawatir, itu selalu ada. Caraku untuk mengatasinya yaitu, kalau aku mulai cemas nggak keruan, maka aku akan mengatakan "be brave" pada diriku sendiri. Kukatakan itu terus-menerus dalam hati. Caraku yang lain, yaitu tidak banyak berbicara ketika sedang dalam keramaian, kecuali bila ada orang yang mengajak berbicara. Cukup diam dan menenangkan diri, karena dengan begitu rasa khawatir dan cemas yang ada bisa menghilang sedikit demi sedikit.

Mentari said... Reply Comment

Nama : Mentari Izzati
Akun Twitter : @mentariizzati_
Link Share : https://twitter.com/mentariizzati_/status/719853072470515712

Jawaban :
Ya saya punya phobia. Yaitu phobia dengan foto yang sering di instagram muncul yaitu tangan bolong-bolong. entah mengapa saya jijik banget ketika melihat gambar tersebut. Rasanya kalau melihat gambar tersebut kepala saya langsung pusing. Dan saya berusaha untuk mengatasinya yaitu tidak membuka photo di pencarian, dan menghindari tagger dari teman. Karena teman-teman saya suka jail. terkadang mereka tagger aku di foto yang begituan. itu membuat saya takut jika membuka tagger tersebut. Takutnya kalau pas dibuka ternyata gambar tangan bolong-bolong. Dan aku juga tidak tahu apa tujuan mereka yang suka upload begituan. Apa untuk nakut-nakutin atau gimana. Kan tidak seharusnya mereka upload foto yang begituan. Lebih baik upload foto yang bermanfaat.

^^

Unknown said... Reply Comment

Nama : Heni Susanti
Akun Twitter : @hensus91
Link Share : https://twitter.com/hensus91/status/720051908388388865

“Kamu punya phobia gak?”
Aku selalu ngeri sama hewan melata dan salah satu temanku bilang namanya herpetophobia. Tidak terlalu buruk tapi setiap kali melihat hewan melata, baik langsung, gambar maupun di TV, aku akan merasakan merinding yang amat sangat, tubuh jadi panas dingin dan lemas sekali.

“Pernahkah kamu berusaha mengatasinya?”
Sejak SMA aku mulai membiasakan diri untuk tidak menutup mata saat melihat hewan melata itu. Mensugesti diri sendiri kalau hewan-hewan itu tidak berbahaya dan tidak akan menggangguku. Alhamdulillah sekarang 90% berhasil. Kenapa 90%? Karena kalau melihat ular dan kelabang aku masih merasakan rasa dingin dan lemasnya. Dua hewan melata itu memang yang paling mengerikan bagiku. Hiiiii....bahkan sekarang aku merinding dan bergidik hanya dengan membayangkan mereka. ;(

Demikian. 

Erin Herlina said... Reply Comment

Erin | @RiienJ | https://twitter.com/RiienJ/status/720116569133740032

fobia?
Jujur ka, sejak tahun 2014 aku mendadak takut berada diketinggian, takut dibawa ngebut pas naik motor (walaupun 60km/jam) itu rasanya jantung mau copot. Awalnya aku kira kena penyakit jantung kos sebelumnya aku aktif di olahraga ekstrim yang berkaitan dengan ketinggian. Ternyata itu hanya fobia, penyebab pastinya belum diketahui.
Cara ngehindarinya? Gak pernah berani lihat kebawah dari lantai dua, kalo naik motor harus 40km/jam gak boleh ngebut dan nyelip2. Aku pernah nyoba ngilangin fobiaku ini dengan berbuat sebaliknya, tapi gak berhasil dan tambah parah. daripada nantinya aku kena serangan jantung beneran, mendingan ngehindar,ka.

Unknown said... Reply Comment

Nama: Aya Murning
Twitter: @murniaya
Link share: https://twitter.com/murniaya/status/720223143126675456

Waktu kecil aku phobia sama laki-laki yang punya godek alias brewok yang tebal dan penuh. :D

Dulu ada seorang bapak sudah beranak 3, tentangga sebelah rumah (sekarang sudah almarhum) yang sering godain aku buat main sama aku. Biasalah bapak-bapak kan suka main-main gitu sama anak kecil yang lucu nan imut kayak aku #uhuk. Sebenarnya aku sendiri nggak ingat persis bagaimana aku dulu takut sama beliau. Masih kecil banget, di bawah 4 tahun, sebelum aku masuk TK. Aku bahkan sudah agak lupa wajahnya bagaimana. Tapi keluargaku dan istrinya si almarhum itu sering cerita bahwa aku dulu penakut banget kalau ada si bapak itu.

Trik beliau buat main sama aku ya harus pakai sogokan dulu. Ngasih aku cokelat sebatang baru aku mau digendong dan dicium sama beliau. Itu pun cuma mau sebentar, nggak mau lama-lama. Habis itu langsung kabur. Hahaha

Yang orang lain heranin dari aku adalah... bapakku sendiri dulu punya godek juga. Lebat banget. Tapi aku justru takut sama si tetangga yang godeknya sama-sama lebat. Harusnya kan aku bisa terbiasa, entah kenapa kalau sama beliau malah takut. Padahal beliau orangnya baik, nggak pernah macem-macemin aku. Tapi ya namanya juga anak kecil ya, suka aneh dan picky banget.

Hingga akhirnya beliau meninggal pun (I was 5 at that time) aku tetep takut buat main-main sama beliau. But actually he was a very nice person. Just like his wife and his children. :)

Berusaha mengatasi phobia? Not really. Karena justru phobia itu lambat laun hilang sendiri seiring kakakku yang makin dewasa dan ikut-ikutan punya godek lebat juga. Dulu aja takut sama cowok-cowok brewokan, sekarang malah doyan sama cowok-cowok berbulu. Kinda tickling gitu kan. Mhehehehe :p

mude mudrikah said... Reply Comment

Nama: siti mudrikah
Twitter: @mudrikahsiti
Link share:https://twitter.com/mudrikahsiti/status/720249395086635008

Bicara tentang phobia, pengalaman saya ini cukup unik. Entah orang lain pernah mengalami nya juga atau tidak, mungkin bisa jadi ini suatu trauma yang dibuat sendiri tanpa sengaja.
Dr kecil saya tidak punya phobia pada apapun sampai tahun 2012, saat saya mengunjungi dunia fantasi jakarta. Ini bukan kali pertama saya kesini ini adalah kali ketiga saya mengunjungi taman bermain terbesar di indonesia, saya termasuk orang yg nekat dan pemberani, hampir semua wahana menantang saya coba termasuk halilintar, kora-kora, juga tornado.
Krna sebelumnya saya baik2 saja setelah mencoba wahana2 ini maka say a pun mencoba kembali dgn teman2 yg lain. Ternyata ada wahana baru yg blm pernah saya coba yaitu wahana hysteria, diluar dugaan wahana ini tidak banyak bergerak hanya naik dan turun saja tapi saat diturunkan berasa banget jantung saya masih tertinggal diatas.
Dan semenjak itu saya sangat menghindari ketinggian dimanapun itu, sampai skrg saya masih tidak bisa memandang kebawah saat berada diarea yg tinggi, tiba2 saja kepala saya langsung pusing dan jantung saya berdebar lebih kencang.
Jika ditanya apakah pernah mencoba untuk mengatasi phobia, saya pernah. Saat itu acara gathering dr kantor teman2 saya ramai mengantri di area permainan flyingfox, saya lihat tidak terlalu tinggi saya pun ikut mengantri dgn yg lain, antrian nya tidak nanggung satu jam lebih saya ikut mengantri, dan saat peralatan sdh trpasang rapih helm pun sdh dipakai nauklah saya pada penyangga untuk meluncur dan saat melihat kebawah saya merasa lemas seluruh badan dan berasa lebay akan meninggal saat itu karena jantung copot, meskipun sedikit malu saya langsung bilang pd petugas bahwa saya batal meluncur, dan langsung turun sambil minta rling di cpot semua peralatan yg sdh saya pakai.
Orang2 yg mengantri terheran2 pas liat saya dianter turun, malu sih tapi saya gk peduli, krna saat itu saya lebih sayang dgn nyawa sendiri drpd sok berani tetap meluncur.
Mungkin sampai saat ini phobia atau ketakutan saya akan ketinggian masih blm bisa diatasi,tp saya pastikan saya berhasil naik pesawat jkt-manado dgn selamat. Meskipun saat itu saya sangat ragu apa bisa saya berada diatas awan selama 4jam, tp ini suatu perkembangan yg signifikansi kan untuk saya, saya sangat bersyukur saat tiba kembali di jkt dgn selamat.
Ini cerita ttg phobia saya.
Salam kenal yah

Freya said... Reply Comment

Nama: Daisy S
Akun Twitter: @Daisy_skys
Link share :
https://twitter.com/Daisy_skys/status/720249570169491456

Kamu punya phobia gak? Pernahkan kamu berusaha mengatasinya?

Aku nggak yakin ini bisa disebut phobia tapi setelah searching sana sini ini memang phobia .Aku takut menjadi dewasa .

Nggak tau kenapa saat memikirkan suatu hari nanti aku juga akan menjadi orang dewasa aku merasa takut ,cemas ,gelisah ,dan kehilangan kepercayaan diri . Apa aku bisa dan sanggup ?

Kalau boleh aku ingin menjadi Peter Pan yang tidak bisa tumbuh dewasa dan selamanya hidup di dunia anak-anak yang penuh petualangan. Menjadi tua dan dewasa itu terasa rumit dan menyebalkan . Dan yang paling membuatku sedih dengan semua hal tentang menjadi orang dewasa adalah orang tuaku juga akan menua . Menjadi orang dewasa tidak semenyenangkan menjadi anak - anak .ketika aku masih kecil aku akan bebas bermain tidak pernah memikirkan hal - hal berat yang harus diselesaikan orang dewasa .

Aku selalu ingin menjadi anak gadis ibu yang akan dikepang rambutnya , aku selalu ingin bersama ayah ,pria yang tidak pernah meninggalkanku dan mencintaiku mati - matian .Karena aku takut menjadi dewasa dan harus melawan dunia sendirian.

Tapi semua orang mau tidak mau akan tumbuh dan menjadi orang dewasa .Aku bisa apa dengan hukum mutlak itu ? Setiap kali aku menyadari ada bagian tubuhku yang tumbuh besar, akumerasa takut dan khawatir.Apa aku harus mengurangi makanan bernutrisi agar tubuhku tidak bertumbuh besar dan terus membungkuk untuk menyembunyikan tinggi badanku ? Aku nggak bisa.

Aku tetap tumbuh dan lihat! aku sudah jadi gadis remaja dan mengalami pubertas .Aku tidak akan bisa menghentikan pertumbuhan itu .Jadi menyerah dan menerima kenyataan bahwa aku juga akan menjadi orang dewasa adalah hal yang tepat . Aku selalu menanamkan pada diriku bahwa menjadi orang dewasa bukanlah hal yang buruk ,semua orang harus mengalaminya tidak terkecuali aku .Tidak ada peterpan di dunia nyata .Dan aku harus mau karena tidak bisa menolak menjadi orang dewasa . Dan sekarang aku tidak takut lagi kok .Aku akan makan dan tumbuh lalu menjadi dewasa.

Unknown said... Reply Comment

Nama : Ratih Mulyati
Twitter : Jju_naa
Link : https://mobile.twitter.com/Jju_naa/status/720248638664880128?p=v

Punya, satu sudah sembuh yg satu masih berjaya :(
1) Takut untuk tidur.
Iya, ini sewaktu SD. Jadi, setiap tidur itu pasti mimpi yg aneh tapi sukses buat aku sesak, teriak, nangis, mual, muntah, bahkan pernah sampe kejang. Itu terjadi secara berulang setiap malamnya. Jadi dlm mimpi itu, aku melihat kain (warnanya tu kaya pink+putih) mengkilat, lama2 kain itu menggulung jadi bola yg besar di sertai bau yg menyengat. Saat proses perubahan bentuk itulah yg aku takuti, setiap kain itu gerak, aku itu brasa makin cemas, sesak, dst.
Tapi, kain itu ga pernah berhasil mencapai bentuk bulat, pasti pecah (suaranya itu bikin ngilu), dan Akhirnya aku pasti terbangun sambil triak/muntah. Trik biar bisa tidur, minum obat tidur. Tapi sering juga kecolongan :'(

2) Aku takut sama balon yg sampai mengkilat gitu *duh, malu-maluin :D
Gara2 ini, aku ga pernah dtg ke pesta ultah temen, milih muter jalan hanya untuk ngehindari penjual balon. Pokoknya parno duluan setiap liat balon. Sampe yg awalnya temen sering jahilin pakai balon, sampai insyaf sendiri setelah liat betapa menyedihkannya reaksi aku itu (orang gila kalah -_- )


Berusaha mengatasinya? pasti, karena ganggu banget.
1) Untuk kasus pertama.
Aku di terapi gitu sama tmn ayah, jadi dlm mimpi itu aku di suruh untuk berusaha merem setiap kain itu gerak. Gagal. Karena aku itu kaya di paksa harus liat itu sampai selesai, tapi dari diri aku sendiri kaya nolak gitu.
Yg terakhir, dlm mimpi itu, aku di paksa buat liat/tahan sampai kain itu menjadi bulat sempurna (lama loh kak, karena aku pasti nyerah dan terbangun dgn keringat dingin). Tapi, setelah berusaha akhirnya aku tahan sampai kain itu menjadi bulat sempurna (untuk sampe brani liat & berdamai dgn isinya itu, sekitar sebulanan). Dan ga pernah mimpi kaya gitu lagi. Tidur nyenyak.

2) Kasus kedua.
Jujur sampai sekrang masih. Segala usaha pasti gagal begitu liat balon. Berdo'a bisa hilang juga nantinya.

Rini Cipta Rahayu said... Reply Comment

Rini Cipta Rahayu
@rinicipta
https://twitter.com/RiniCipta/status/720270491739533315

Nggak tau deh ini dinamakan phobia atau bukan, tapi aku punya pengalaman buruk dengan pesta perayaan ulang tahun. Bahkan sampai sekarangpun tiap ulang tahun penginnya nggak dirayakan aja. Kalaupun dirayakan juga nggak sampai ngadain acara khusus dengan ngundang teman-teman segala. Pengalaman buruk ini selalu teringat. Ketika aku berulang tahun yang ke-7, orang tuaku membuatkan acara perayaan ulang tahun. Teman-teman sekolah dan tetangga dekat rumah aku undang ke rumah. Hari itu berkesan banget, aku ngerasa bahagia. Tapi beberapa hari setelah itu, terjadi hal yang menyedihkan. Mama menyembunyikan hal yang dia alami di hari ulang tahunku, dan baru mengatakannya padaku ketika kami pergi ke dokter kandungan. Mama saat itu sedang mengandung calon adikku, ketika hari ulang tahun itu mama mengambilkan konsumsi untuk pesta perayaan ulang tahunku. Pas ambil konsumsi itu, mama terjatuh dan sepeda motor yang dikendarai menimpa tubuhnya. Mama memang tidak terluka, tapi sejak saat itu mama mengalami perdarahan hingga beberapa hari kemudian calon adikku yang baru berusia sekitar 2 bulan itu tidak bisa diselamatkan.
Aku sedih banget setelah tau hal itu, apalagi kehadiran calon adikku itu sangat dinantikan. Meskipun hal itu terjadi karena kecelakaan, tapi aku sering berandai-andai jika pesta itu tidak pernah dilaksanakan mama pasti tidak mengalami hal itu. Tapi aku bersyukur, tak lama setelah itu mama bisa hamil lagi dan kandungannya terjaga hingga masa persalinan.

Unknown said... Reply Comment

@adin dilla: Hai Adin, kalau aku bahas penyakitnya dengan LDR nanti spoiler :D
Iya, ada sempat cinta segitiga.

Blog contents © Book world 2010. Blogger Theme by Nymphont.